Dear All,
Ini ada artikel bagus yang ditulis Gene Netto , seorang guru dan mualaf dari Australia yang mengajar di Jakarta, dalm blog-nya. Menurut
saya, bukannya tidak mau mendukung globalisasi, tapi kadang kita lupa
melihat kenyataan betapa menyedihkan kemampuan berbahasa Indonesia yang
baik dan benar pada diri anak-anak Indonesia dewasa ini (apalagi kalau
nantinya mau jadi copywriter Indonesia
)
saya, bukannya tidak mau mendukung globalisasi, tapi kadang kita lupa
melihat kenyataan betapa menyedihkan kemampuan berbahasa Indonesia yang
baik dan benar pada diri anak-anak Indonesia dewasa ini (apalagi kalau
nantinya mau jadi copywriter Indonesia

Selamat membaca. Semoga bermanfaat!
Apakah anak anda membutuhkan program bilingual di sekolah? Menurut saya, program bilingual ini tidak begitu utama.
Dari semua yang saya bahas di dalam artikel ini, insya Allah sudah jelas bagi oran g
tua bahwa terlalu banyak sekolah swasta (bukan semuanya) menyediakan
program bilingual melalui proses ?asal?! Mereka tidak memiliki
kurikulum yang terbentuk untuk mewujudkan anak bilingual dengan cara
terbaik, guru mereka tidak terlatih (terutama yang Bule), bantuan
seperti Pull Out Program tidak ada karena sekolah tidak mengerti betapa
pentingnya program itu untuk membantu anak baru, dan seterusnya.
Sekolah ini hanya buru-buru menyediakan 'barang' yang ingin dibeli oleh 'customer' mereka.
tua bahwa terlalu banyak sekolah swasta (bukan semuanya) menyediakan
program bilingual melalui proses ?asal?! Mereka tidak memiliki
kurikulum yang terbentuk untuk mewujudkan anak bilingual dengan cara
terbaik, guru mereka tidak terlatih (terutama yang Bule), bantuan
seperti Pull Out Program tidak ada karena sekolah tidak mengerti betapa
pentingnya program itu untuk membantu anak baru, dan seterusnya.
Sekolah ini hanya buru-buru menyediakan 'barang' yang ingin dibeli oleh 'customer' mereka.
Sekarang saya ingin memberikan dua pilihan kepada orang tua:
- Utamakan ilmu akademis dan perkembangan kognitif (daya pikir) anak yang tinggi di dalam bahasa Ibunya, atau
- Utamakan bahasa Inggris.
Saya
dengan sengaja tidak memberikan pilihan ketiga yaitu ilmu akademis yang
tinggi dan sekaligus mendapat bahasa Inggris. Kenapa? Karena dari semua
yang telah saya jelaskan di atas, saya sangat meragukan kemampuan dari
sebgaian besar sekolah swasta baru di sini untuk mewujudkan kedua skil
tersebut pada saat yang sama. Karena program bilingual dibentuk dengan
cara 'asal bikin' supaya mendapat customer, maka secara automatis ada
dampak negatif terhadap ilmu akademisnya. Kalau bahasa anak tidak baik,
bagaimana mungkin dia bisa memahami konsep yang rumit, yang di dalam
bahasa Ibunya sudah cukup berat?
dengan sengaja tidak memberikan pilihan ketiga yaitu ilmu akademis yang
tinggi dan sekaligus mendapat bahasa Inggris. Kenapa? Karena dari semua
yang telah saya jelaskan di atas, saya sangat meragukan kemampuan dari
sebgaian besar sekolah swasta baru di sini untuk mewujudkan kedua skil
tersebut pada saat yang sama. Karena program bilingual dibentuk dengan
cara 'asal bikin' supaya mendapat customer, maka secara automatis ada
dampak negatif terhadap ilmu akademisnya. Kalau bahasa anak tidak baik,
bagaimana mungkin dia bisa memahami konsep yang rumit, yang di dalam
bahasa Ibunya sudah cukup berat?
Karena
sistem sekolah swasta di sini sudah sedemikian rusak (karena terpusat
pada bisnis dan profit), maka saya hanya melihat dua pilihan nyata bagi
oran g tua: bahasa Inggris, atau ilmu akademis!
