Senin, 22 Juni 2009

Tikus bermotor di labirin bernama Tebet...

Karena satu dan lain hal, pagi ini gue harus mengantarkan sebuah barang ke sebuah alamat di Tebet. Pilihan gue adalah 1) Mengeposkannya lewat kantor pos yang terletak tepat di depan kantor gue 2) Mengucapkan bismillah dan mencoba mengantarkannya sendiri, sambil sebelumnya tak lupa untuk berpamitan pada keluarga kalau-kalau tidak pulang selama beberapa minggu.

Ya, seperti yang kita ketahui bersama, daerah Tebet dulunya adalah sebuah labirin raksasa yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mencegah para pekerja rodi melarikan diri ke Jawa Barat. Beberapa pekerja rodi ada yang tergoda untuk mencoba menaklukkan labirin tersebut dan gagal, mereka malah tambah tersesat dan akhirnya memutuskan untuk menetap dan makin lama berkembang menjadi daerah pemukiman Tebet yang kita kenal sekarang. Puluhan tahun setelah Indonesia merdeka, daerah Tebet tetap menjadi labirin yang membingungkan. Namun modernisasi telah menjadikan daerah ini lebih beradab, artinya ketika kita tersesat, kita akan dengan mudah menemukan warung untuk beli teh botol sehingga kita tidak akan mati kehausan seperti leluhur kita dulu**.

Eniwei, untuk lebih mempersulit diri, gue bertekad untuk TIDAK bertanya, kecuali gue sudah tersesat lebih dari dua minggu. Gue bertekad untuk menggunakan GPS tercanggih karunia Tuhan, yaitu otak gue sendiri. Meskipun gue gak pernah hapal daerah Tebet, gue tak patah arang buat terus mencoba. Dan tadi pagi, setelah mengedrop Dewi di kantornya, gue pun melesat ke daerah Tebet, menggunakan petunjuk teman gue sebelumnya. Alamat yang gue cari adalah Tebet Timur Dalam Vi. Dan dalam percobaan pertama, gue sudah menemukan Tebet Timur Raya. Lucky! Padahal yang gue lakukan cuma mengikuti arah kebanyakan mobil berjalan :D Dari situ gue dituntut buat terus berpikir cepat. Tebet Timur Dalam? Apakah ada Tebet Timur Luar? Ini semakin rumit ketika gue menemukan beberapa jalan sudah kehilangan papan penunjuk jalannya. Orang-orang yang sedang nongkrong di ujung jalan sungguh menggoda gue buat bertanya, tapi gue kembali membulatkan tekad, dan BERBELOK KE BELOKAN BESAR PERTAMA YANG GUE TEMUI..

Ah, Tebet Timur Dalam! Gue lagi-lagi beruntung. Lalu gue menelusuri gang-gang kecil yang gue lewati. Tebet Timur Dalam XB. Lho, kok tau-tau B. A-nya di mana? Lebih bingung lagi pas gue melihat ke arah seberang. Tebet Timur Dalam VIII. Lho, dari delapan kok ke sepuluh B? Sembilannya mana? Tapi karena yang gue cari adalah Tebet Timur Dalam V, gue tetap cuek. Dan gue mulai bernafas lega setelah gue menemukan Tebet Timur Dalam VI, memperlambat motor gue untuk masuk ke gang berikutnya yaitu.. Tebet Timur Dalam IV. LHOOOO??? LIMANYA KEMANAAAA???

Mulai cemas, gue masuk ke Tebet Timur dalam IV. Gue telusuri jalan itu sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Tebet Timur Dalam V gak gue temukan juga, sampai akhirnya jalannya habis dan gue mentok di jalan.. Tebet Timur dalam II. Karena gue kidal, gue pun belok kiri sambil memperhatikan plang jalan. Ternyata, nomer jalannya makin banyak, jadi gue berbalik arah sampai akhirnya gue menemukannya... Tebet Timur Dalam V! YEAARGHHH!!

Nah, sekarang Tebet Timur Dalam Vi.... Menurut logika gue, Tebet Timur dalam Vi adalah percabangan dari Jalan Tebet Timur dalam V. Gue sengaja melambatkan laju motor gue supaya tidak terlewat. Tebet Timur dalam Va, dan diseberangnya... Tebet Timur Dalam I. Gue tiba-tiba merasa sakit kepala... Dengan mengacuhkan gang di barisan kanan, gue pun memfokuskan pikiran pada gang di barisan kiri. Tebet Timur dalam Va, Vb, Vc... dan jalannya habis. Padahal gue mencari Tebet Timur dalam Vi. Setelah mengucapkan taubat kepada Tuhan, gue pun masuk ke jalan Tebet Barat Dalam Vc, merasa hampir tersasar setelah menemukan jalanan berbatu, tapi ternyata.. Di situlah letak ujung jalan yang gue cari! Alhamdulillah, ternyata Tuhan memang mendengar taubat umatNya! Gue pun bertemu dengan orang yang dimaksud dan perjuangan gue pun terbayar dengan pertemuan singkat yang mengharukan itu *haiyah*

Gak lama kemudian, gue siap kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor. Masalahnya, saking sibuknya tadi gue mencari jalan masuk, gue lupa mengingat ancar-ancar buat ke luar dari situ....

