Senin, 28 Desember 2009

James May's Toy Stories

Rating:★★★★
Category:Other
Biasanya, gue membuat review sebuah serial tivi hanya jika minimal gue sudah selesai menonton satu season. Tapi kali ini, sepertinya gue membuat pengecualian karena gue gak sabar mau berbagi tentang acara yang baru gue tonton satu episode ini :P

James May adalah seorang jurnalis Inggris yang lebih dikenal orang karena membawakan acara otomotif Top Gear bersama Jeremy Clarkson dan Richard Hammond. Tapi di luar itu, kecintaannya pada teknologi membawanya menjadi presenter acara James May's 20th Century dan James May's Big Ideas. James May's Toy Stories adalah acara yang membahas mengenai mainan, lebih khusus lagi mainan yang ia kenal semasa ia kecil.

Di sini ia menyadari bahwa ada semacam gap antara generasinya dengan generasi sekarang, yang lebih menyukai video games dan besar dengan bermain permainan komputer. James May percaya bahwa ada banyak hal yang mendidik yang ia dapatkan dari memainkan permainan jaman dahulu, dan ia ingin anak-anak masa kini juga merasakan hal yang sama. Misinya dalam acara ini adalah mengenalkan masing-masing mainan, yang mulai ditinggalkan karena biasanya dianggap ketinggalan jaman, kepada generasi muda, membuat mereka menyukainya, dan sukur-sukur, meneruskan tradisi yang sudah lama hilang tersebut.

Episode pertama membahas tentang model kit Airfix. Airfix adalah merk model kit yang sejak tahun 1939 sudah membuat model kit pesawat tempur dengan bahan plastik. Sampai saat ini, Airfix sudah membuat berbagai macam model kit dari kapal laut, traktor, mobil, dan peralatan perang lainnya. Toko-toko di Inggris sendiri masih banyak yang menjual mainan ini. Tapi sayangnya pembelinya kebanyakan hanya orang-orang dewasa yang memang besar dengan membangun model kit.

Jadi, yang dilakukan May adalah mendatangi sebuah sekolah dan memperkenalkan mainan ini. Ia membagi-bagikan sebuah model kit sederhana dan meminta para murid membangunnya. Dari situ dia mendapati bahwa banyak murid menganggap membangun model kit itu sulit dan lebih cocok buat orang-orang tua karena membutuhkan kesabaran. Sadar bahwa tugasnya tidak mudah, May merencanakan kegiatan yang ia harapkan akan menarik minat mereka, yaitu membangun model kit favoritnya, sebuah pesawat Spitfire.

Sebelumnya Ia meminta para murid membangun model kit tank sederhana, lalu membawa mereka melihat benda yang sebenarnya di sebuah tempat latihan perang milik tentara Inggris. Mereka dipersilahkan menaiki tank tersebut, lalu membawa model kit yang sudah mereka bangun masing-masing untuk membuat film pendek tentang peperangan menggunakan kamera digital biasa dan teknik stop motion.

Setelah itu May membawa mereka ke sebuah pabrik mobil yang dulunya adalah pabrik pesawat terbang terbesar se Inggris. Sambil melihat proses perakitan mobil, para murid diminta membuat beberapa pesawat tapi menggunakan proses ban berjalan, jadi satu murid mengerjakan satu tugas spesifik, sehingga mereka terbiasa bekerja dalam tim. Tugas itu ternyata membuat para murid menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan pesawat model kit ini.

Lalu tugas terakhir mereka, May membawa para murid ke sebuah hangar dimana ia sudah menyiapkan model kit pesawat Spitfire dalam bentuk terurai dan masih terhubung pada runners-nya, tapi kali ini dalam skala 1:1 alias sesuai ukuran sesungguhnya. Para murid bekerja bersama-sama membangun pesawat yang terbuat dari fiberglass tersebut, hingga mendesain catnya sendiri. Saat selesai, pesawat tersebut dipertunjukkan kepada para veteran perang yang berpengalaman menerbangkan Spitfire yang sesungguhnya, hingga akhirnya pesawat bikinan anak-anak tersebut dipertunjukkan di museum Angkatan Udara Inggris. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi anak-anak yang sebelumnya tidak pernah tertarik membangun model kitnya sendiri. Kini, mereka mengakui mungkin akan mencoba membangun model kit di masa depan. James May berhasil.

Acara ini begitu menarik buat gue di banyak sisi. Bagaimana May membuat generasi sekarang menyukai hal-hal yang terkesan kuno saja sudah sesuatu yang sulit. Tapi ia juga membuat hal ini lebih sulit dengan tetap memasukkan unsur edukasi bagi anak-anak itu. Anak-anak itu tidak hanya suka, mereka benar-benar belajar sesuatu dari mainan-mainan tersebut. Meskipun James May bukan seorang yang 'cool' bahkan cenderung tua, ia tak terlihat canggung berusaha berbaur dengan pikiran generasi sekarang.

Di acara yang berlangsung selama enam episod ini, James May dan para subyeknya berhasil membuat taman bunga lengkap yang semua tanamannya terbuat dari plasticine (sejenis malam/play doh), trek slot car sepanjang 3 mil, rumah lego dua lantai berukuran rumah aseli, sampai trek kereta api model sepanjang 16 kilometer.

Satu-satunya kekurangan acara ini adalah James May bukan bencong, dan tidak adanya segmen penyanyi berwajah trendi yang bernyanyi lagu cinta secara lipsync. Jadi kemungkinan acara ini diputar di Indonesia sangat tipis. Untungnya hampir semua (apa semua) episodnya tersedia di Youtube. Mengingat BBC sering membredel video-video youtube yang menampilkan acara-acaranya tidak lewat channel resminya, jadi sebaiknya buat yang tertarik silakan ditonton (atau diunduh) sekarang :D Highly recommended...


Minggu, 22 November 2009

2012

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
2012 mungkin salah satu film yang bisa dibilang paling berhasil membangun hype gara-gara trailernya. Adegan kehancuran dunia yang kolosal sukses membikin orang-orang mengantre gila-gilaan dengan harapan mendapat tontonan paling dahsyat tahun ini. Dan seperti sudah diketahui, banyak yang keluar karena kecewa...

Kemarin, setelah akhirnya berhasil nonton di bioskop andalan yang gak bakal ngantri seberapapun hype filmya itu, gue keluar dengan perasaan puas dan gak ngerti kenapa orang-orang kecewa. Seperti gue bilang di atas, film ini bikin penasaran karena trailernya yang dahsyat, dan seinget gue hampir semua (apa semua ya?) orang yang gue kenal tertarik nonton film ini setelah melihat trailer itu untuk melihat special effectnya yang dahsyat.

Dan bukan ceritanya.

Apalagi kalau melihat track record si sutradara, Roland Emmerich yang memang hobi membuat film hancur-hancuran (I heart Roland Emmerich :D) dan film-film itu sebagian besar lemah dari segi cerita. Kenapa film dengan special effect dahsyat biasanya ceritanya gak oke, gue juga gak bisa jawab. Tapi mungkin itu ada hubungannya dengan screen time. Dalam kasus 2012 ini, screen time terbanyak bukan pada John Cusack atau Woody Harrelson, tapi pada adegan kehancuran dunia. Cerita diadakan supaya adegan-adegan itu ada alurnya. Seakan jadi syarat saja. Jadi bahwasanya plotnya basi dan mudah ditebak, bahkan maksa buat hepi ending, pemain-pemainnya pun bermain biasa saja, bahkan logikanya juga ngawur, semestinya sudah bisa diharapkan, sebagaimana kita mengharapkan kualitas special effect film ini.

Cerita di film ini begitu tipis, sehingga siapapun yang menyalahartikannya, sampe menganggapnya sebagai perusak iman dan akidah, pasti sedang menghina kecerdasan penonton film Indonesia...

Eniwei, pemeran-pemeran yang bermain dalam film ini tampaknya dipilih dengan cukup pas dengan karakter stereotipikal yang mereka mainkan. John Cusack sebagai seorang ayah yang bingung dan bermasalah dengan perkawinannya yang di saat-saat terakhir mesti menjadi pahlawan buat kedua anaknya pun terasa pas. Begitu pula Woody Harrelson sebagai seorang gila yang mengetahui rencana pemerintah dalam menghadapi kiamat. Pas banget. Yang rasanya kurang pas mungkin Presiden Amerika yang dimainkan oleh sersan Murtaugh. Bisa-bisanya seorang presiden Amerika menolak dievakuasi dan memilih mati bersama rakyatnya, dan mengabaikan kesempatan menjadi pemimpin di dunia baru? Kalau ingat Independence Day waktu Bill Pullman berpidato memimpin perang udara terbesar di sejarah umat manusia lalu naik pesawat jet dan menembaki para alien, betapapun norak kedengarannya, itu baru Amerika :D

Cerita di film ini emang gak bagus, tapi di beberapa hal gue memang berharap mereka agak lebih memperhatikan detil. Mungkin memang kru film ini terlalu fokus pada adegan-adegan kolosal sehingga hal-hal yang kecil sering kelewatan. Seperti saat seorang ilmuwan India berpamitan pada kawannya ilmuwan Amerika saat ia dan keluarganya sudah akan diterjang ombak tsunami setinggi 1500 m. Melalui telepon. Tepat beberapa menit sesudah dialog, "We've lost all ground communications". Operator henpon India mungkin hebat, tapi sepertinya gak bakal sehebat itu. Padahal kalau henponnya diganti dengan telepon satelit, misalnya, mungkin lebih bisa dipercaya. Atau bahwa cerita tahun 2012 Presiden Amerika masih pake henpon Sony Ericsson M600i yang terkenal sinyal penerimaannya lemah. Memang sepele, tapi film macam ini akan banyak ditonton para geek, yang pasti akan memperhatikan hal-hal semacam itu.

Dan setelah menonton film ini, gue teringat akan salah satu film terbesar taun ini, Transformers 2. Gue jadi berpikir apakah gue mesti meminta maaf karena banyak mencela film itu karena 2012 adalah bukti bahwa gue bisa menikmati film dengan cerita yang kacau sekalipun. Tapi pikiran itu langsung gue tepis jauh-jauh karena gue rasa logika cerita, dan kamera berputar-putar Transformers 2 lebih tidak bisa dimaafkan. Dan gue gak tertarik nonton lagi Transformers 2 meskipun diputar ulang di Keong Mas.

Tapi kalo 2012 di teater IMAX? hm...sungguh tawaran yang menggiurkan :D

Film ini gue nobatkan sebagai film taun 2009 dengan spesial efek terdahsyat, adegan mobil meloncat terbanyak (limosin loncat, karavan loncat, sampe Bentley loncat), juga penampakan henpon Sony Ericsson M600i/W950i terbanyak, jika akhir dunia datang, henpon inilah yang harus lu pegang :D


the story of a monster..

Tahun berapa ya itu, gue lupa. Kalo gak salah si Alif baru berumur sekitar 1 tahun kurang lebih. Seperti biasa di suatu sabtu malam gue dan Dewi mencuri waktu buat pacaran dan menonton film midnight. Dapatlah nonton yang jam sembilanan, dan selesai kurang lebih jam 11. Setelah berenang di lautan ABG tentu saja. PIM gitu loooh...

Sepulangnya, gue melewati jalan Haji Nawi. Dan sebelum keluar ke jalan Fatmawati kita tertahan oleh lampu merah. Pandangan mata gue tertambat pada sosok seorang bapak-bapak tua yang berjualan berbagai jenis boneka.

Rasanya bapak itu usianya gak terlalu jauh dari Almarhum kakek gue pada saat beliau meninggal, dan di situlah dia berada. Di sebuah perempatan, menjual boneka. Jam setengah dua belas malam.

Seperti sudah gue duga, dagangan bapak itu tidak ada yang berminat. Pada jam segitu tentu saja tak ada anak kecil yang sedang naik mobil bersama orang tua mereka. Dan gue rasa bapak itu tahu. Bahwa dia memutuskan tetap berjualan semalam itu, rasanya memang karena kebutuhannya yang mendesak.