Bahasa asing bisa didapatkan nanti di SMP dan SMA, dan walaupun ada
kemungkinan anak tidak akan menjadi selancar Native Speaker, sebagai
imbalan, dia bisa menjadi pintar sekali di dalam bahasa Ibunya.
sistem sekolah swasta di sini sudah sedemikian rusak (karena terpusat
pada bisnis dan profit), maka saya hanya melihat dua pilihan nyata bagi
Bahasa asing bisa didapatkan nanti di SMP dan SMA, dan walaupun ada
kemungkinan anak tidak akan menjadi selancar Native Speaker, sebagai
imbalan, dia bisa menjadi pintar sekali di dalam bahasa Ibunya.
Terus-terang
saja, saya lebih ingin bertukar pikiran dengan seseorang yang kurang
lancar dalam bahasa Inggris dan memiliki logat tebal, tetapi dari apa
yang dia bicarakan langsung jelas bahwa dia adalah orang yang sangat
pintar, daripada saya harus berbicara dengan seseorang yang sangat
lancar, tetapi mohon maaf, dia agak bodoh dan pikiran dia terlalu
sederhana!
saja, saya lebih ingin bertukar pikiran dengan seseorang yang kurang
lancar dalam bahasa Inggris dan memiliki logat tebal, tetapi dari apa
yang dia bicarakan langsung jelas bahwa dia adalah orang yang sangat
pintar, daripada saya harus berbicara dengan seseorang yang sangat
lancar, tetapi mohon maaf, dia agak bodoh dan pikiran dia terlalu
sederhana!
Anda ingin mendapat anak seperti apa? Lancar dengan risiko kurang pintar, atau pintar dengan risiko kurang lancar dalam sebuah bahasa asing?? Silahkan berfikir sendiri.
Kalau seandainya kita berada di negara lain, seperti Kan ada,
dan sekolah yang kita bicarakan adalah sekolah negeri dan bukan swasta,
dan ada ahli dari Diknas dan universitas yang terus2an memantau
perkembangan program bilingual ini, maka saya akan hapus 90% dari
artikel ini karena sudah tidak tepat lagi. Tetapi kita tidak berada di
Kanada. Dan anak anda bukan dijaga dan diajar dengan sebaik
mungkin, melainkan dijadikan sebuah kelinci percobaan di dalam sebuah
program bahasa asing yang diadakan oleh sekelompok pengusaha.
dan sekolah yang kita bicarakan adalah sekolah negeri dan bukan swasta,
dan ada ahli dari Diknas dan universitas yang terus2an memantau
perkembangan program bilingual ini, maka saya akan hapus 90% dari
artikel ini karena sudah tidak tepat lagi. Tetapi kita tidak berada di
Kanada. Dan anak anda bukan dijaga dan diajar dengan sebaik
mungkin, melainkan dijadikan sebuah kelinci percobaan di dalam sebuah
program bahasa asing yang diadakan oleh sekelompok pengusaha.
Untuk
kepentingan masa depan anak anda, saya mohon orang tua berfikir lagi
tentang keutamaan program bilingual di sekolah swasta anak anda.
Kalau anda merasa sangat yakin bahwa anak anda memang membutuhkan
bahasa asing itu, silahkan saja daftarkan di sekolah bilingual, tetapi
saya mohon agar anak dipantau terus untuk tanda2 stres, ganguan
terhadap perkembangan daya pikir dan perkembangan ilmu akademisnya. Ini
harus dilakukan olehoran g
tua (walaupun barangkali tidak merasa sanggup) karena anda tidak bisa
percaya kepada pihak sekolah untuk melakukannya dengan benar.
kepentingan masa depan anak anda, saya mohon orang tua berfikir lagi
tentang keutamaan program bilingual di sekolah swasta anak anda.
Kalau anda merasa sangat yakin bahwa anak anda memang membutuhkan
bahasa asing itu, silahkan saja daftarkan di sekolah bilingual, tetapi
saya mohon agar anak dipantau terus untuk tanda2 stres, ganguan
terhadap perkembangan daya pikir dan perkembangan ilmu akademisnya. Ini
harus dilakukan oleh
tua (walaupun barangkali tidak merasa sanggup) karena anda tidak bisa
percaya kepada pihak sekolah untuk melakukannya dengan benar.
