Jumat, 21 Juli 2006

Kontradiktif...

Tadi siang, kakakku menelpon, seperti biasa pake basa-basi dikit..

"Dek, lagi di mana?"
"Di kantor"
"Ooh, sibuk gak?"
"Biasa lah, kenapa?"
"Eng, gini.. tadi orang building managementku bilang, katanya dia dikabarin sama orang BMG bahwa ada kemungkinan terjadi gempa di Jakarta antara jam 2 sampe 3 ini. Yaa, lo kasi tau Dewi lah biar dianya siaga.."
"Oh, okeh.."

Sekarang udah jam enam sore dan peringatan itu gak terbukti. Terlepas dari bener enggaknya, gue jadi inget kalo beberapa hari ini banyak banget gue dapet kiriman dari e-mail tentang kemungkinan terjadinya gempa di Jakarta. Meskipun berjudul "Buat jaga-jaga", "Wallahu alam", dsb, gue sering nanggepin kabar macam itu dengan setengah hati. Apalagi kalau dibaca-baca, sumber berita itu misalnya ramalan dari Mama Laurent, Permadi, atau siapa lah cenayang lainnya...

Kalo lagi gini, kerasa banget kalo orang Indonesia gak tampak pintarnya. Di satu sisi, banyak dari kita yang berpendidikan, beramal soleh, ibadahnya gak putus-putus, tapi masih juga nyebarin kabar burung yang bersumber dari peramal macam gini. Geli banget kalo liat TV ada acara yang menayangkan seputar rumah tangga artis ataupun bencana alam dan narasumbernya si cenayang2 tadi. Plis deh, gak bisa datengin artisnya aja sekalian? Gak bisa datengin pihak terkait ahli geologi atau apapun? Gak bisa membuat beritanya lebih dari sekedar mengada-ada?

Gak cuma itu, kadang dari sumber yang gak diketahui pun tetep disebarkan. Gak cuma kali ini. Tapi setiap kali ada momen, pasti ada aja. Mau ada hari buruh, gosip Jakarta macet besar. Habis tsunami di Aceh, gosip Jakarta bakal kena. Ada satu warung belon ada label halalnya, semua warung serupa dikabarkan mengandung babi. Habis pemboman di Jakarta, semua mal tiba-tiba dicurigai bakal dibom, lengkap dengan hari dan tanggalnya. Padahal hampir semua (apa semua ya?) kabar burung tadi gak pernah terbukti, tapi tetep aja yang begituan ada terus. Ingetnya gue jadi miris, kayanya orang Indonesia itu gampang banget digoyang gosip. Gampang banget diprovokasi.

Kalo memang alasannya supaya berjaga-jaga, siapa sih yang gak tau kalo hidup tu mesti waspada? Kalo memang kita waspada dan berpikir jernih, mestinya kan tau kemana mencari konfirmasi. Jaman kaya sekarang gituuu... Kalo emang mesti banyak doa dan tawakal, lha kalo percaya Tuhan mah emang kudu terus doa dan tawakal, dan bukannya percaya sama ramalan apalagi berita gak jelas...




7 komentar:

  1. biasanya kalo diomongin ga bakal jadi..itu mantera ampuh...hhihihih *tambah bikin jengkel

    BalasHapus
  2. :D * ketawa sambil lari2 ga karuan

    BalasHapus
  3. btw, kemaren liat tv.. info gempa bmg... gempa di sulawesi tapi katanya nggak berpotensi buat tsunami...
    pagi2 headline di koran... tsunami mengancam sulawesi..

    gimana sih? bingung....

    BalasHapus
  4. Tsunami berpotensi timbul pada 6.2 skala richter, BMG mencatat gempa kemarin sekitar 6.6 skala richter, jadi ada kemungkinan tsunami. Tapi pusat pencatat gempa di Amerika cuman mencatat gempa sebesar 6.0, jadi no tsunami. :p

    BalasHapus
  5. jadi si tsunami ini lebih nurut ama BMG atau pencatat gempa di amerika?
    lieur....

    BalasHapus
  6. Silakan disimak, mungkin agak memberikan titik terang:
    Press Release Isu Gempabumi di Jakarta

    Pada Monday, July 24, 2006 pukul 00:00

    SIARAN PERS
    BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
    TENTANG ISU AKAN TERJADINYA GEMPABUMI DI JAKARTA



    Pada siang hari ini, Senin 24 Juli 2006 telah beredar isu akan terjadinya gempabumi yang bisa menggoyang kota Jakarta. BMG dengan ini menyatakan bahwa isu tersebut sangat tidak berdasar dan tidak benar, sehingga masyarakat luas diminta untuk tidak menanggapinya, serta menyikapinya dengan sikap arif dan waspada terhadap maksud-maksud jahat yang justru mungkin terkandung dibelakangnya.

    Perlu kami sampaikan secara berulang-ulang bahwa sampai dengan saat ini gempabumi belum bisa diprediksikan, meskipun oleh negara maju seperti Amerika dan Jepang yang mempunyai tenaga-tenaga ahli gempabumi sangat banyak dan bereputasi internasional, masih didukung pula dengan berbagai fasilitas modern untuk pengamatan aktifitas patahan dimana gempabumi bersumber, itupun masih belum mampu membuat prediksi gempa. Dengan demikian kami sampaikan bahwa semua informasi tentang kejadian gempa diwaktu yang akan datang pasti berupa isu, oleh karena itu masyarakat tidak perlu menanggapinya.

    Negeri kita memang kaya kejadian gempabumi, puluhan bahkan mungkin ratusan setiap hari terjadi dengan skala kecil yang hanya bisa dideteksi oleh alat, beberapa diantaranya memang bisa dirasakan, rata-rata saat ini sekitar tiga hari. Kita tahu daerah-daerah di Indonesia yang memang rawan gempa dan dapat saja terjadi setiap saat, namun sekali lagi kami tegaskan bahwa prediksi yang meliputi kapan, dimana, berapa kekuatan gempabumi belum bisa dilakukan, dengan kata lain prediksi gempabumi masih ada dalam tahapan penelitian.

    Jakarta merupakan daerah dengan tingkat kegempaan cukup tinggi, sumber-sumber gempa yang bisa berpengaruh terhadap Jakarta meliputi subduksi dari sebelah barat daya Bengkulu, Selat Sunda dan Selatan Jawa dst. Gempa-gempa yang ditimbulkan oleh aktifitas patahan Sumatera, gempa-gempa di patahan sekitar Sukabumi. Namun kapan mereka akan merilis energinya masih tetap misteri.

    Kesimpulan bahwa gempa yang diprediksikan oleh isu sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Masyarakat diminta untuk secara arif untuk tenang, tidak panik, kembali ke tempat semula.


    Jakarta, 24 Juli 2006
    Kepala Pusat Sistem Data dan Informasi Geofisika
    Badan Meteorologi dan Geofisika

    ttd.

    DR. P.J. Prih Harjadi

    Info Dini Gempa Bumi:
    021-65866502,
    021-4246321 ext 336,
    fax : 021-654631

    sumber: bmg.go.id

    BalasHapus