Meskipun begitu, gue tak melihat si bapak memaksa. Ia tak berlama-lama menempel di jendela samping kendaraan, dan segera berlalu setelah mendapat lambaian tangan. Dan setiap saat, gue selalu melihat senyum tersungging di bibirnya, seakan sebagai penjual yang baik, selalu berusaha memberikan servis sekecil apapun bentuknya.

Dan gue pun terharu. Dewi pun buru-buru mengambil uang, takut keburu lampu hijaunya menyala. "Mau dikasih berapa?" tanya Dewi. "Jangan dikasih, kita beli aja dagangannya. Hargai dia yang masih mau bekerja. Gak usah minta kembalian tapinya." kata gue. Kita pun memanggil si bapak. Ia tampak senang ada yang mau membeli dagangannya. Kita pun memilih boneka monyet yang tampaknya dibuat dengan tangan, seperti halnya semua boneka dagangannya dan menukarnya dengan selembar uang. Setelah itu lampu hijaunya menyala dan kita pun berangkat diiringi rasa terima kasih dari si bapak. Raut muka bersyukurnya kadang masih terbayang-bayang di kepala gue hingga sekarang, membuat gue sedih setiap kali mengingatnya. Apa kabarnya si bapak sekarang ya?

Boneka monyet yang menyeramkan itu akhirnya bertengger selama setahun lebih di mobil itu, buat mengingatkan pada gue dan Dewi betapa beruntungnya kita, masih bisa mengurusi orang tua kita sehingga tak perlu bekerja sekeras si bapak. Aidan sendiri awalnya takut dengan si boneka, karena dia memang takut pada semua yang berbulu. Kemarin, plastik murah yang membentuk kepalanya sudah hancur karena getas, membuat bentuknya yang memang berantakan akibat QC yang kurang sempurna makin menyeramkan. Sebelum dibuang Dewi, gue pengen mengabadikannya...

Senin, 05 Oktober 2009

Leverage (TV Series) - Season 1

Rating:★★★
Category:Other
Kalau Fringe mengembalikan kecintaan gue akan film seri science fiction sepeninggalan The X-Files, maka film Leverage ini kurang lebih mengembalikan kecintaan gue akan film seri spionase tim macam Mission: Impossible. Namun kali ini, sang jagoan bukanlah sekawanan agen rahasia yang berusaha menumbangkan ancaman bagi negara, melainkan sekawanan pencuri yang bangga akan statusnya, karena mereka mencuri buat orang-orang yang tertindas dan dicurangi.

Seorang investigator handal yang bekerja untuk perusahaan asuransi besar, Nathan Ford (Timothy Hutton) telah berhasil mengembalikan benda-benda yang hilang/dicuri, membuat perusahaannya tidak perlu membayar klaim hingga puluhan juta dolar. Namun karirnya berakhir begitu anak satu-satunya Sam menderita kanker fatal yang kemudian berujung kematiannya, karena IYS tempat Nate bekerja menolak membiayai pengobatannya dengan alasan metodenya masih 'eksperimental'. Nate yang patah hati dan kecewa lalu terpuruk dalam alkohol, dan bercerai dari istrinya, Maggie, seorang ahli benda-benda seni yang selama ini membantu Nate memecahkan kasus-kasusnya.

Sedang asyik bermabuk-mabukan, Nate dihubungi seorang pemilik perusahaan penerbangan yang ingin menggunakan jasa Nate. Victor Dubenich, sang klien, ingin Nate mengambil kembali desain pesawat terbang terbaru miliknya yang dicuri oleh perusahaan kompetitor, Untuk itu, Dubenich sudah mengontak beberapa orang yang dianggap mampu membantu Nate menjalankan misinya tersebut. Mereka adalah Eliot Spencer (Christian Kane), seorang retrieval expert, mantan tentara bayaran yang juga ahli dalam bela diri dan senjata, meskipun sangat membenci senjata api. Lalu ada Alec Hardison (Aldis Hodge), seorang ahli komputer/internet yang konon mampu meng-hack segala bentuk elektronik dan hampir tidak pernah tertangkap. Selain itu ada Parker (Beth Riesgraf), seorang ahli penyusup, seorang maling profesional yang jago mencopet sampai membobol lemari besi. Tim ini kemudian dilengkapi oleh Sophie Deveraux (Gina Bellman), teman lama Nate, seorang ahli peran dan pencuri benda-benda seni yang piawai.

Sebenarnya ,masing-masing anggota tim lebih terbiasa bekerja sendiri, dan hanya menyetujui misi ini karena tertarik bayarannya. Selain itu, meskipun mereka tidak saling mempercayai satu sama lain, mereka setuju bekerja di bawah arahan Nate yang mereka anggap sebagai satu-satunya orang yang jujur. Misi yang mereka jalankan sukses dan mereka mengeruk untung besar, meski dibumbui penghianatan di sana-sini, namun terbukti bahwa mereka mampu bekerja sama dan memiliki chemistry yang bagus. Mereka akhirnya setuju untuk bekerja sama kembali di bawah pimpinan Nate.

Dengan hasil keuntungannya, Nate membagi sebagian besar untuk amal, dan sisanya ia pakai untuk membuat perusahaan Leverage Consulting & Associates, sebuah perusahaan privat yang bekerja untuk menolong orang-orang yang dirugikan perusahaan besar. Leverage tidak meminta bayaran, tapi dengan cara mereka sendiri, mengembalikan apa yang diminta klien mereka sambil mencuri sendiri keuntungan bagi mereka. Bagi Nate dan kawan-kawan, perusahaan-perusahaan culas itu patut menerimanya.

Dalam aksinya, Nate dan kawan-kawan menggunakan peralatan canggih yang kebanyakan didesain oleh Hardison. Hardison juga menjadi comic relief di tim ini karena celetukannya yang kocak. Parker, yang selalu kebagian tugas menyusup, punya keahlian seperti Batman, bisa menghilang dan muncul di suatu tempat tanpa disadari orang-orang. Ia juga diduga punya masa kecil yang suram, membuatnya jadi yang paling tidak punya people skill dan sulit dekat dengan orang lain. Eliot yang selalu kebagian tugas menghajar orang adalah yang paling tanpa basa-basi. Meskipun mampu menghajar lima orang sekaligus, ia juga dikenal berhati lembut dan pandai memasak. Sophie yang selalu kebagian memerankan bermacam tokoh, adalah aktris gagal yang sangat buruk penampilannya di depan kamera, namun bisa begitu meyakinkan jika sedang menipu orang. Ia tampak menyimpan ketertarikan terhadap Nate yang masih suka menutup diri sejak tragedi yang menimpa anaknya. Perpaduan karakter-karakter unik ini kemudian mempererat hubungan mereka satu sama lain sehingga mereka yang tadinya penyendiri menganggap tim Leverage ini seperti keluarga mereka. Keluarga para pencuri, tentu saja.

Gue suka serial ini karena semua tersaji secara pas. Adegan aksinya banyak (meskipun special effect-nya terlihat kasar), malah kadang-kadang cenderung lebay :P. Penonton pun diajak mengenali masa lalu masing-masing karakter yang unik. Kasus-kasus yang ditangani pun tidak terlalu cemen maupun njelimet, dan setiap aksi selalu ada twist karena Nate, sebagai 'the man with the plan' selalu siap dengan berbagai rencana. Karena otak Nate dan kehandalan timnya itulah berbagai kasus yang absurd bisa mereka selesaikan, dari mencuri dari bank yang sedang dirampok ^_^ sampai menjatuhkan perusahaan kontraktor keamanan yang punya pasukan tentara sendiri. Kalau ada kekurangannya, mungkin ada beberapa kebetulan-kebetulan yang terjadi pada plot point yang penting, tapi rasanya masih wajar untuk film semacam itu.

Yang menarik lagi, film seri ini dibuat dengan kesadaran bahwa mungkin tidak akan ada season kedua, jadi season pertama yang berlangsung 13 episode ini diberi akhir yang konklusif. Namun kabar gembiranya (buat gue sih paling enggak :D), season kedua ternyata dibuat dan para pemainnya sudah dikontrak hingga season ketiga.

Buat yang suka film-film spionase yang menghibur, keren, dan tidak terlalu rumit, serial Leverage ini gue rekomendasikan banget.

Jumat, 02 Oktober 2009

Belajar nyetir?

Ceritanya Dewi, isteriku itu udah lama gak nyetir, jadi dia merasa SIM-nya agak percuma. Dalam rangka melancarkan nyetir lagi, dia minta tolong suaminya yang sembalap ini untuk mengajarkannya.

Masalahnya gue bingung, mau dibawa ke mana ngajarin orang nyetir di Jakarta jaman sekarang?

Dulu jaman gue belajar nyetir gue muter-muter di Parkir Timur Senayan. Tapi sejak dipohonin kayanya tempatnya udah kurang asik lagi (dan emang masih boleh ya?). Instruktur di tempat kursus nyetir gue dulu juga sempat ngajak muter-muter di komplek Pondok Indah. Tapi kok rasanya sekarang udah terlalu ramai.

Apa teman-teman ada saran tempat yang bisa dijadikan jalur latihan mengemudi? Kalo bisa di daerah Jakarta Selatan/Pusat (Jakarta Pusat? yeah right..) Sukur-sukur lintasannya bervariasi (ada tanjakan dan turunan, gak mesti ada extreme off road juga sih, hihihihih... )

Konon cita-cita Dewi, nanti kalo dia dah lancar nyetirnya dia bisa nggantiin gue kalo gue terlalu cape nyetir.

Jadi gak ada alesan lagi gue males diajak kemana-mana, huhuhuhuhuhuhuh......

Rabu, 19 Agustus 2009

Karnaval tujuhbelasan....




Untuk pertama kalinya, si Alif ikut karnaval tujuhbelasan yang diadakan di RT setempat. Acaranya cuman gerak jalan keliling kampung dengan baju kostum, yang entah apa maksudnya :D. Dengan semangat dadakan, kitapun memilihkan kostum tentara buat si Alif karena kebetulan kostum itulah yang paling gampang dan ada di rumah. Acara berlangsung seru sekaligus kacau balau karena kebanyakan anak dan orangtua yang semau-maunya sendiri dan sulit diatur baris berbaris...

Rabu, 05 Agustus 2009

Jinnai Tomonori

Beberapa hari yang lalu, gue menemukan video ini di youtube, dilink oleh salah seorang contact fekbus:



Gue gak bisa menemukan latar belakang apapun tentang Jinnai Tomonori ini selain dia adalah komedian kelahiran tahun 1974. Sempat menikah dengan Norika Fujiwara (atau masih ya?) dan sempat main di Kamen Rider Den-O: I'm Born movie sebagai Sanada Yukimura dan kalau gak salah mengisi suara anime juga. Setelah beberapa pencarian youtube selanjutnya, gue mendapati bahwa gue jatuh cinta sama orang gila satu ini :D Salah satu cirinya (mungkin), tiap melakukan stand up comedy dia selalu melibatkan alat bantu.

Seperti ini, Jinnai bepergian dengan JOS airline:


dan yang ini, Jinnai menggunakan simulator di sekolah mengemudi:


dan yang ini, Jinnai bertemu mesin ATM yang menjengkelkan:


Rabu, 29 Juli 2009

Freedom

Rating:★★★★
Category:Other
Freedom adalah anime yang dibuat sebagai bagian dari promosi Nissin Cup Noodles untuk ulang tahunnya yang ke-35 pada tahun 2006 silam. Yang membuat film ini menarik adalah karena ada nama besar Katsuhiro Otomo (Akira, Steamboy) yang duduk sebagai desainer karakter dan mecha. Maka tidak mengagetkan kalo desain karakternya sangat mengingatkan kita pada Akira, dengan setting masa depan dan perhatiannya akan detail yang mengagumkan. Freedom adalah film yang patut ditonton untuk diperhatikan kualitas animasinya.

Dalam pembuatannya, Freedom menggunakan teknik 3D rendering, tapi diwarnai seperti animasi 2D tradisional. Hal ini konon untuk menekan biaya sekaligus meningkatkan produktivitas animator. Hasilnya, meskipun 3D kita tidak akan melihat film serupa film-film Pixar, atau film animasi 3D Jepang seperti Appleseed atau Vexille yang keren itu. Yang gue pikirkan waktu menonton film ini adalah, "coba Akira dibikin ulang kaya gini. Pasti keren.." :D Ekspresi wajah para karakternya pun meskipun tidak seekspresif animasi 2D aseli, tetap tidak seplastik animasi 3D standar. Keren. Kayanya tinggal masalah waktu sampe animasi model begini bisa lebih halus lagi.