Kalau
anda merasa ragu2 dan tidak bisa memutsukan antara Bilingual atau
tidak, saya sarankan lebih baik untuk ditinggalkan saja untuk saat ini. Bahasa
bisa didapatkan nanti (saya dapat bahasa Indonesia dari umur 20 tahun
ke atas), tetapi gangguan terhadap emosi anak, rasa percaya diri, citra
diri, daya pikir, dan ilmu akademisnya akan jauh lebih sulit untuk
diperbaiki nanti kalau memang ada masalah yang muncul. Apalagi kalau
baik sekolah maupun orang tua tidak menyadari ada masalah.
anda merasa ragu2 dan tidak bisa memutsukan antara Bilingual atau
tidak, saya sarankan lebih baik untuk ditinggalkan saja untuk saat ini. Bahasa
bisa didapatkan nanti (saya dapat bahasa Indonesia dari umur 20 tahun
ke atas), tetapi gangguan terhadap emosi anak, rasa percaya diri, citra
diri, daya pikir, dan ilmu akademisnya akan jauh lebih sulit untuk
diperbaiki nanti kalau memang ada masalah yang muncul. Apalagi kalau
baik sekolah maupun orang tua tidak menyadari ada masalah.
SELESAI
Tujuan saya membuat artikel tentang pendidikan hanya untuk membuka mata oran g tua. Saya merasa sedih ketika ada oran g
tua bertemu dengan saya dan menyatakan ada niat mencabut anak dari Al
Azhar (padahal tidak ada masalah) dan memindahkannya ke sebuah sekolah
swasta yang baru yang memiliki gedung mewah, Bilingual, Multiple
Intelligences, guru Bule, sangat mahal, dsb. Kalau saya bertanya kepada
oran g tua, Multiple Intelligences itu apa, atau program Bilingual disusun seperti apa, rata2 mereka tidak bisa menjawab. Karena
sering mendengar istilah tersebut, mereka membuat asumsi bahwa sekolah
yang mengadakan ?barang? ini adalah sebuah sekolah yang jauh lebih maju
daripada yang lain. Sayangnya, persepsi itu tidak benar. Dan
menurut saya anak itu akan lebih baik kalau tetap pada Al Azhar saja,
karena walaupun tidak sempurna, sudah jelas ada banyak lulusan yang
berkualitas dan pihak sekolah itu tidak terbiasa melakukan 'eksperimen'
terhadap program pendidikan anak. (Sebuah sekolah swasta yang
bilingual, tetapi tidak memiliki program yang benar, guru yang
terlatih, dsb., justru sedang melakukan eksperimen pendidikan terhadap
anak2 itu karena hasil yang diharapkan merupakan sebuah 'tebakan').
tua bertemu dengan saya dan menyatakan ada niat mencabut anak dari Al
Azhar (padahal tidak ada masalah) dan memindahkannya ke sebuah sekolah
swasta yang baru yang memiliki gedung mewah, Bilingual, Multiple
Intelligences, guru Bule, sangat mahal, dsb. Kalau saya bertanya kepada
sering mendengar istilah tersebut, mereka membuat asumsi bahwa sekolah
yang mengadakan ?barang? ini adalah sebuah sekolah yang jauh lebih maju
daripada yang lain. Sayangnya, persepsi itu tidak benar. Dan
menurut saya anak itu akan lebih baik kalau tetap pada Al Azhar saja,
karena walaupun tidak sempurna, sudah jelas ada banyak lulusan yang
berkualitas dan pihak sekolah itu tidak terbiasa melakukan 'eksperimen'
terhadap program pendidikan anak. (Sebuah sekolah swasta yang
bilingual, tetapi tidak memiliki program yang benar, guru yang
terlatih, dsb., justru sedang melakukan eksperimen pendidikan terhadap
anak2 itu karena hasil yang diharapkan merupakan sebuah 'tebakan').
