Senin, 06 Desember 2010

Awas..Hantu Depresi Juga Mengintai Anak dan Remaja

From: Dr Andri Andri <mbahndi@yahoo.com>
Sender: sehat@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Dec 2010 10:59:00 +0800 (SGT)
To: <sehat@yahoogroups.com>
ReplyTo: sehat@yahoogroups.com
Subject: [sehat] Awas..Hantu Depresi Juga Mengintai Anak dan Remaja

 

Awas..Hantu
Depresi Juga Mengintai Anak dan Remaja

Gangguan depresi lebih sering diketahui terjadi pada orang dewasa. Tidak banyak yang mengetahui bahwa depresi juga dapat terjadi pada anak dan remaja. Empat puluh tahun yang lalu para dokter masih meragukan adanya gangguan depresi pada anak dan remaja. Beberapa gejala mirip depresi pada anak dan remaja sering disalahartikan sebagai keadaan yang normal.
Mood yang naik turun pada anak terutama pada remaja yang sedang mengalami pubertas dianggap sebagai sesuatu yang berhubungan dengan belum matangnya status emosi pada anak dan remaja. Padahal depresi pada anak dan remaja dapat menyebabkan turunnya fungsi psikososial dan hubungan interpersonal antara anak dan sekelilingnya. Hal ini dapat menghambat proses tumbuh kembangnya sebagai seorang anak. Sayangnya sampai saat ini pun masih banyak dokter yang tidak menyadari adanya gejala depresi pada anak, terutama sekali di kalangan dokter keluarga. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga terjadi pada dokter-dokter keluarga di Amerika. Hal yang sering menjadi penyebabnya adalah
anggapan bahwa perubahan mood yang berganti pada anak dianggap wajar dan  adanya keengganan pada praktisi medis terutama dokter keluarga untuk memberi label gangguan mental pada anak dan remaja.
 
Gejala Depresi Pada Anak dan Remaja

Secara klinis pedoman diagnosis klinis pada pasien depresi anak dan remaja tidak berbeda dengan orang dewasa. Tanda dan gejala depresi yang paling sering muncul adalah

- mood yang depresif (hipotim), perasaan sedih, pada anak dapat dijumpai mood yang labil (irritable)
- kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya dinikmati
- kehilangan energi atau rasa lelah yang berlebihan
- sulit tidur atau terlalu banyak tidur
- adanya perubahan nafsu makan, dapat menurun atau meningkat
- penurunan berat badan tanpa diet
- perasaan tidak berarti atau perasaan bersalah yang tidak sesuai
- adanya kesulitan konsentrasi dalam belajar dan bekerja
- pikiran tentang kematian dan ingin bunuh diri

Setidaknya lima atau lebih dari gejala di atas terdapat untuk menegakkan diagnosis gangguan depresi. Pada anak terkadang kita harus lebih perhatian terhadap keluhan-keluhan yang terkadang mempunyai hubungan dengan depresi, keluhan itu adalah :

- keluhan fisik seperti sakit kepala, sakit sendi dan otot, sakit perut dan rasa lelah
- sering bolos sekolah atau sikapnya di sekolah tidak baik
- adanya maksud dan usaha untuk lari dari rumah
- berteriak tanpa kejelasan, sering menangis atau mengeluh terhadap segala sesuatu
- merasa cepat bosan
- tidak ada minat untuk bermain dengan teman-teman
- penggunaan zat atau alkohol
- tidak mau berkomunikasi dan berteman lagi
- takut akan kematian
- sangat sensitif terhadap penolakan dan kegagalan
- sering menunjukkan rasa marah, bermusuhan dan sikap yang mudah tersinggung
- perilaku yang membahayakan diri dan ceroboh
- kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman atau orang lain.

Paling sering kita mengetahui adanya perubahan pada perilaku anak dari gurunya di sekolah. Biasanya guru akan mengatakan bahwa si anak menjadi lebih pendiam ataupun pemarah, prestasi sekolah yang menurun serta kesulitan dalam mengikuti pelajaran atau kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman-teman. Untuk itulah peran guru di sekolah juga sangat penting dalam diagnosis dini gangguan depresi pada anak.
 