Freedom bercerita tentang manusia yang membangun koloni di bulan sebagai titik tolak dari proyek eksplorasi dan penghunian planet Mars. Namun, karena pada tahun 2110 stasiun luar angkasa Freeport jatuh ke bumi dari orbit, ditambah efek dari perang manusia akan sumber daya, bumi mengalami kerusakan yang amat parah dan atmosfirnya tidak memungkinkan untuk ditinggali. Sebagian manusia berhasil melarikan diri ke bulan dan menetap di koloni yang kemudian diberi nama Eden selama 300 tahun. Takeru adalah seorang anak yang lahir dan tinggal di Eden, dan seperti anak muda pada umumnya, tertarik pada balapan Tube Racing dengan kendaraan buatannya dan dua sahabatnya, Biz, dan Kazuma. Waktu Takeru dihukum kerja sosial karena melanggar hukum, ia secara tidak sengaja menemukan pesan dari bumi yang mengabarkan bahwa bumi telah pulih. Takeru dan teman-temannya begitu penasaran dengan keadaan bumi dan menemukan bahwa pemerintah administratif Eden ternyata berusaha untuk membungkam mereka.

Sayangnya, kelemahan dari anime ini adalah cerita yang ditulis oleh tim penulis Dai Sato, Katsuhiko Chiba dan Yuuichi Nomura.. Seringkali gue bertanya-tanya bagaimana caranya tiga juta orang bisa hidup di bulan dalam waktu yang begitu lama, atau kenapa sistem pemerintahan Eden begitu aneh, atau bagaimana manusia bumi yang hidup dalam kehancuran mampu membuat roket yang bisa sampai ke bulan. Tapi yang paling membingungkan mungkin adalah plot utama mengenai kenapa pemerintah Eden sengaja menyembunyikan fakta bahwa bumi sudah bisa ditinggali dari masyarakat Eden? Ada beberapa hal dari film ini yang terasa janggal dan maksa banget, yang entah karena keterbatasan episod OVA yang cuma tujuh episod, atau karena memang penulisnya karena satu dan lain hal mengabaikan logika dan memutuskan untuk maju dengan cerita khas yang berkutat pada roman berbunga-bunga tentang harapan dan persahabatan tipikal anime. Sayang, padahal animasinya sudah begitu keren..

Karena disponsori oleh Nissin Cup Noodle, maka jangan heran kalau product placementnya bertebaran di mana-mana. Meskipun kentara dan kadang-kadang terasa maksa, buat gue ditontonnya jadi kocak. Bayangkan setiap adegan makan, selalu karakternya makan Nissin Cup Noodle. Waktu Takeru dan kawan-kawan mau melarikan diri ke bumi, mereka membawa bekal satu kardus Nissin Cup Noodle. Di bumi, mereka makan Nissin Cup Noodle, dan Takeru sempat-sempatnya bilang, "Wah, yang ini enak sekali!" sambil gambarnya close up Nissin Cup Noodle rasa Seafood yang lagi dimakannya. Waktu mereka berada di ruang angkasa dalam keadaan gravitasi nol, dua pak Nissin Cup Noodle bisa terlihat melayang-layang di dalam kapal antariksanya. Dan masih banyak lagi. Dan gue jadi pengen makan Nissin Cup Noodle. Rasa Sapi. Sayang yang rasa seafood udah gak dijual lagi di sini. Padahal udangnya banyak dan masih berbentuk udang. Enak...

Uhm, eniwei..

Terlepas dari kekurangannya, film ini bagus ditonton dan bisa dinikmati semua penggemar film animasi bertema science fiction, terutama penggemar karya-karya Katsuhiro Otomo yang kangen sama karya-karyanya yang detail itu. Episodnya yang sedikit membuat film ini terasa padat (meskipun rasanya agak melompat-lompat di beberapa bagian) dan tidak bertele-tele. Meskipun gue merasa mungkin kalo dibuat dengan episod yang lebih banyak, lebih banyak yang bisa diceritakan sehingga kejanggalan ceritanya tidak terlalu ketara. Tapi tetep, ini adalah film yang indah dilihat. Sekali lagi para animator Jepang memberi kita sesuatu yang baru buat dilihat. Tiga setengah bintang!

Selasa, 28 Juli 2009

Mmmm... pudding

Puddings are fun food. They usually come in many fun flavors and colors. It's a sure hit in a gatherings with children. They always comes in festive packaging, suggesting joy after consuming. Puddings are food for happy smiling family, or anyone who wishes to indulge themselves in the taste of playful food.

And then the Japanese came, and they created this: 


Yes, it was pudding shaped as a young girl's breasts. And now, eating puddings can be categorized as an act of lust.

Of course, it shouldn't be any surprise since two years ago, the Japanese already popularize this:

It's the "F-Cup Pudding." Yes, it's pudding that promises to add a bit more jello jiggle to your boobs. It comes with mango flavor, and if you're not into puddings, the company that makes them also produces cookies and tea with the same breast-enhancing effect.

source: gizmodo

Rabu, 22 Juli 2009

Itu baru namanya keras kepala..

Waktu mencari berita yang menarik gue tempo hari di website Warta Kota, malah nemu yang beginian..

Amnesia Setelah Kejatuhan Kura-kura

Chongqing, Rabu

Cheng Cheng, gadis berusia 12 tahun yang tinggal di Chongqing, China, menderita amnesia setelah kepalanya kejatuhan kura-kura. Kura-kura itu sendiri saat ini sudah tewas karena luka-lukanya.

Menurut berita yang dilansir The Sun, pada hari nahas itu Cheng Cheng sedang berjalan di tengah kota bersama tantenya, Ling Lang ketika seekor kura-kura menimpa kepalanya.

"Saya mendengar teriakan dari keponakan saya, yang berjalan di belakang saya. Ketika saya menoleh, dia sudah tergeletak pingsan, dan di sampingnya ada kura- kura," kata Ling.

Selain tak sadarkan diri, darah juga membasahi kepala gadis itu dari luka yang cukup besar. Cheng Cheng langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dokter Zhuo Xuan, yang merawat Cheng, mengatakan gadis itu saat ini tak bisa mengingat peristiwa yang menimpanya itu.

"Saya harap amnesianya cuma sebentar, tapi saat ini dia tak bisa mengingat apa- apa," kata dr Zhuo.

Polisi saat ini sedang mencari siapa pemilik kura-kura seberat 1,36 kilogram itu, namun tidak ada orang yang berani mengakui binatang tersebut. Diduga kura-kura itu jatuh dari apartemen, yang memang banyak di Chongqing, salah satu kota industri di China.

Seorang pemilik toko kelontong melihat kura-kura itu jatuh sebelum menimpa kepala Cheng Cheng.

Uniknya, sebelum tewas kura-kura itu sempat bertelur. Kini jasad kura-kura tersebut disimpan di kamar jenazah milik kota itu utuk penyelidikan lebih lanjut. (AC Pingkan)

---------------------

Okeh, tanpa bermaksud mengurangi rasa simpati gue terhadap korban, gue menganggap berita ini agak ajaib. Pertama, untungnya si korban tidak terluka parah mengingat benturan terjadi di kepalanya. Tapi tertimpa kura-kura? Gue tiba-tiba ingat film kartun dimana karakternya dengan mudah bisa tertimpa piano maupun besi tempa. Dan seingat gue kura-kura bukan makhluk terbang. Kalau memang dicurigai kura-kura tersebut jatuh dari apartemen, gue rasa langkah yang logis adalah mengunjungi TKP dan melihat ke atas untuk mencari asalnya.

Dan kura-kura yang malang itu, tewas karena luka-lukanya? Setelah terjun dan menimpa kepala seorang gadis 12 tahun? Sepertinya si gadis ini lebih keras kepala dari yang kita kira. Dan mengingat si kura-kura sempat bertelur sebelum tewas, apakah polisi sudah memperhitungkan motif stress pra-natal yang mungkin membuat si kura-kura ingin loncat dan mengakhiri hidupnya? Dan untuk apa jasad kura-kura disimpan di kamar jenazah setempat? Apakah ada yang mau mengotopsi si kura-kura?

--------------------

berita dari sini

Kenapa sih gue suka gak dipercaya? :D

bu lia:
apa kabar ris?

haris:
ya gitu lah
lagi mau makan orang

bu lia:
dibakar, goreng, kukus atau tumis? 

haris:
di grill, medium rare.
Eh tau cerita ada anak 15 taun* yang tangannya abis 10 jarinya karena dia makan gak?

bu lia:
hah??
cerita beneran atau cerita2 doang?

haris:
beneran gue baca di koran tadi

bu lia:
huee... yang barusan gw baca cuma ada anak 12 th yang meneror hotel di bandung ^_^;; (itupun baca headlinenya doang)
jadi kenapa tu anak yang loe bilang tadi?

haris:
gak tau, jadi dari kecil dia suka makanin jari2nya
gak bisa dilarang

bu lia:
huee... beneran dikunyah2 gitu?

haris:
iya, dan dia gak ngerasa sakit meskipun dagingnya digigit2 sampe berdarah2
malah ketawa2 seneng katanya. Kayanya sih gangguan jiwa gitu

bu lia:
najooooooooooonkk!!

haris:
tapi dibiarin jadinya jari2nya abis semua. Dan sekarang sisa tangannya ditutupin kain karena kalo enggak bakalan dimakanin terus.

bu lia:
cuma ditutupin kain doang?
bukan baju besi gitu?

haris:
neneknya sih pengennya tangannya yang ilang diganti tangan bionik, tapi mereka gak punya dana. Jadi sekarang mereka berusaha mengetuk hati para dermawan untuk memberikan sumbangan supaya si anak bisa mendapatkan tangan bionik yang mengeluarkan laser..

bu lia:
huh? o,O
laser? buat??

haris:
untuk menghalau serangan alien, tentu saja
kata neneknya tak ada salahnya berjaga-jaga

bu lia:
*ngeliatin haris dengan tampang sepet*

----------------------

Buat yang belum tau atau gak percaya, beritanya betulan gue baca di halaman depan Warta Kota tanggal 22 Juli 2009. Tentu saja bagian tangan bioniknya gue ngarang :D Berita ini juga menambah banyak berita tentang penderita penyakit di Indonesia yang menjadi akut karena terlambat ditangani dengan alasan klasik, terbentur biaya. Duh, kapan ya Indonesia bisa sejahtera dan kita bisa tak usah takut merasa sakit karena yakin diurusi negara?


*yang bener ternyata 19 tahun.

Berita lengkapnya ada di sini juga.

Kamis, 16 Juli 2009

cranky friday.

Ah, bangun tidur dengan cranky. Lagi-lagi si Alif sepet sama gue. Dan gue tidak punya energi buat merayunya. Nanti aja deh, masih ngantuk banget. Di jalan, mulai bengong-bengong yang kemudian pecah oleh pengendara jupiter z songong. Heran, motor cuma jupiter aja di jalan ugal-ugalan. Mending naek motor gede, udah beli mahal-mahal trus songong gue masih ngerti dah, namanya juga orang kaya.

Sampe kantor, disambut dengan berita ledakan di JW Marriott Kuningan. Ah, ngebom hotel lagi? Apa sih maunya? Kesal sama Amerika? Bom pasukannya di Irak sana, atau Palestina. Masa mengincar warga sipil lagi? Dasar pengecut. Mau jihad? Bom aja sana hotel esek-esek di seluruh penjuru Jakarta, dan kirim para pezinah itu ke neraka..

Tentu saja gue jadi teringat lagi kejadian tahun 2004 waktu kedutaan Australia di kuningan dibom dan meluluhlantakkan kantor gue yang berada tepat di sebelahnya. Gue ngobrol sama adik gue, dan dia mengaku masih trauma kalo inget waktu itu. Sama seperti Dewi yang sampe sekarang masih trauma masuk MMC Kuningan karena ingat waktu itu mencari gue di ruangan-ruangan tempat para korban bom yang bergelimpangan itu dirawat. Sementara gue? Kalo dibilang trauma sih gak juga kali ya. Malah adik gue abis itu bete karena setelah ketemu malah ngeliat gue udah ketawa-ketawa sambil bajunya berlumuran darah dan kepalanya diperban habis dijahit.