Bisa
jadi ada sebuah sekolah swasta baru yang memang bagus sekali dan semua
anak menjadi bilingual tanpa masalah. Pertanyaan saya adalah: apakah
hal itu terjadi karena rencana sekolah memang terbentuk untuk
mewujudkan hasil seperti itu? Atau apakah hal itu terjadi secara
kebetulan saja? Dan apakah ada data yang menjelaskan nasib anak yang
tidak berhasil?Oran g
tua harus waspada karena dalam hal ini, pemilik sekolah adalah
pengusaha di atas segala2nya dan dia akan siap mengatakan apa saja yang
ingin didengarkanoran g tua supaya oran g
tua menjadi siap bayar! Pemilik sekolah belum tentu merupakan 'teman'
anda. Bisa jadi dia tergolong orang yang tidak jujur dan licik.
Masalahnya adalah kita sulit untuk membedakan antara pemilik sekolah
yang sungguh2 ingin mendidik anak anda dengan sebaik mungkin dan
pemilik yang siap berbohong asal terima uang.
jadi ada sebuah sekolah swasta baru yang memang bagus sekali dan semua
anak menjadi bilingual tanpa masalah. Pertanyaan saya adalah: apakah
hal itu terjadi karena rencana sekolah memang terbentuk untuk
mewujudkan hasil seperti itu? Atau apakah hal itu terjadi secara
kebetulan saja? Dan apakah ada data yang menjelaskan nasib anak yang
tidak berhasil?
tua harus waspada karena dalam hal ini, pemilik sekolah adalah
pengusaha di atas segala2nya dan dia akan siap mengatakan apa saja yang
ingin didengarkan
tua menjadi siap bayar! Pemilik sekolah belum tentu merupakan 'teman'
anda. Bisa jadi dia tergolong orang yang tidak jujur dan licik.
Masalahnya adalah kita sulit untuk membedakan antara pemilik sekolah
yang sungguh2 ingin mendidik anak anda dengan sebaik mungkin dan
pemilik yang siap berbohong asal terima uang.
Apakah
anda masih ingat kasus tukang ikan di Jakarta yang mengoleskan ikannya
dengan 'formalin'? Yang penting bagi dia adalah menjual ikan. Dia sama sekali tidak peduli pada kesehatan kita. Bisa jadi pemilik
sekolah anak anda menyediakan Multiple Intelligences, Bilingual, guru
Bule, Kurikulum IB dsb. dengan niat yang sama: yang penting hanya 'menjual kursi' di dalam kelas! Barangkali dia tidak peduli pada apa
yang terjadi pada anak anda pada 10-20 tahun mendatang! Tetapi kalau
dia ditanyakan, dia pasti mengatakan 'peduli'. Dan kalau si tukang ikan
ditanyakan, dia pasti mengatakan bahwa ikannya 'segar'.Oran g tua harus tetap bertindak dengan waspada dan bijaksana, dan harus selalu siap menganalisa dan
mengritik apa yang terjadi di sekolah.
anda masih ingat kasus tukang ikan di Jakarta yang mengoleskan ikannya
dengan 'formalin'? Yang penting bagi dia adalah menjual ikan. Dia sama sekali tidak peduli pada kesehatan kita. Bisa jadi pemilik
sekolah anak anda menyediakan Multiple Intelligences, Bilingual, guru
Bule, Kurikulum IB dsb. dengan niat yang sama: yang penting hanya 'menjual kursi' di dalam kelas! Barangkali dia tidak peduli pada apa
yang terjadi pada anak anda pada 10-20 tahun mendatang! Tetapi kalau
dia ditanyakan, dia pasti mengatakan 'peduli'. Dan kalau si tukang ikan
ditanyakan, dia pasti mengatakan bahwa ikannya 'segar'.
mengritik apa yang terjadi di sekolah.