** semuanya, kecuali soal warung teh botol, tentu saja cuma karangan gue... :D

19 komentar:

  1. hua...ha..ha.. gak cuma gw aja yang nyasar di tebet, ternyata.. :)

    BalasHapus
  2. buahaha....sama lah ris...gue aja masih bingung dengan alamat...mendingan di kasi ancer-ancer..

    BalasHapus
  3. dan caranya loe keluar dari situ....???

    btw, kok lay outnya kayak postingan dagrong sih? ^_^;;

    BalasHapus
  4. TEBET = TEtep riBET walau tetep bertanya... wakakakakak...


    BalasHapus
  5. yak udah gue benerin, tadi gue nyoba posting pakek Safari baru, malah berantakan ternyata...

    Caranya gue keluar? Voucher taubat gue yang tadi masih berlaku ternyata.. :D

    BalasHapus
  6. Lha elu yang tinggal di tebet aja bingung, gimana gue...

    Pertanyaan lagi buat semua orang Tebet yang mesti gue tanyakan:

    Apakah kepanjangan dari PSPT dari kata 'Pasar PSPT'?

    BalasHapus
  7. pspt itu nama klub sepakbola pemilik lapangan d sblh ps pspt. Jd psnya: perkumpulan sepakbola. Tingal cari tau apa ptnya

    BalasHapus
  8. oooh.. loe posting ini sambil cosplay jadi pak camat? *angguk2*

    BalasHapus
  9. persatuan sepakbola pasar tebet?

    Jadi sekarang kita tinggal menjawab pertanyaan klasik, duluan mana: perkumpulan sepakbola atau pasar tebetnya?

    BalasHapus
  10. kalau gitu redundant dong.. Pasar Perkumpulan Sepakbola Pasar Tebet... masa pasarnya dua kali...




    :D

    BalasHapus
  11. pembahasannya jadi filosofis ...

    BalasHapus
  12. ho'oh neh... semangkin memang saja...

    BalasHapus
  13. namanya juga tebet... tetep ribet... jadi jangan bingung klo ada pasar punya klub bola dengan nama pasarnya... dan kemudian nama pasarnya dinamain dengan nama klub sepak bolanya... keren khan... :D

    BalasHapus
  14. dan mungkin karena sangat labirinnya tebet, yg kebetulan punya dua pasar... dan dua-duanya terkenal... pasar tebet barat dan pasar tebet timur keduanya memenuhi kebutuhan kedua belah wilayah tebet yg bersebrangan -pemisahnya adalah jalur hijau- dan karena sangat labirinnya wilayah tebet... jikalau ditandai dengan nama 'barat' dan 'timur' memusingkan warga luar tebet -dan sangat memungkinkan membingungkan warga tebetnya itu sendiri-... dicarilah penanda baru yang signifikan... secara penanda arah 'mata angin' sangat distortif... maka dicarilah penanda yg signifikan... yaitu sebuah lapangan sepak bola yg hanya dimiliki oleh salah satu pasar... maka terciptalah penanda baru... pasar tebet dan pasar pspt yg kita kenal sekarang... :D

    BalasHapus
  15. Dan yang masih gue gak ngerti kenapa ada Tebet Timur/Barat Dalam padahal gak ada Tebet Timur/Barat Luar?

    BalasHapus
  16. menurut penduduk setempat -g sempet running studio desain di tebet timur dalam dan seing ikutan nongkrong bareng penduduk lokal-... jalan tebet timur dan barat berjalan berdampingan yang dipisahkan oleh jalur hijau... dan itu merupakan jalan raya yang -lumayan- besar... jadi setiap persimpangan diantara jalan tersebut dinamakan tebet timur/barat dalam... karena masuk kedalam dari jalan raya tebet timur/barat... begitu...
    klo masalah luar, g blom sempet nanyain... hehehhehehehehe...

    BalasHapus
  17. Trus siapa dong nama lurah Tebet sekarang ? hue..he..

    BalasHapus
  18. Tebet gak punya lurah, ...adanya camat...kalo lurah adanyakelurahan tebet timur dan tebet barat

    BalasHapus