These bombings has got to be stopped. It's stupid to kill innocent people just to get your message across.

Di sepanjang jalan, lagi asik-asiknya melamun tiba-tiba teringat terus lagu Cigarette. Lagu lamanya Ben Folds Five dari album Whatever dan Ever Amen. Lagu balada pendek yang liriknya cuma terdiri dari satu kalimat saja.

Fred Jones was worn out from caring for his often screaming and crying wife during the day, but he couldn't sleep at night for fear that she, in a stupor from the drugs that didn't ease the pain, would set the house ablaze with a cigarette.

Ah, sayang Ben Folds Five udah bubar... band itu jenius.


Selasa, 14 Juli 2009

Made in India..

Superman yang ini jelas akan mengalahkan Superman aseli versi Amerika karena:
1. Logo S-nya jauh lebih besar.
2. Dia bisa berjoged di udara. TRY THAT, KAL-EL!
3. Dia bisa menyeberang ke dunia Marvel dan menggauli Spider Girl.


Senin, 13 Juli 2009

Kokabi 2009 featuring special guests...




Ketemuan Kokabi sabtu kemarin di Blok M Plaza, Jakarta (entah kenapa Kokabi sering banget ketemuan di sini :D). Sekalian temu kangen sama Roel MEMANG yang lagi mengunjungi tanah air dari perantauannya di Inggris sana. Sayang sekali minus Uchin dan Epiet, dan bertindak selaku stand-in buat mereka berdua adalah Oyas dan Iput, bonus ketiga anak mereka, membawa buku Sibuk Fesbuk dan 1001 1/2 jagoan, Bisa ditebak, yang terjadi adalah acara book signing dan berfoto bersama artis penulis buku...

Minggu, 28 Juni 2009

Transformers: Revenge of The Fallen (possible spoiler)

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Tau istilah 'giung'? Dulu gue diajarkan, giung itu seperti kita makan dodol garut Picnic. Sepotong dua potong enak, tapi kalo kebanyakan, rasa manisnya bakal keterlaluan sehingga bikin eneg. Nah, kira-kira seperti itulah rasanya nonton film Transformers ini. Gue harus minta maaf karena pernah bilang gak ada yang namanya film kebanyakan special effect, cuma ada film yang special effectnya kampungan. Michael Bay telah membuktikan omongan gue itu salah.

Ya, film ini memang ditujukan buat remaja-remaja penggemar special effect. Dalam bayangan gue, waktu mengira-ngira target marketnya, Michael Bay membayangkan remaja tanggung yang baru bisa ngaceng. Maka di film ini akan bertebaran dengan mobil-mobil keren, ledakan, Megan Fox nungging, ledakan, Megan Fox buka baju, ledakan, Megan Fox lari-lari sambil payudaranya gondal gandul, ledakan... begitulah.

Film sekuel Transformers yang sukses besar dua tahun lalu itu, kini bercerita tentang pertempuran para Autobots dan Decepticons yang terus berlanjut. Manusia sudah bekerja sama dengan para Autobots untuk memerangi sisa-sisa pasukan Decepticons yang ada di bumi dan menjaga mayat Megatron. Dari sini sudah ketahuan betapa bodohnya pasukan manusia itu karena mereka akhirnya gak bisa membasmi semua Decepticon dan masih menyisakan Starscream dan Soundwave, dan mereka juga gagal menjaga Megatron yang akhirnya dihidupkan kembali dengan mudahnya oleh lima Decepticon yang tinggal nyemplung ke laut mengunjungi makam Megatron. Cerita diperrumit dengan asal-usul para Primes, makhluk Cybertron yang ternyata pernah datang ke bumi jaman dahulu kala, namun terpecah dan menyisakan The Fallen, nenek moyang para Decepticon yang ingin bangkit dan menguasai bumi, Sam Witwicky yang mulai kuliah dan hubungan percintaannya dengan Mikaela mulai renggang. Sisanya agak blur karena semuanya entah diceritakan dengan ribet, atau gue gak sempat memerhatikan karena sibuk mengamati Meg.. eh, efek spesialnya.

Bagusnya, film ini di beberapa bagian lebih bisa dicerna dari film yang pertama. Dari segi special effect yang jadi kekuatan utama film ini, adegan-adegan bertarung lebih mudah dicerna dan diamati kecanggihannya. Dua bintang gue ini buat adegan pertarungan Optimus ketika ia berusaha menghajar Starscream dan Megatron sendirian, juga adegan pertempuran terakhirnya. Hanya saja, di banyak bagian, film ini juga terasa lebih memusingkan. Entah kenapa Michael Bay senang sekali memutar kamera ketika robot-robot itu sedang bertransformasi. Oke, 3D-nya keren, kita ngerti. Tapi kan gak mesti pas Ironhide berubah, kameranya berputar. Optimus berubah, kameranya berputar. Bahkan adegan dialog Starscream dan Megatron di atas gedung pun, kameranya berputar-putar. Pusiing!

Ceritanya? Cerita apa? Meskipun filmnya lebih panjang dari film pertama, sepertinya memang waktu tambahan itu tidak diinvestasikan buat menceritakan kisah yang bagus. Buat yang merasa film Transformers yang pertama itu messy, karena film kedua ini adalah film yang lebih besar, jadilah ceritanya juga semakin berantakan. Terlalu banyak karakter baru mencoba menyita waktu di layar, dan hampir semua karakter baru itu dimaksudkan buat menjadi karakter banyolan. Kecuali The Fallen tentunya. Barisan Autobot diramaikan oleh dua bersaudara yang entah kenapa bergaya seperti orang kulit hitam stereotipikal yang hobi berantem, ngobrol dengan bahasa slang orang hitam, bodoh, dan bergigi emas. Lucu? Menurut gue sih enggak. Sebagian besar joke di film ini buat gue kalo gak udah sering gue dengar, ya terlalu nyerempet soal seks.

Di tengah-tengah film gue tiba-tiba menuduh Michael Bay ini adalah pendukung partai Republik. Kenapa begitu? Karena di situ jelas-jelas disebutkan bahwa film ini terjadi masa pemerintahan presiden Obama, dan salah satu karakter baru yang ada di film ini adalah Galloway, seorang liaison menyebalkan yang selalu membawa-bawa otoritasnya sebagai utusan presiden. I might be reading too much into this, tapi karakter ini begitu menjengkelkannya, gue sampe berpikir, Michael Bay menciptakan 'utusan presiden' ini menyebalkan karena keputusan presiden yang menyebalkan. Di satu adegan, bahkan si utusan presiden ini mempertimbangkan menyerahkan Sam Witwicky kepada para Decepticon sebagai strategi mengedepankan diplomasi.

Membawa semangat film pertama yang mengagung-agungkan mobil Amerika, film ini lagi-lagi menampilkan mobil-mobil baru keluaran GM. Si kembar Autobot, Skid dan Mudflap, berubah menjadi Chevy Trax dan Chevy Beat. Jolt, juga seorang Autobot, berubah menjadi Chevy Volt. Satu-satunya mobil non-GM yang keren, Audi R8, dijadikan Decepticon bernama Sideways. yang dengan mudah dimusnahkan oleh Sideswipe yang merupakan Chevy Corvette Stingray Concept di adegan pertama. American bastard! Let's try that in the Nurgburgring...

Masalahnya lagi, menurut gue, kebanyakan tokoh-tokoh baru itu tidak membawa arti apa-apa bagi cerita. Seorang Jetfire yang aselinya keren digambarkan menjadi Prime tua yang berjalan pun mesti memakai tongkat. Selain si kembar yang cuma buat lucu-lucuan itu, cuma Sideswipe yang kelihatannya membuat pasukan Autobot menjadi tambah tangguh. Padahal di bagian Decepticon, ada Constructicons, lima robot yang bisa berubah jadi alat-alat berat dan bergabung menjadi satu robot raksasa. Sayangnya kesemua robot-robot keren ini bisa dibilang cuma nongol sebentar dan tidak signifikan, karena screentime-nya udah diabisin sama dua bersaudara norak itu.

Belum lagi kehadiran robot Decepticon yang bisa menyamar jadi manusia. Ini yang menurut gue paling WTF. Kalo emang bisa menyamar jadi manusia, kenapa gak nyamar jadi presiden Amerika? Itu karena tokoh robot cewek ini cuma dibikin buat ngasih hambatan terhadap hubungan percintaan Sam dan Mikaela. Klise banget. Mikaela yang hubungannya udah kritis karena ditinggal Sam kuliah, mergokin Sam di tempat tidur sama cewek lain. Plis deh..

Ingat adegan di film pertama di mana potongan All Spark itu bisa membuat mesin penjual minuman atau henpon Nokia jadi robot? Nah, di film ini adegan itu ada lagi. Kali ini, korbannya adalah alat-alat dapur rumahnya Sam. Cuman yang gue heran, kalau para Transformers itu sebenernya adalah makhluk Cybertron yang dateng ke bumi dan mengambil bentuk mobil-mobil supaya bisa menyamar di antara manusia, robot alat-alat dapur itu apa? Kenapa tiba-tiba mereka bisa jadi Decepticon, dan dengan cerdasnya mengikuti Mikaela untuk merebut potongan All Spark padahal tidak satupun ada adegan robot-robot itu diperintah Megatron, atau Soundwave?

Dan Megan Fox. Oh Megan Fox.. Cowok yang nonton di sebelah gue pun gak henti-hentinya bilang sama pacarnya waktu si Megan Fox ini nongol di layar, "Cewek ini cantik banget yak...". Menurut gue sih, penampilan Megan Fox di sini cuma bisa dilewatin kalo dia telanjang di film berikutnya. Asli gue gak ngeliat fungsi dia di film ini selain ngasih bumbu sex appeal. Chemistry antara dia dan Sam pun kerasa kering, meskipun gue yakin para penonton banyak yang gak keberatan selama dia tetap terlihat seksi. Gue juga gak ngerti kenapa perempuan ini bisa bodinya bagus padahal selalu makan gorengan. Gak percaya? Liat aja sepanjang film bibirnya gak bisa mengatup dan kelihatan berminyak terus.

Intinya, film ini memang dibuat untuk lebih dari film yang pertama. Lebih lama, lebih besar, dan lebih memusingkan. Puja-pujalah tim special effectnya yang berhasil membuat film ini jadi meriah. Tapi selain itu, film ini begitu berantakan dari segi penceritaan dan logika ceritanya, dan itu datang dari gue yang penggemar film-film kacangan.

Sejak penayangan pertamanya, film Transformers ini booming luar biasa di Jakarta, sampe begitu banyak bioskop di Jakarta full berhari-hari sama orang-orang yang nonton film ini, sampe ada yang bilang ini film terbaik tahun ini, dan pada nonton lebih dari sekali. Karena itu, gue sebenernya berharap lebih. Dan gue agak kecewa. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kalo film ini dianggap tidak seperti film konvensional, tapi serangkaian gambar-gambar gila yang menghajar syaraf, Transformers Revenge of The Fallen ini brilian...

Senin, 22 Juni 2009

Tikus bermotor di labirin bernama Tebet...

Karena satu dan lain hal, pagi ini gue harus mengantarkan sebuah barang ke sebuah alamat di Tebet. Pilihan gue adalah 1) Mengeposkannya lewat kantor pos yang terletak tepat di depan kantor gue 2) Mengucapkan bismillah dan mencoba mengantarkannya sendiri, sambil sebelumnya tak lupa untuk berpamitan pada keluarga kalau-kalau tidak pulang selama beberapa minggu.

