Buat para kontak-ku tersayang..
Sejak kemarin, ditengarai ada account MP yang sepertinya palsu dan isinya hanya nyepam dimana-mana. Virus? Mungkin. Yang jelas udah beberapa teman gue yang kena. Agar supaya account kalian tidak kena, silakan blok user bernama bryonitallis dan robertcarr, atau klik link di bawah ini:
http://brionytallis.multiply.com/block
http://robertcarr.multiply.com/block
Kalo dugaan gue, bukannya gak mungkin yang model begini bakal muncul dengan nama lain, tapi paling enggak yang udah ketahuan dibasmi aja. Kalo dah kena, user-user ini bakal naro komen one-liner di sebagian besar (atau semua?) postingan kalian, jadi inbox kalian bakal banjir sama unread reply.
Ayo tanggulangi sebelum terlambat!
---------
"I know I may not be a religious person, but if you're really up there, please help me Superman" -VGCats-
Rabu, 27 Mei 2009
Rabu, 20 Mei 2009
Majalah...
Gue merasa gue adalah orang dengan attention span yang tidak terlalu panjang. Itulah kenapa gue tidak tahan membaca buku yang tidak ada gambarnya. Tapi gue tetap suka membaca, dan apalagi bahan bacaan yang baik buat gue selain komik dan majalah.
Komik tentu saja gue suka karena bergambar. Dan majalah pun gue suka karena tulisan-tulisannya yang pendek, dan seringkali dihiasi gambar-gambar yang menawan. Meskipun gak pernah berlangganan majalah apapun, gue banyak membeli majalah secara impulsif yang sepertinya malah menghabiskan uang lebih banyak daripada berlangganan.
Seperti sudah terprogram, seminggu minimal dua kali gue mampir ke tukang majalah langganan. Gue biasanya membeli majalah komik *yang sepertinya sudah tamat riwayatnya itu*, majalah otomotif, majalah film, majalah fotografi, majalah komputer, dan majalah anak-anak (ini sih buat anak gue), majalah serius, dan sesekali majalah pria :D
Buat gue, majalah adalah sumber pengetahuan gue akan segala sesuatu yang berbau populer. Buat yang jarang keluar rumah kaya gue, ini adalah sesuatu yang penting. Emang sih ada internet, tapi gak ada yang mengalahkan sensasi tidur-tiduran* sambil membaca tentang mobil impian yang baru dilaunching ribuan kilometer jauhnya, atau berkhayal berkeliling dunia dan memotret lokasi-lokasi eksotis.
Dan gue merasa hobi gue yang satu ini sudah mulai kelewatan. Membaca majalah komputer pun gue lebih banyak ngiler dan gak ngerti karena komputer di rumah gue adalah komputer lemot yang berumur kurang lebih lima tahun. Membaca majalah otomotif cuma membuat gue tau mobil-mobil baru padahal liat mesin pun gak ngerti. Membaca majalah fotografi pun gue cuma manggut manggut sok tahu karena gue gak punya kamera. Sampe teman kantor banyak yang meledek, "Beli dong kameranya.. baca baca aja melulu, browsing melulu..." :P
Lalu gue berpikir, kenapa ya gue gak bisa beli kamera DSLR atau apgred komputer supaya trendi? Sepertinya karena duit gue keburu habis buat membeli majalah tiap bulannya :((..
*kadang-kadang di kantor sih :D
Komik tentu saja gue suka karena bergambar. Dan majalah pun gue suka karena tulisan-tulisannya yang pendek, dan seringkali dihiasi gambar-gambar yang menawan. Meskipun gak pernah berlangganan majalah apapun, gue banyak membeli majalah secara impulsif yang sepertinya malah menghabiskan uang lebih banyak daripada berlangganan.