Kalau
saya mendapat informasi tentang satu atau beberapa sekolah swasta yang
saya yakini bagus, saya akan membuat laporan di Blog/email dan membagi
informasi itu dengan orang tua. Tetapi kalau sekolah itu benar2 'diserang' olehoran g tua yang ingin daftarkan anaknya, maka saya tidak tahu apa yang akan terjadi sesudahnya.
saya mendapat informasi tentang satu atau beberapa sekolah swasta yang
saya yakini bagus, saya akan membuat laporan di Blog/email dan membagi
informasi itu dengan orang tua. Tetapi kalau sekolah itu benar2 'diserang' oleh
Setelah ini, saya berniat menulis artikel lagi tentang anak autis di kelas (sudah ketik beberapa halaman) dan juga tentang Multiple Intelligences dan hubungannya dengan program Bilingual (sudah mulai dibahas dengan rekan). Tetapi adik saya Lukman mengatakan bahwa saya tidak boleh menulis
artikel pendidikan lagi sampai saya selesai menulis buku saya tentang Islam (Judulnya: Mencari Tuhan, Menemukan Allah).
Sekarang buku itu sudah selesai 80%, insya Allah, dan dikerjakan hampir
setiap hari supaya segera selesai. Saya ingin mengucapakan terima kasih
kepada semua teman di MUC Consulting Group (kantor saya) yang mendukung
semua kegiatan saya menulis buku dan artikel, baik tentang Islam dan
juga tentang pendidikan. Bantuan, saran dan tanggapan dari mereka
sangat membantu saya. Insya Allah buku saya akan selesai di dalam 1-2
bulan mendatang ini dan saya bisa menulis artikel pendidikan lagi.
artikel pendidikan lagi sampai saya selesai menulis buku saya tentang Islam (Judulnya: Mencari Tuhan, Menemukan Allah).
Sekarang buku itu sudah selesai 80%, insya Allah, dan dikerjakan hampir
setiap hari supaya segera selesai. Saya ingin mengucapakan terima kasih
kepada semua teman di MUC Consulting Group (kantor saya) yang mendukung
semua kegiatan saya menulis buku dan artikel, baik tentang Islam dan
juga tentang pendidikan. Bantuan, saran dan tanggapan dari mereka
sangat membantu saya. Insya Allah buku saya akan selesai di dalam 1-2
bulan mendatang ini dan saya bisa menulis artikel pendidikan lagi.
Terima
kasih kepada semua orang tua atas waktunya untuk membaca tulisan saya,
dan semua email positif yang telah dikirim kepada saya. Semuanya
langsung dibaca, tetapi saya mohon waktu untuk membalas semuaya satu
per satu. Semoga anak anda mendapatkan pendidikan yang baik dan bermutu
di salah satu sekolah swasta, dengan pemantauan secukupnya dari anda.
Amin amin ya robbal alamin.
kasih kepada semua orang tua atas waktunya untuk membaca tulisan saya,
dan semua email positif yang telah dikirim kepada saya. Semuanya
langsung dibaca, tetapi saya mohon waktu untuk membalas semuaya satu
per satu. Semoga anak anda mendapatkan pendidikan yang baik dan bermutu
di salah satu sekolah swasta, dengan pemantauan secukupnya dari anda.
Amin amin ya robbal alamin.
Wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamu?alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Mas alamat Blognya Om Gene apa .... Aku jadi tertarik buat ngintip ..^_^
BalasHapuscoba tengok di http://genenetto.wordpress.com/
BalasHapushmmm... kakak gue kudu baca nih, Ris...
BalasHapusnggak harus bisa semuanya khan?...
BalasHapusingat kata guru yoshen...
'...menguasai 1 ilmu tapi dalam lebih baik daripada menguasai banyak ilmu tapi setengah-setengah...'
terima kasih guru yoshen... :)
Ya begitulah. Cuman orang tua kan banyak yang terpaku pada jargon: anak usia 0-6 tahun itu masa keemasan mereka. Mereka menyerap apa saja yang berada di sekitar mereka. Jadinya mereka berusaha menjejalkan anak2 dengan berbagai macam hal yang mereka pikir bisa jadi 'bekal masa depan', salah satunya bahasa asing ini. Emang ada anak yang bisa menyerap, tapi gue pikir tetep gak bisa disamaratakan begitu sih.. Apalagi sampai mengabaikan keinginan mereka sendiri.
BalasHapusBagus ni artikelnya Ris, tapi hurufnya gedein dikit lg dunk, maklum mataku juga dah ikutan jd emak2 nii...;D
BalasHapushahahahah, maap ya, aku cuma copy paste seadanya... dicopy paste lagi aja di MS Word...
BalasHapusokidokiiii..
BalasHapus