Ya, seperti yang kita ketahui bersama, daerah Tebet dulunya adalah sebuah labirin raksasa yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mencegah para pekerja rodi melarikan diri ke Jawa Barat. Beberapa pekerja rodi ada yang tergoda untuk mencoba menaklukkan labirin tersebut dan gagal, mereka malah tambah tersesat dan akhirnya memutuskan untuk menetap dan makin lama berkembang menjadi daerah pemukiman Tebet yang kita kenal sekarang. Puluhan tahun setelah Indonesia merdeka, daerah Tebet tetap menjadi labirin yang membingungkan. Namun modernisasi telah menjadikan daerah ini lebih beradab, artinya ketika kita tersesat, kita akan dengan mudah menemukan warung untuk beli teh botol sehingga kita tidak akan mati kehausan seperti leluhur kita dulu**.

Eniwei, untuk lebih mempersulit diri, gue bertekad untuk TIDAK bertanya, kecuali gue sudah tersesat lebih dari dua minggu. Gue bertekad untuk menggunakan GPS tercanggih karunia Tuhan, yaitu otak gue sendiri. Meskipun gue gak pernah hapal daerah Tebet, gue tak patah arang buat terus mencoba. Dan tadi pagi, setelah mengedrop Dewi di kantornya, gue pun melesat ke daerah Tebet, menggunakan petunjuk teman gue sebelumnya. Alamat yang gue cari adalah Tebet Timur Dalam Vi. Dan dalam percobaan pertama, gue sudah menemukan Tebet Timur Raya. Lucky! Padahal yang gue lakukan cuma mengikuti arah kebanyakan mobil berjalan :D Dari situ gue dituntut buat terus berpikir cepat. Tebet Timur Dalam? Apakah ada Tebet Timur Luar? Ini semakin rumit ketika gue menemukan beberapa jalan sudah kehilangan papan penunjuk jalannya. Orang-orang yang sedang nongkrong di ujung jalan sungguh menggoda gue buat bertanya, tapi gue kembali membulatkan tekad, dan BERBELOK KE BELOKAN BESAR PERTAMA YANG GUE TEMUI..

Ah, Tebet Timur Dalam! Gue lagi-lagi beruntung. Lalu gue menelusuri gang-gang kecil yang gue lewati. Tebet Timur Dalam XB. Lho, kok tau-tau B. A-nya di mana? Lebih bingung lagi pas gue melihat ke arah seberang. Tebet Timur Dalam VIII. Lho, dari delapan kok ke sepuluh B? Sembilannya mana? Tapi karena yang gue cari adalah Tebet Timur Dalam V, gue tetap cuek. Dan gue mulai bernafas lega setelah gue menemukan Tebet Timur Dalam VI, memperlambat motor gue untuk masuk ke gang berikutnya yaitu.. Tebet Timur Dalam IV. LHOOOO??? LIMANYA KEMANAAAA???

Mulai cemas, gue masuk ke Tebet Timur dalam IV. Gue telusuri jalan itu sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Tebet Timur Dalam V gak gue temukan juga, sampai akhirnya jalannya habis dan gue mentok di jalan.. Tebet Timur dalam II. Karena gue kidal, gue pun belok kiri sambil memperhatikan plang jalan. Ternyata, nomer jalannya makin banyak, jadi gue berbalik arah sampai akhirnya gue menemukannya... Tebet Timur Dalam V! YEAARGHHH!!

Nah, sekarang Tebet Timur Dalam Vi.... Menurut logika gue, Tebet Timur dalam Vi adalah percabangan dari Jalan Tebet Timur dalam V. Gue sengaja melambatkan laju motor gue supaya tidak terlewat. Tebet Timur dalam Va, dan diseberangnya... Tebet Timur Dalam I. Gue tiba-tiba merasa sakit kepala... Dengan mengacuhkan gang di barisan kanan, gue pun memfokuskan pikiran pada gang di barisan kiri. Tebet Timur dalam Va, Vb, Vc... dan jalannya habis. Padahal gue mencari Tebet Timur dalam Vi. Setelah mengucapkan taubat kepada Tuhan, gue pun masuk ke jalan Tebet Barat Dalam Vc, merasa hampir tersasar setelah menemukan jalanan berbatu, tapi ternyata.. Di situlah letak ujung jalan yang gue cari! Alhamdulillah, ternyata Tuhan memang mendengar taubat umatNya! Gue pun bertemu dengan orang yang dimaksud dan perjuangan gue pun terbayar dengan pertemuan singkat yang mengharukan itu *haiyah*

Gak lama kemudian, gue siap kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor. Masalahnya, saking sibuknya tadi gue mencari jalan masuk, gue lupa mengingat ancar-ancar buat ke luar dari situ....

** semuanya, kecuali soal warung teh botol, tentu saja cuma karangan gue... :D

sekarang gue tau apa yang gue benci dari multiply layout baru ini: LOADINGNYA JADI LAMAAA!!

I know Pixar movies were generally sweet, but I don't know that they're THIS sweet...

(diterjemahkan dari sumber aseli di sini)

Colby Curtin, gadis berusia 10 tahun penderita kanker vaskuler fatal, bilang pada ibunya bahwa dia ingin tetap hidup untuk menonton film Pixar terbaru, Up. Tapi sebelum ia sempat datang ke bioskop, kondisinya memburuk dan membuatnya tak stabil untuk dipindahkan kemana-mana.

Keluarganya kemudian menelepon kantor Pixar, mengarang nama untuk melewati mesin penjawab otomatisnya, dan menceritakan kondisi Colby kepada orang pertama yang menjawab telepon mereka tersebut. Seorang pegawai Pixar langsung terbang mengunjungi rumah sakit tempat Colby dirawat dengan membawa DVD, mainan, dan poster film Up tersebut.

Colby tidak bisa menonton karena sakitnya yang amat parah memaksa matanya terus tertutup, sehingga sepanjang film, ibunya yang berada di sampingnya menceritakan adegan-adegan filmnya.

"Do you think you can hang on?" tanya ibu Colby suatu waktu.

"I'm ready (to die), but I'm going to wait for the movie," jawab gadis itu.

Di akhir film tersebut, sang ibu bertanya apakah Colby menikmati film tersebut, dan Colby mengangguk mengiyakan.

Colby kemudian meninggal dunia pada sore itu, dengan satu permintaan kecil terakhirnya  terpenuhi...

(cerita lengkapnya di sini)

Kamis, 18 Juni 2009

Suramadu...

Beberapa waktu yang lalu, seorang kawan yang aseli Madura pernah bercerita ke gue, kenapa proyek jembatan Suramadu dikerjakan begitu lama. Katanya, penduduk setempat banyak yang mengambil bahan bangunan pembuatan jembatan. Jangankan mandor dan pekerja jembatan, polisi pun tidak mereka hiraukan. Pengambilan seringkali dilakukan siang hari dan terang-terangan, dan hanya bisa berhenti kalau tentara berjaga di lokasi.

Seminggu setelah jembatan Suramadu selesai dan dibuka untuk umum, dilaporkan beberapa properti jembatan sudah mulai berhilangan. Lampu-lampu penerangan jalan yang diletakkan di tembok jembatan dan sudah dilindungi baja, baut penguat pagar pemisah jalur motor, dan penutup saluran air raib oleh tangan-tangan jahil. Tak cukup jahil, tangan-tangan tersebut juga menghias kabel penguat jembatan dengan tulisan standar muda-mudi jatuh cinta yang sepertinya dibuat dengan benda tajam sehingga mengancam kekuatan kabel. Terhitung sudah 42 lampu yang hilang sehingga pada malam hari pengendara kendaraan harus berhati-hati karena penerangan berkurang, belum lagi memang karena masalah pasokan listrik, bentang tengah jembatan terancam gelap gulita.

Kalau udah begini, klaim bahwa jembatan Suramadu ini memiliki usia pakai 100 tahun jadi meragukan...

Rabu, 10 Juni 2009

Nice...

Rasanya gue lupa kapan beli komik Amerika betulan terakhir kali. Keseringan baca comicscan, gue sampe lupa rasa asiknya merasakan tekstur kertasnya di ujung jari, mencium bau cetakannya, dan bisa dibaca sambil tidur-tidurannya itu :D

Meskipun komik obralan, meskipun gue gak segitu demennya sama Spider-Man...

Awwwww.....

Selasa, 09 Juni 2009

Suatu hari di bazaar mainan...

"Wah, Abang, lihat!" kata gue sambil mengambil kotak kecil yang terpajang di atas meja. "Ini apa ya?"
gak persis begini sih, tapi mirip lah kontet-kontetnya :P


"Spider-Man" kata Alif yang saat itu lagi gue gendong sambil nyengir. Lalu ia memperhatikan figure kecil yang ada di tangan gue itu.

"Lho kok, Spider-Man-nya gendut?" katanya sambil tertawa. Gue selalu gemas melihat si Alif bertanya dengan awalan "lho kok.." dan muka heran. Kocak banget.

"Iya yah, kok Spider-Man nya gendut?" kata gue lagi. "Kayak siapa ya?"

"Kaya ayah" jawab si Alif dengan wajah lempeng. Tepat di depan mbak-mbak penjaga stand yang senyum-senyum sendiri....

Ugh...

Pagi-pagi disambut tampilan baru multiply. Gue jadi pusing. Sepertinya gue sedang gak terlalu siap menghadapi sesuatu yang baru. Too many things on my mind right now. Belum lagi multiply ini kalo diakses dari kantor sering banget connection interrupted tiap mau buka page.

I'll get back to you later lah ya... Meanwhile, I've got so many mess to take care of myself..

Rabu, 03 Juni 2009

The Battle of Patuha

Beberapa minggu yang lalu, gue dan kawan-kawan sekantor pergi ke Ciwidey dalam rangka outing. Acara tiga hari tiga malam ini diisi dengan berbagai macam games, leyeh-leyeh, makan-makan dan bercanda tak karuan. Sungguh selingan yang menyenangkan di tengah rutinitas pekerjaan yang sering menjemukan.

Setelah games-games yang penuh canda tawa, di hari kedua mulailah kegiatan yang standar dilakukan oleh rombongan yang berlibur di alam pegunungan, main paintball atau ATV. Atau adalah kata kuncinya di sini, karena meskipun kita di Ciwidey tiga hari, waktu untuk bermain permainan ini hanya beberapa jam saja, jadi kita harus memilih salah satu. Buat gue yang belum pernah main keduanya (kesian deh gue.. :P), gue pun mengalami dilema berat.

Dan limabelas detik kemudian gue pun memutuskan, gue akan main paintball. Adapun alasannya adalah:
1. Gue belum pernah bermain paintball
2. Gue penyuka game-game first person shooter dan gue pikir kapan lagi gue bisa trigger happy di dunia nyata?
3. Sepertinya lebih seru karena bermainnya harus berkelompok
4. Sepertinya akan keren berfoto dengan perlengkapan tempur, apalagi bawa senjata macam rambo saja.

Nah dari point keempat inipun sebenarnya sudah ketahuan masalah yang akan gue hadapi. Mari kita lihat foto yang akhirnya gue ambil. Bayangkan di depan gue ada puluhan tentara bayaran yang bergelimpangan setelah menerima berondongan gue...


Yak, ternyata penyelenggara paintball hanya menyediakan satu ukuran kostum, dan ukuran tersebut adalah all size. Siapapun pencipta ukuran all size harus dibawa ke mahkamah internasional atas kejahatan pada kemanusiaan karena jelas-jelas all size tidak muat untuk semua orang, apalagi yang berbadan kekar seperti Sylvester Stallone (dan berperut kekar seperti gue). Saking tidak pasnya kostum pinjaman itu, gue cuma memasang kancing dan tali pengikat, karena ritsletingnya gak bisa dipasang.

Akhirnya sudah bisa ditebak, gue yang bermaksud memamerkan skill menembak gue yang sudah gue dalami bertahun-tahun (di komputer) akhirnya menyerah pada nasib. Ronde pertama gue mencoba menjadi sniper untuk meminimalisasi gerak. Akhirnya peluru gue habis padahal game baru berjalan beberapa menit saja. Dan dari semuanya, tak satupun yang pecah mengenai musuh. Ternyata memang senapan paintball tidak bisa ditembakkan terlalu jauh ya... (maklum pemula, heheheh). Gue mencoba mencolong close hit demi mencuri angka dengan senapan kosong. If I'm down, somebody has got to go down with me. Apadaya gue keburu tertembak tanpa bisa membalas (sayangnya menyambit lawan dengan senapan tidak dihitung sebagai hit)

Ronde kedua, gue mencoba lebih aktif. Bergerak ke sana ke sini mencari celah buat maju. Apa daya selain posisi awal yang lebih rendah dari tadi, gue menghadapi masalah lain, yaitu kesulitan mencari tempat bersembunyi. Niatan untuk merangsek maju akhirnya malah membuat gue bergerak ke sana kemari mencari perlindungan. Gue pun berguling dan merangkak, sambil berpikir keras bagaimana cara untuk maju.