Faktor Resiko

Penelitian di Amerika dan telah dilansir oleh NIMH (National Institute of Mental Health) menyatakan bahwa pada masa anak-anak, resiko anak laki-laki dan perempuan untuk terkena gangguan depresi sama besar namun pada remaja terdapat kenaikan angka resiko pada anak perempuan sampai dua kali lipatnya. Anak yang menderita gangguan depresi berat biasanya mempunyai anggota keluarga yang juga mempunyai riwayat gangguan jenis yang sama.

Begitu juga pada anak remaja walaupun kemunginannya tidak sebesar pada anak-anak. Beberapa faktor resiko yang termasuk adalah : stress, merokok, kehilangan orang tua atau seseorang yang dicintai anak, gangguan perhatian, gangguan perilaku dan gangguan belajar,
pelecehan, tindakan kekerasan pada anak dan penelantaran serta trauma lain termasuk
bencana alam.

Sampai saat ini penyebab pasti dari gangguan depresi baik pada dewasa dan anak belum diketahui. Kemungkinan faktor yang terlibat adalah faktor biologis atau genetik, faktor psikologis si anak dan psikososial yaitu lingkungan anak seperti keluarga dan sekolah seperti pola asuh orang tua.
 
Tatalaksana

Tatalaksana pada pasien anak dan remaja dengan gangguan depresi dapat melalui beberapa pendekatan. Psikoterapi merupakan cara yang paling sering digunakan. Psikoterapi dengan menggunakan pendekatan teknik CBT (Cognitive Behaviour Therapy) atau terapi perilaku dan kognitif terbukti bermanfaat untuk menyembuhkan depresi pada anak dan remaja. Psikoterapi jenis lain yang dapat dilakukan adalah dengan Psikoterapi interpersonal yang akan memperbaiki hubungan pribadi anak yang mengalami gangguan depresi dengan orang lain dan lingkungannya yang diduga memicu timbulnya gangguan ini. Psikoterapi kombinasi dengan pengobatan medis atau pengobatan dengan obat saja dilakukan pada kasus-kasus tertentu seperti pasien gangguan depresi berulang dan berat, pasien dengan adanya ciri psikosis dan pasien yang dengan psikoterapi tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.

Sampai saat ini masih terjadi silang pendapat terhadap perlunya pengobatan dengan menggunakan obat anti depresan pada gangguan depresi anak dan remaja terutama pada anak. Hal ini juga didorong karena masih kurangnya penelitian pada bidang ini. Namun belakangan ini terdapat beberapa penelitian yang mengatakan bahwa penggunaan obat antidepresan golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) dinilai cukup efektif dan aman dalam pengobatan jangka pendek pasien gangguan depresi anak dan remaja terutama yang berulang dan berat.

Tentunya tatalaksana yang paling cocok akan berbeda untuk tiap anak. Untuk itulah orang tua, anak dan dokter keluarga atau dokter anak dapat berdiskusi terlebih dahulu untuk menentukan tatalaksana yang paling tepat. Rujukan ke dokter psikiater anak dan remaja dapat dilakukan bila dirasakan perlu terutama sekali untuk proses psikoterapi lebih lanjut atau bila dirasakan perlunya pengobatan dengan obat antidepresan. 

Perlu adanya upaya kerjasama dalam menangani masalah gangguan depresi pada anak. Pihak sekolah terutama juga dapat membantu dalam deteksi dini anak-anak yang mengalami masalah dengan sekolahnya. Orang tua harus tanggap akan situasi yang dialami anak dan tidak hanya berpikir bahwa sesuatu yang terjadi adalah suatu proses normal. Rujukan yang tepat dan penanganan yang menyeluruh akan menimbulkan hasil yang baik dalam penanganan gangguan depresi pada anak.

Sumber : Health Today, Akhir 2007 (Tulisan saya saat sedang stase residen di bagian Psikiatri Anak)


----------------

Karena gejalanya kurang lebih sama, mari waspada jika anak kita/saudara/orang tua/pasangan/diri sendiri menunjukkan gejala-gejala tersebut di atas.

*lagi mikir mikir gue termasuk depresi apa enggak :P*

2 komentar: