Dalam beberapa hal, gue merasa orang yang mempunyai kemauan yang kurang kuat. Kalo gue teguh kukuh berlapis baja, mungkin pencapaian gue akan jauh dari yang gue dapat sekarang. Otak gue masih terlalu sering malas dan mencari aman. Kurang pandai membedakan antara berani dengan nekat, gigih dengan maksa, dan kapan mesti membabi buta, kapan mesti merasa cukup. Sementara gue selama ini merasa baik-baik saja dengan keadaan ini, gue merasa bahwa ini harus diubah karena sekarang gue harus menjadi panutan buat Alif. Hmmm... mungkin gue mesti memulai dari mencari pekerjaan baru, yang usahanya sudah 50% dari setahun yang lalu, huhuhuhuhuh....
Apakah bangsa kita memang bangsa pemalas? Kok, gue yang malas malah ngajak2 orang se-Indonesia ya? heheheheh... tapi kadang2 gue suka ngerasa gitu kok. Di satu sisi sebal ngeliatnya, tapi di sisi lain suka jadi bahan pembenaran buat kemalasan gue sendiri :P Tapi gue yakin kok bahwa orang luar negeri ('sah!) juga banyak yang pemalas. Cuman aja yang rajin lebih banyak lagi :P
Kenapa tiba2 gue kepikiran beginian? Gara-garanya gue agak terharu setelah melihat kisah Kyle MacDonald, seorang pemuda Kanada yang bercita-cita untuk punya rumah, atau pulau, atau rumah di atas pulau. Siapa yang gak mau juga? Cuman uniknya, dia pengen punya rumah dengan bermodal....sebuah paperclip warna merah yang waktu dia mikir itu lagi nongkrong di mejanya! Dia pengen supaya paperclip merah itu bisa ditukar dengan rumah. Edan! Tapi setahun kemudian dia punya rumah di Saskatchewan, Kanada, hasil dari barteran dengan paperclip merahnya itu. Tentu saja gak langsung. Dia udah melewati belasan pertukaran yang dia dokumentasikan secara menghibur di blognya. Kira-kira perjalanan paperklip merahnya sejak 12 Juli 2005 itu begini:
- 14 Juli, 2005, dia menukar paperklipnya dengan pena berbentuk ikan
- Di hari yang sama pena ikan itu ditukarnya dengan gagang pintu buatan tangan
- 25 Jul 2005, gagang pintu itu ditukar dengan kompor kemping Coleman (sama bensinnya)
- 24 September 2005, kompor kemping itu ditukar dengan sebuah generator tua merk Honda
- 16 November 2005, generator itu ditukar dengan sebuah paket "instant party": sebuah galon bir kosong, voucher buat pengisian galon bir itu secara gratis, dan sebuah lampu neon logo Budweiser.
- 8 December 2005, si "instant party" ditukar dengan sebuah snowmobile merk Ski-Doo.
- Seminggu kemudian, snowmobile-nya ditukar dengan paket perjalanan buat dua-orang ke Yahk, British Columbia
- 7 January 2006, paket itu ditukar dengan mobil boks merk Ford.
- 22 February 2006, si mobil boks ditukar dengan sebuah kontrak rekaman
- 11 April, 2006, kontrak rekamannya ditukar dengan sewa rumah selama setahun di Phoenix, Arizona
- 26 April 2006, kontrak rumah itu ditukar dengan kesempatan semalam bersama Alice Cooper
- 26 Mei 2006, nongkrong sama Alice Cooper ditukarnya dengan sebuah snowglobe motorized merchandise band KISS
- 2 Jun 2006, snow globe Kiss itu dia tukarnya dengan Corbin Bernsen, seorang bintang televisi, untuk sebuah peran dalam film Donna on Demand
- 5 Juli 2006, peran dalam film itu ditukarnya dengan rumah dua tingkat di Saskatchewan, Kanada. Termasuk juga 'key to the city', jadi walikota sehari kota Kipling, dan fasilitas lainnya.
kalo gue pikir2.. si MacDonald juga ada hoki-nya siiih...
BalasHapuskalo gue. mgk termasuk orang2 yang kurang hoki, :-)
hahahahahah! Itu alasan favorit kedua gue, setelah 'bangsa Indonesia adalah bangsa pemalas'
BalasHapussaya pemalas tapi sedang berusaha keras utk tidak menjadi pemalas...jadi setidaknya...gw berusaha :D
BalasHapusGue nggak salah waktu ngojog-ngojog elu nulis blog ... tulisan elu memang inspiring, you are in the same league as Ogie
BalasHapusYa ndak mungkin laaaaahhhhh... Aa Ogie gitu lho dilawan... Dia kan heibaaat. Apalah gue dibandingkan kalian semua (ya! itu termasuk elu!) ^_^
BalasHapusI wrote nothing but rubbish... :P
BalasHapus