Lalu terdengar teriakan dari belakang gue. Yang berteriak adalah Alma, rekan AE sesama tim anti-teroris.

"Haris! Celana lu melorot!!!"

Rupanya saking asiknya berguling dan merangkak, gue tidak merasa kalo celana loreng pinjaman itu sudah melorot hingga ke lutut. Celana yang gue pakai di dalamnya pun agak turun membuat celana dalam gue ikut mengintip sedikit. Ternyata, karena tidak bisa diritsleting, kancing penahan satu-satunya sudah lepas   entah ke mana dan celananya terkoyak-koyak karena gue berlari dan berguling..

Seketika, hancur sudah moral pasukan gue yang berada di garis belakang.

Ronde kedua dan ketiga pun akhirnya dimenangkan oleh tim teroris membuat mereka unggul telak tiga kosong. Di ronde ketiga, gue pun tidak bisa berbuat banyak karena selain takut merusakkan satu celana lagi, gue tertembak telak di kaki. Selain itu ada hambatan lain, napas gue yang gak pernah olahraga ini pun sudah setengah-setengah.

Moral cerita dari cerita peperangan ini adalah; jangan percaya kalo main paintball itu hanya buat senang-senang. Di dalamnya terdapat persaingan harga diri yang tinggi sekali. Apalagi kalau anda bermain bersama teman-teman kerja misalnya, dan anda merasa anda di kantor banyak musuh. Sudah dipastikan anda yang akan diincar pertama kali begitu peluit tanda mulai dibunyikan. Belum lagi kalau anda bermain dengan teman-teman yang jago main Counterstrike atau pengumpul mainan airsoft gun yang haus darah mencari kesempatan untuk menembak sasaran bergerak di dunia nyata...

Kedua, meskipun bercanda, paintball membutuhkan bodi yang fit. Stamina sangat dibutuhkan, apalagi kalau anda berniat untuk menang dan menyombong karena berhasil menembak bos anda misalnya (tenang, pakai saja alasan gak keliatan, kan semuanya pake masker). Dan yang tak kalah penting, pastikan tersedia kostum yang pas dengan ukuran badan anda. Kalau tidak ada, gue sarankan lebih baik pilih kegiatan lain yang tidak membutuhkan kostum khusus. Seperti memetik strawberry misalnya...

Rabu, 27 Mei 2009

Penting! Bener deh!

Buat para kontak-ku tersayang..

Sejak kemarin, ditengarai ada account MP yang sepertinya palsu dan isinya hanya nyepam dimana-mana. Virus? Mungkin. Yang jelas udah beberapa teman gue yang kena. Agar supaya account kalian tidak kena, silakan blok user bernama bryonitallis dan robertcarr, atau klik link di bawah ini:

http://brionytallis.multiply.com/block

http://robertcarr.multiply.com/block

Kalo dugaan gue, bukannya gak mungkin yang model begini bakal muncul dengan nama lain, tapi paling enggak yang udah ketahuan dibasmi aja. Kalo dah kena, user-user ini bakal naro komen one-liner di sebagian besar (atau semua?) postingan kalian, jadi inbox kalian bakal banjir sama unread reply.

Ayo tanggulangi sebelum terlambat!

---------

"I know I may not be a religious person, but if you're really up there, please help me Superman" -VGCats-

Rabu, 20 Mei 2009

Majalah...

Gue merasa gue adalah orang dengan attention span yang tidak terlalu panjang. Itulah kenapa gue tidak tahan membaca buku yang tidak ada gambarnya. Tapi gue tetap suka membaca, dan apalagi bahan bacaan yang baik buat gue selain komik dan majalah.

Komik tentu saja gue suka karena bergambar. Dan majalah pun gue suka karena tulisan-tulisannya yang pendek, dan seringkali dihiasi gambar-gambar yang menawan. Meskipun gak pernah berlangganan majalah apapun, gue banyak membeli majalah secara impulsif yang sepertinya malah menghabiskan uang lebih banyak daripada berlangganan.

Seperti sudah terprogram, seminggu minimal dua kali gue mampir ke tukang majalah langganan. Gue biasanya membeli majalah komik *yang sepertinya sudah tamat riwayatnya itu*, majalah otomotif, majalah film, majalah fotografi, majalah komputer, dan majalah anak-anak (ini sih buat anak gue), majalah serius, dan sesekali majalah pria :D

Buat gue, majalah adalah sumber pengetahuan gue akan segala sesuatu yang berbau populer. Buat yang jarang keluar rumah kaya gue, ini adalah sesuatu yang penting. Emang sih ada internet, tapi gak ada yang mengalahkan sensasi tidur-tiduran* sambil membaca tentang mobil impian yang baru dilaunching ribuan kilometer jauhnya, atau berkhayal berkeliling dunia dan memotret lokasi-lokasi eksotis.

Dan gue merasa hobi gue yang satu ini sudah mulai kelewatan. Membaca majalah komputer pun gue lebih banyak ngiler dan gak ngerti karena komputer di rumah gue adalah komputer lemot yang berumur kurang lebih lima tahun. Membaca majalah otomotif cuma membuat gue tau mobil-mobil baru padahal liat mesin pun gak ngerti. Membaca majalah fotografi pun gue cuma manggut manggut sok tahu karena gue gak punya kamera. Sampe teman kantor banyak yang meledek, "Beli dong kameranya.. baca baca aja melulu, browsing melulu..." :P

Lalu gue berpikir, kenapa ya gue gak bisa beli kamera DSLR atau apgred komputer supaya trendi? Sepertinya karena duit gue keburu habis buat membeli majalah tiap bulannya :((..

*kadang-kadang di kantor sih :D

Sekarang gue tau George Lucas sarapannya apa sampe bisa kaya gitu...


:D


sumber dari sini

Senin, 18 Mei 2009

Fringe (TV Series)

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Dulu, gue adalah penggemar berat The X-Files. Gak bosan-bosannya gue menunggu kisah petualangan Mulder dan Scully berurusan dengan hal-hal diluar nalar yang diambil dari banyak mitos yang berseliweran di dunia. Meskipun makin lama makin aneh, gue tetap setia karena buat gue gak banyak film yang bisa menangkap excitement akan hal-hal yang tidak mungkin seperti serial itu. Senggaknya sampai gue nonton film bioskopnya, huhuhuhu...

Setelah X-Files tamat, gue merasa kehilangan film serial fiksi ilmiah yang menarik hati. Gue sempat mengikuti serial Eureka yang meskipun tidak jelek, gue sering merasa ceritanya kedodoran dan membingungkan. Waktu gue mendengar bahwa Fringe ini dibuat, awalnya gue skeptis karena dari jajaran pemainnya gue hanya mengenal nama Joshua Jackson dari deretan pemainnya, yang cuma gue kenal dari film remaja menye-menye legendaris, Dawson's Creek. Tapi nama JJ Abrams (Alias, Lost, Mission Impossible III, Star Trek)-lah yang menarik gue buat menjajal nonton serial ini.

Dan gue tidak menyesal. Cinta gue akan film serial fiksi ilmiah bersemi kembali.

Fringe bercerita tentang Olivia Dunham (Anna Torv), agen FBI yang handal, dan terlibat asmara dengan rekan kerjanya, agen John Scott. Ketika suatu saat keduanya sedang menyelidiki kasus tewasnya seluruh penumpang sebuah pesawat secara misterius, John Scott terkena toksin yang dapat menghancurkan daging tubuh manusia tanpa sisa, yang juga menjadi sebab tewasnya para penumpang pesawat tersebut. Satu-satunya harapan yang mungkin menyelamatkan nyawa John Scott adalah Dr. Walter Bishop (John Noble), ilmuwan nyentrik yang namanya tenggelam tapi mempunyai track record hasil kerja yang mencengangkan.

Masalahnya adalah Dr. Walter Bishop ini sedang menjadi pasien rumah sakit jiwa karena dituduh membunuh salah satu asistennya dalam salah satu eksperimennya.

Satu-satunya harapan untuk mengeluarkannya adalah persetujuan dari anak satu-satunya, Peter Bishop (Joshua Jackson) yang bekerja serabutan keliling dunia. Ternyata keberadaan toksin penghancur manusia itu adalah bagian dari sebuah misteri besar yang dinamai "The Pattern", di mana banyak kejadian aneh bermunculan di seluruh dunia, yang ditengarai adalah ulah manusia. Tidak seperti The X-Files yang langsung menyalahkan makhluk dari planet lain sebagai kambing hitamnya, kejadian-kejadian di film Fringe ini diakibatkan oleh sekelompok orang yang punya agenda rahasia. Mereka menjadikan seluruh dunia seperti ruang eksperimen pribadi mereka.

Agen Olivia Dunham pun akhirnya ditugaskan ke dalam satuan khusus yang menyelidiki kasus-kasus yang berkaitan dengan The Pattern ini. Keterlibatan Dr. Walter Bishop pun dilanjutkan dengan terus diawasi oleh Peter Bishop yang sepertinya mewarisi otak jenius bapaknya, karena Walter ternyata beneran menjadi gila setelah disekap 17 tahun di rumah sakit jiwa.

Btw, kenapa berjudul Fringe? Ini karena tema film ini adalah Fringe Sciences, cabang ilmu pengetahuan yang berada di luar teori-teori science ortodoks karena tidak mempunyai dasar keilmiahan yang kuat. Dengan begini, semua fenomena yang terjadi di film ini selalu dipandang dengan kacamata ilmiah, betapapun absurdnya itu. Teleportasi, pyrokinesis, dunia paralel, kemampuan psikis, dan sebagainya dijelaskan sebagai hal-hal yang sudah ada dan memang sedang dalam penelitian. Sebagian malah adalah hasil karya Dr. Walter Bishop sendiri yang sudah ia lupakan :D.

Film ini gue rekomendasikan banget buat siapa saja yang patah hati karena ditinggal habis The X-Files. Para pemainnya, meskipun menurut gue beberapa masih terlihat kaku, buat gue cukup berhasil membikin film ini jadi menarik. Hubungan bapak dan anak Bishop menjadi hal yang membuat film ini tidak kering dengan hal-hal ilmiah. Juga karakter Olivia Dunham sepertinya disiapkan untuk menjalin hubungan romantis gantung dengan Peter Bishop seperti halnya dulu Mulder dan Scully. Untung saja, terlepas dari gosip bahwa film ini akan dihentikan karena krisis yang melanda studionya, Fringe akhirnya diumumkan akan diteruskan dengan season 2...

Shark vs Octopus, and whatever happen to that electric girl?

Haris dan Aswin soal film penting:

Gue : Win, kok Angels & Demons cuma dapet C+ dari kritikus di yahoo! movies yak? Biasanya film-film lumayan minimal B lah...

Aswin : Tauk. Katanya sih bagus. Lebih bagus dari Da Vinci Code lah.

Gue : Nah itu dia, film Da Vinci Code aja menurut gue gak bagus. Kalo kaya Star Trek nih, kan dapet nilai B+...

Aswin : Idih *dengan muka jijik*, gue mah gak demen Star Trek. Film apaan tuh.. PALING GAK PENTING. Mana gue gak nonton serialnya lagi..

*beberapa halaman internet kemudian*

Gue : Nah ini Win, gue nemu film yang kayanya PENTING ABIS. Judulnya aja keren:

MEGA SHARK vs. GIANT OCTOPUS.

Dan yang maen doong..

Aswin : siapa?

Gue : Lorenzo Lamas dan Deborah Gibson. Iya, Debbie Gibson yang itu:



Akhirnya salah satu misteri dalam hidup gue terjawab sudah. Debbie Gibson masih main film tokh.. B-movie banget sih. Sekarang gue tinggal bertanya-tanya kemana Jason Donovan dan para anggota BVSMP*. Dan meskipun selera film gue kacrut, senggaknya gue gak pernah percaya dengan film yang judulnya adalah nama binatang. Atau di posternya ada nama Lorenzo Lemas....


*dulu gue pernah dikasih tau BVSMP bubar karena anggota-anggotanya ada yang ke SMA, STM, ato langsung bantu orang tua... *duh maap*

Jumat, 08 Mei 2009

Playing For Change: Song Around the World - "Stand By Me"




Idenya sederhana; untuk menunjukkan bahwa musik itu bahasa yang universal, Mark Johnson berkeliling ke seluruh dunia, merekam penampilan para musisi jalanan. Hasil rekamannya itu kemudian disatukan sehingga membentuk seakan-akan para musisi jalanan di seluruh dunia berkumpul di studio dan merekam lagu bersama-sama. Lagu 'Stand By Me' ini adalah lagu pertama yang melambungkan kepopuleran proyek Playing For Change ini, hingga sekarang lagu-lagu yang direkam sudah berbentuk album dan dijual dimana-mana... gak tau sih dimana-mana itu termasuk Indonesia atau enggak :D

Seperti waktu para musisi terkenal dunia merekam lagu 'We Are The World' untuk program USA For Africa di tahun 80-an, proyek Playing For Change ini dibuat dengan semangat yang sama. Kelihatannya keuntungan dari penjualan CD ini akan dipakai juga untuk kegiatan sosial. Dan meskipun sudah berjuta artis mengcover lagu Ben E King ini, ternyata mendengar musisi-musisi yang tidak terkenal main bareng tidak kalah menyenangkan dibanding acara kumpul-kumpul penyanyi ngetop...

Salah satu video yang membuat gue merasa senang tiap kali menontonnya...

Minggu, 03 Mei 2009

X-Men Origins: Wolverine

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Sebelumnya, gue mesti bilang bahwa ini adalah review yang sangan subyektif. Entah karena gue sudah terlanjur baca komiknya, melihat penggambaran Wolverine di film ini membuat gue bertanya-tanya, "Kenapa ooh, kenapaaaaaa....?"

Wolverine adalah salah satu tokoh Marvel paling populer. Dia juga salah satu tokoh komik terpopuler. Salah satu hal yang membuatnya digemari adalah karakternya yang anti-hero, yang pada saat pemunculannya itu menjadi alternatif yang menarik buat karakter superhero tipikal macam Superman atau Batman. Wolverine adalah karakter yang tidak takut membunuh. Dan apa yang membuatnya menjadi seperti itu dibungkus rapat-rapat oleh masa lalunya yang misterius. Itu sampai setelah 27 tahun kemudian Marvel memutuskan untuk menceritakan misteri di balik masa lalunya itu.

Dan cerita itu bukan yang gue tonton di bioskop saat itu.

Emang agak muluk kalo gue berharap si penulis skrip menuruti cerita yang sudah digariskan di komiknya. Tapi yang gue lihat di film ini adalah rangkuman cerita yang dibikin dengan berusaha memasukkan sebanyak mungkin aksi dan karakter baru. Akhirnya jadilah film yang penuh ledakan dan efek spesial, tapi dengan cerita yang sangat mudah ditebak dan banyak momen-momen gak pentingnya.

Konflik yang diceritakan, kisah cintanya, sampai lupa ingatannya yang seharusnya menjadi hal krusial yang membentuk pribadinya sehingga jadi seperti sekarang, kelihatannya hanya ditempel begitu saja supaya bisa diselesaikan di lima menit terakhir.

Tapu gue jadi ingat lagi, Wolverine sekarang sudah menjadi household name, dan Marvel kelihatannya memang mengharapkan film ini jadi tontonan keluarga. Dengan alasan kompromi gue jadi bisa mengerti kenapa 'sisi gelap' Wolverine digambarkan dengan ceteknya. Kehadiran Gambit, meskipun keren, sebenarnya tidak perlu ada di sini. Begitu juga Scott Summers/Cyclops dan Emma Frost/White Queen. Ah, semestinya professor X pun tidak perlu muncul di sini.. Mereka cuma mengalihkan penonton dari cerita yang seharusnya lebih bisa dieksplor. Jennifer dan James Hudson digambarkan 'cuma' sebagai petani tua di pedalaman Kanada, sementara kehadiran Victor Creed/Sabretooth dibikin membingungkan sehingga setelah nonton film ini, dua dari tiga orang yang nonton sama gue bertanya pertanyaan yang sama, "Emang Victor itu kakaknya Logan ya?"

Tapi yang paling mengganggu gue, tentu saja penggambaran Deadpool di film ini. Gue udah melihatnya di trailer, dan review yang banyak beredar, dan saat itu gue kecewa. Setelah nonton film ini, gue jadi benar-benar membenci keputusan Marvel yang rela membiarkan tokoh sekeren ini diperkosa sedemikian rupa. Menyebalkan.

Dan spesial efeknya, jujur aja buat gue gak terlalu istimewa. Tapi senggaknya di film ini Hugh Jackman menjadi Wolverine yang lebih meyakinkan setelah gagal membuat gue terkesan di tiga film X-Men sebelumnya. Aktingnya tetep gitu-gitu aja sih, tapinya :P.

Buat gue film ini nilainya 2,5 bintang lah...

Senin, 27 April 2009

Bagaimana gue tahu bahwa anak gue mulai menjadi fans berat?

... karena semalam si Alif untuk kesekian juta kalinya minta diputarkan film Cars-nya Pixar, tapi kali ini untuk membuatnya tetap menarik, ia minta disetel dalam bahasa Cina.  Dan sukses membuat ia tertawa geli sampai filmnya selesai...

Noteboek




Animasi eksperimental menarik karya animator Belanda, Evelien Lochbeck. Bercerita tentang hal-hal yang bisa ia lakukan dengan notebook miliknya. Keren. Ide yang simpel, eksekusi sederhana, tapi inspiring...

Rabu, 22 April 2009

Sedang merasa menjadi amat geek :P

Karena filmnya sebentar lagi keluar, dan kebetulan gue nemu artikel menarik di gizmodo, keisengan gue timbul dan gue tergerak buat bikin desktop theme bertema LCARS (Library Computer Access/Retrieval System), komputer yang sering terlihat di pesawat-pesawat federasi bumi di film Star Trek. Ya, emang gue penggemar Star Trek, terutama serial The Next Generation yang dulu pernah diputer di tivi itu..

Yang menarik, supaya keliatan kaya interface komputer beneran, diatas wallpaper statis ini gue menambahkan beberapa item yang membuat desktop terlihat lebih 'hidup'. Tanggal dan jam terupdate otomatis mengikuti tanggal dan jam di sistem. Status uptime (whatever that means :D) dan pemakaian memori terpasang supaya ada tulisan-tulisan jalan ajah :P. Prakiraan cuaca, dan newsfeed dari yahoo gue pasang juga biar keliatan keren karena terapdet setiap 10 detik. Semua ini dilakukan dengan bantuan aplikasi bernama geektool yang memungkinkan kita memasang segala macam skrip di layar. Rumitnya, gue sama sekali buta dengan binatang bernama skrip dan shell command, namun karena naluri ke-geek-an gue lagi tinggi dandengan browsing sana-sini jadilah interface komputer NCC-1701D USS Enterprise di desktop gue. Untuk menambah kenorakan, gue akan berpura-pura memencet tombol-tombol di layar seakan-akan komputer gue ini layar sentuh....Pol! :D

Gue jadi ingat waktu pertama kali berkenalan dengan blog. Saat itu karena gue bosan dengan tampilan blogspot yang begitu-gitu aja, gue pun berniat mengubah tampilannya, memasang banner bikinan sendiri, dan mengubah fontnya supaya lebih asik. Ternyata blogspot gak punya theme editor yang mudah dimengerti, jadinya dengan menyebut nama Allah SWT, gue pun mengutak-atik skrip CSS-nya. Padahal CSS kepanjangan dari apa gue juga gak tau :D. Untung ada Roel MEMANG yang setia memandu gue dengan pengalaman mendesain web-nya. Dan setelah jadi, gue bangga bukan main karena meskipun cemen, gue bisa mengubah tampilan blog gue cuma bermodal kesoktahuan gue. Sampai beberapa bulan kemudian gue mereset-nya secara tidak sengaja tanpa sempat membackup scriptnya...

Ternyata, sekali-kali mencoba sesuatu yang gak kepikiran kita bakal bisa itu menyenangkan juga. Kalo gagal, senggaknya kita tau apa hambatan kita dan sukur-sukur kalo emang niat, proses mengatasi hambatan itu udah bisa lebih terarah. Kalo berhasil, alhamdulillah banget... sekecil apapun yang kita lakukan bisa menambah rasa percaya diri (meskipun kadang semu :D) dan membuat kita berpikir bahwa kita sebenarnya punya potensi buat melakukan sesuatu lebih dari yang biasa kita lakukan...

Andai aja ada skrip yang bikin komputer gue ini menteleportasi gue kesana kemari.. Scotty, beam us up!

Kamis, 16 April 2009

Fast & Furious

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
As expected, film keempat dari franchise Pas Purius ini adalah film yang enak ditonton di bioskop sebagai pelepas penat. Seru dengan banyak aksi, dan tidak terlalu pusing dengan ceritanya. Lagian Fast & Furious memang tidak pernah terkenal sebagai film dengan cerita yang berbobot. Yang ada adalah mobil-mobil keren, perempuan seksi, aksi dengan mobil keren, aksi dengan perempuan seksi, aksi perempuan seksi di atas mobil, ya.. ngerti maksut gue lah..

Dan buat yang mengikuti ketiga film sebelumnya, akan dihadiahi dengan reminder-reminder betapa film ini adalah sekuel sebenarnya dari Fast & Furious 2. Jadi kira-kira daripada disebut Fast & Furious 4, lebih tepat disebut Fast & Furious 2.5. Dan karena itulah gue mau memberi 2 setengah bintang untuk film ini karena berhasil menjawab ekspektasi gue akan film yang simpel, tidak terlalu mirip film sebelumnya (senggaknya temanya udah gak berputar-putar sekitar balap liar lagi), dan tidak kekurangan stok perempuan se... eh, mobil bagus.

Bahkan, menurut gue mobil-mobil itulah yang menjadi masalah gue buat film ini.

Bukan salah mobilnya sih, tapi bagaimana film ini kelihatan jelas berusaha mengangkat harkat dan martabat mobil Amerika. Ini bisa jadi karena di tiga film sebelumnya, yang banyak berjaya mencuri perhatian justru mobil-mobil impor asal Jepang. Jadi di film ini mobil Amerika diberi porsi khusus sebagai mobil keren, dan tiada yang lebih keren darinya.

Bahkan, salah satu karakter di film ini dengan sangat tidak pentingnya sempat bilang, "Muscle cars always beat imports, everytime!"

Masalahnya adalah, gue juga penonton setia acara Top Gear, yang kebetulan adalah acara tentang mobil. Meskipun subyektif, banyak hal tentang mobil yang dibahas di situ sepertinya benar adanya. Dan menurut Top Gear, orang Amerika tidak bisa membuat mobil. Beberapa muscle car yang penah dibahas di sana digambarkan sebagai mobil dengan mesin yang kapasitasnya ambisius tapi tenaga kurang, sampai handling payah kalau sudah ketemu tikungan. Tapi di film Fast & Furious, sebuah Dodge Charger 1970 dengan mesin sebesar kapal laut bisa menandingi handling Subaru Impreza WRX di lintasan tanah. Maap ya, meskipun Vin Diesel otot tangannya segede gentong, gue tetep gak percaya. Dan kenapa mesti muscle car? Gak adakah mobil Amerika baru yang piawai dan lebih masuk akal? Gimana dengan Ford Focus RS? Oh gue lupa, tampangnya lebih mirip mobil Eropa daripada mobil Amerika...

Yah eniwei, buat yang udah terlanjur ngikutin tiga film Fast & Furious sebelumnya, entah karena suka ataupun terjebak, film ini gue rekomendasikan. Ini film bioskop banget, jadi kalo bisa tonton sebelum turun. Kecuali lu punya home theater di rumah. Dan bonusnya adalah, dengan film ini, lu bisa melupakan Fast & Furious 3 yang tokoh utamanya menjengkelkan itu...


Rabu, 15 April 2009

My little fighter pilot




Karena satu dan lain hal, seminggu ini sebelum berangkat ke kantor kita mesti mengantarkan si Alif ke rumah neneknya. Demi kepraktisan dan supaya tidak terlambat sampai di kantor, akhirnya kita membelikan helm supaya anak ini bisa diangkut dengan motor. Meskipun keliatan agak kegedean dan kalo jalan masih suka agak doyong-doyong, kelihatannya dia cukup senang...

Nyontreng




Minggu lalu, di tengah kesibukan pekerjaan, gue serumah menyempatkan diri datang ke TPS untuk ikut serta dalam pemilihan umum legislatif yang happening itu :D. Gue dan Dewi sih datang lebih karena gak enak udah diundang, daripada menyampaikan hak pilih, karena terus terang sampe detik terakhir kita masih gak tau harus milih siapa. Bahkan di dalem TPS, Dewi yang pas di bilik sebelah masih ribut nanya ke gue,

"Ini mesti milih siapaaaaaaa?"

Alif yang ikutan tampak antusias, bahkan pagi-pagi dia sudah siap di depan pagar dan berteriak, "Let's go!" sementara kita masih ngebahas apa yang harus dilakukan di TPS nanti supaya gak mati gaya :D

Sayang batere kamera gue habis pas mau masuk ke dalam. Kalo enggak, gue mau mendokumentasikan gaya mencontreng gue yang mirip kalo baca koran di rumah. Abis gede dan banyak banget kertasnya. Sayang gak bawa kopi dan roti sekalian...

Selasa, 14 April 2009

I kid because I love...

Kawan-kawan seperjuangan dan seideologi,

Kalau akhir-akhir ini ada perkataan maupun perbuatan gue yang menyinggung atau menyakiti hati, mohon ikhlas dimaafkan. Emang sih omongan dan perbuatan gue seringkali mendahului otak gue, tapi beberapa hari ini mungkin mulut gue lebih comberan dari biasanya. Kombinasi dari otak ngaco, dan kurang istirahat karena bekerja selama akhir pekan akan gue jadikan kambing hitam. Beneran deh, gue gak bermaksut menyinggung. Yu now mi laah....

Boleh kok ngasih tau gue biar gue introspeksi. Kecuali yang kemaren-kemaren ini gue katain bencong. Itu emang tulus dari lubuk hati gue yang paling dalam.. :D

Rabu, 08 April 2009

Khayalan - Jatt Black Dog Bone




Liriknya dalem, dinyanyikan dengan penjiwaan yang amat dalam oleh sang vokalis. Adanya lirik memudahkan kita untuk menghapal untuk dinyanyikan lagi pada saat karaoke. Dijamin akan membuat anda digilai oleh kawan-kawan anda. Tidak disarankan untuk penggemar Earth Wind & Fire, sih karena mungkin mengakibatkan kumatnya darah tinggi... :D

Senin, 06 April 2009

semangat berulang tahun..

Hari ini teman sekelas si Alif ada yang berulang tahun. Dewi yang baru dikasih tau kemarin panik karena belum punya kado untuk dibawa. Akhirnya sepulang kantor Dewi mampir sebentar ke MP Book Point buat membeli buku anak-anak sebagai kado. Ia pun membeli dua, yang satu buat cadangan kado kalau-kalau ada yang ulang tahun mendadak lagi (emang bisa ya ulang tahun mendadak :D).

Sesampainya di rumah, Alif langsung menodong minta dibuka. Dewi bilang kalau itu kado buat yang ulang tahun.

"Abang sekarang ulang tahun gak?", begitu tanya si Alif

"Ya enggak, kan ulang tahun Abang baru nanti bulan Juni."

"Sekarang bulan Juni gak?" tanya si Alif keukeuh :D

Akhirnya dijelaskan kalau itu kado untuk teman sekelasnya yang berulang tahun bernama Wiga. Dan Alif pun rela buku cerita itu dibungkus sebagai kado. Tentu saja setelah dia ngotot buku yang satu lagi dibuka buat dia :D.

Barusan, Dewi yang habis menelpon rumah bercerita lewat messenger:

"Anaknya kacaw nih"

"Kenapa?"

"Masa di sekolah teman-temannya disingkir-singkirin soalnya dia mau tiup lilin."

"Lah"

"Terlalu semangat mau ulang tahun kayanya"

"Trus si yang ulang tahunnya marah gak?"

"Enggak sih. Untung si Wiga pasrah. Dia mau ngalah biar Alif dulu yang niup lilinnya baru dia."

=))


Rabu, 01 April 2009

Making faces...




Apa yang paling asik dilakukan setelah mandi? Tentu saja mengendap-endap mendekati anak kecil yang sedang asyik menonton film dan..

..mengajaknya berfoto bersama! Yiha!

"Ayah, abis ini gimana lagi?"

:D

Senin, 30 Maret 2009

However, they may not come in peace...

Ingin berlibur tapi bosan ke tempat wisata yang itu-itu saja? Menurut dinas pariwisata Jepang (kelihatannya sih), tempat tujuan wisata paling mutakhir di dunia tentu saja di Hakodate, Jepang. Karena menurut video berikut, "Berdasarkan survei terhadap 100 aliens, Hakodate adalah kota nomor satu yang paling ingin mereka invasi"

Ya, jadi kalau anda ingin merasakan ketegangan berlari-lari di antara gedung-gedung yang runtuh, nyaris terinjak monster raksasa, atau mengelak dari tembakan sinar dari langit, silakan datang ke Hakodate. Kota ini sepertinya lebih dari siap dengan angkatan bersenjata yang siaga, dan meriam raksasa yang disembunyikan dalam gunung. Sayangnya pasukan ranger tidak terlihat, mungkin karena sedang sibuk di Bandung. Tapi salah satu situs kota, menara Goryokaku kelihatannya bisa berubah jadi robot raksasa. Sepertinya itu cukup. Tentu sangat cocok bagi penggemar kisah-kisah science fiction, maupun tokusatsu.







Sumber: dari sini

Ada apa di ujung pelangi?

"Unfortunately, this gorgeous iPhone shot captured by amateur photographer Jason Erdkamp reveals that there are no leprechauns or pots of gold at the end of a rainbow—just SUVs. Bummer."

dari Gizmodo

Rabu, 25 Maret 2009

Somebody should make a movie of this guy...

Sering merasa mengalami hari yang sial? Atau menjadi orang termalang sedunia dan gak ada orang lain yang mungkin lebih sial dari elu?

Seorang pria Jepang berusia 93 tahun, Tsutomu Yamaguchi, baru saja dianugerahi sertifikat sebagai 'hibakusha', yaitu korban selamat dari radiasi pada saat Jepang dibom atom pada tahun 1945. Yang luar biasa, dia adalah korban selamat dari KEDUA bom yang dijatuhkan Amerika itu.

Pada 6 Agustus 1945, Yamaguchi sedang berada di Hiroshima dalam perjalanan bisnis, ketika Amerika menjatuhkan bom atomnya yang pertama. Saat itu ia menderita luka bakar parah di tubuh bagian atasnya, dan setelah menginap semalam, ia langsung pulang ke rumahnya di Nagasaki, tepat saat Amerika menjatuhkan bom atomnya yang kedua.

Dan nasibnya yang malang saat itu pun masuk sejarah saat ia menjadi orang pertama yang tercatat selamat dari dua bom atom itu. Sertifikasi hibakusha diberikan berikut kompensasi dari pemerintah Jepang, termasuk tunjangan bulanan, checkup kesehatan gratis, dan biaya pemakaman gratis, namun tunjangan tersebut tidak akan diberikan dobel. Ah, ternyata ia pun masih bisa mengalami kesialan untuk hal yang sama setelah puluhan tahun kemudian :D

Apa yang bisa kita petik dari kisah ini? Pertama, orang seperti Yamaguchi ini adalah bukti hidup bahwa bisa jadi segala kesialan yang kita alami tidak ada apa-apanya. Putus cinta? Masih menganggur? Mending mana daripada kena bom nuklir? Dua kali pula? Yang kedua, bahwa nuklir pun tak bisa mengalahkan pria biasa dari Jepang, jadi kenapa sih orang-orang mesti meributkan nuklir sampai menyerang negara lain?

:P

berita dari sini


Selasa, 24 Maret 2009

Ayo pergi ke Jerman!




Sepertinya kalo gue ada rejeki bisa maen2 ke Eropah, gue harus mengunjungi tempat ini, setelah Madurodam di Belanda tentunya.

...sambil memakai kostum Ultraman?

Senin, 16 Maret 2009

Haris banget dah!

Setelah sukses mengurus NPWP sendiri bulan Desember lalu, seperti biasa terjadilah hal yang gue banget, yaitu kartu NPWP beserta amplop-amplopnya hilang, pas sebelum sempat melaporkan nomornya ke bagian keuangan kantor. Setelah membolak-balik rumah dua kali dan berusaha membereskan meja kantor yang malah membuatnya lebih berantakan, akhirnya sudah diputuskan; gue harus membuat kartu NPWP baru.

Dan tadi pagi berangkatlah gue ke kantor pajak. Target gue adalah yang penting gue bisa dapet nomer gue. Kartunya sih kalo mesti nunggu apa boleh buat. Mesti bayar ato buat surat kehilangan kepolisian nanti dulu deh. Yang penting nomornya. Sampe di sana gue jam setengah sembilan kurang, langsung menuju loket NPWP yang tanpa mengantri. Setelah mengutarakan maksud gue (tak lupa dengan muka memelas tentunya :D), gue dipersilahkan masuk ke dalam. Di sana gue diminta KTPnya, diperiksa di komputer, dicek nama dan alamat lalu dikembalikan lagi ke gue. Beserta kartu NPWP baru.

Gue shock. Cepat sekali. Tanpa ba bi bu, tanpa lama, hanya lima menit, sayangnya mas pelayannya juga tanpa senyum :D, tapi gue terkesan dengan pelayanan cepat ini. Gitu dooong.. Coba bikin paspor secepat ini juga.

Pulangnya gue berpikir-pikir mau lewat mana ke arah kantor secara jalan buncit raya tadi gue lihat ramai betul. Keluar kantor pajak yang jalan satu arah itu, secara impulsif gue berbelok ke jalan kebagusan. Seingat gue jalan ini dulu nembus ke manaa gitu. Gue gak gitu ingat karena udah bertahun-tahun gue gak lewat situ.

Jadi kembali gue melakukan kebiasaan gue. Berjalan tak tentu arah, hanya mengikuti kendaraan di depan gue, berharap ia menuntun gue ke jalan yang benar. Dewi istri gue sering mengeluhkan kebiasaan sok tahu gue ini, tapi belakangan karena tingkat keberhasilannya cukup tinggi, ia jadi senang karena jadi tahu banyak jalan tikus yang ditemukan tidak sengaja pada saat jalan biasa sedang macet. Kali ini gue mengikuti beberapa sepeda motor menelusuri jalan kebagusan. Pas motornya berbelok, gue terus lurus mencari kendaraan lain buat diikuti. Terus begitu sampai akhirnya lama-lama gue kehabisan mobil/motor buat diikuti. Walhasil sampailah gue ... ke jalan buntu. Gue berbalik arah, dan mengikuti jalan besar sampai akhirnya menemukan motor lain yang gue bisa gue ikuti. Si motor masuk ke jalan yang makin lama makin mengecil dan berubah menjadi jalan tanah sampai ke daerah perkampungan agak bronx gitu. Karena kuatir, gue lagi-lagi berbalik arah. Kali ini mencari arah mobil, karena pikir gue, kalo ada mobil lewat berarti ada akses jalan yang cukup besar. Dan gue berhasil karena tak lama kemudian gue mendengar suara jalan raya. Benar saja, setelah itu sampailah gue ke jalan besar yang cukup gue kenal...

....tepat di depan kantor pajak yang gue tinggalkan tadi.

Untung gue sendirian, kalo sama Dewi, dia pasti udah misuh-misuh.