Seperti sudah terprogram, seminggu minimal dua kali gue mampir ke tukang majalah langganan. Gue biasanya membeli majalah komik *yang sepertinya sudah tamat riwayatnya itu*, majalah otomotif, majalah film, majalah fotografi, majalah komputer, dan majalah anak-anak (ini sih buat anak gue), majalah serius, dan sesekali majalah pria :D
Buat gue, majalah adalah sumber pengetahuan gue akan segala sesuatu yang berbau populer. Buat yang jarang keluar rumah kaya gue, ini adalah sesuatu yang penting. Emang sih ada internet, tapi gak ada yang mengalahkan sensasi tidur-tiduran* sambil membaca tentang mobil impian yang baru dilaunching ribuan kilometer jauhnya, atau berkhayal berkeliling dunia dan memotret lokasi-lokasi eksotis.
Dan gue merasa hobi gue yang satu ini sudah mulai kelewatan. Membaca majalah komputer pun gue lebih banyak ngiler dan gak ngerti karena komputer di rumah gue adalah komputer lemot yang berumur kurang lebih lima tahun. Membaca majalah otomotif cuma membuat gue tau mobil-mobil baru padahal liat mesin pun gak ngerti. Membaca majalah fotografi pun gue cuma manggut manggut sok tahu karena gue gak punya kamera. Sampe teman kantor banyak yang meledek, "Beli dong kameranya.. baca baca aja melulu, browsing melulu..." :P
Lalu gue berpikir, kenapa ya gue gak bisa beli kamera DSLR atau apgred komputer supaya trendi? Sepertinya karena duit gue keburu habis buat membeli majalah tiap bulannya :((..
*kadang-kadang di kantor sih :D
Senin, 18 Mei 2009
Fringe (TV Series)

Rating: | ★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Science Fiction & Fantasy |
Setelah X-Files tamat, gue merasa kehilangan film serial fiksi ilmiah yang menarik hati. Gue sempat mengikuti serial Eureka yang meskipun tidak jelek, gue sering merasa ceritanya kedodoran dan membingungkan. Waktu gue mendengar bahwa Fringe ini dibuat, awalnya gue skeptis karena dari jajaran pemainnya gue hanya mengenal nama Joshua Jackson dari deretan pemainnya, yang cuma gue kenal dari film remaja menye-menye legendaris, Dawson's Creek. Tapi nama JJ Abrams (Alias, Lost, Mission Impossible III, Star Trek)-lah yang menarik gue buat menjajal nonton serial ini.
Dan gue tidak menyesal. Cinta gue akan film serial fiksi ilmiah bersemi kembali.
Fringe bercerita tentang Olivia Dunham (Anna Torv), agen FBI yang handal, dan terlibat asmara dengan rekan kerjanya, agen John Scott. Ketika suatu saat keduanya sedang menyelidiki kasus tewasnya seluruh penumpang sebuah pesawat secara misterius, John Scott terkena toksin yang dapat menghancurkan daging tubuh manusia tanpa sisa, yang juga menjadi sebab tewasnya para penumpang pesawat tersebut. Satu-satunya harapan yang mungkin menyelamatkan nyawa John Scott adalah Dr. Walter Bishop (John Noble), ilmuwan nyentrik yang namanya tenggelam tapi mempunyai track record hasil kerja yang mencengangkan.
Masalahnya adalah Dr. Walter Bishop ini sedang menjadi pasien rumah sakit jiwa karena dituduh membunuh salah satu asistennya dalam salah satu eksperimennya.
Satu-satunya harapan untuk mengeluarkannya adalah persetujuan dari anak satu-satunya, Peter Bishop (Joshua Jackson) yang bekerja serabutan keliling dunia. Ternyata keberadaan toksin penghancur manusia itu adalah bagian dari sebuah misteri besar yang dinamai "The Pattern", di mana banyak kejadian aneh bermunculan di seluruh dunia, yang ditengarai adalah ulah manusia. Tidak seperti The X-Files yang langsung menyalahkan makhluk dari planet lain sebagai kambing hitamnya, kejadian-kejadian di film Fringe ini diakibatkan oleh sekelompok orang yang punya agenda rahasia. Mereka menjadikan seluruh dunia seperti ruang eksperimen pribadi mereka.
Agen Olivia Dunham pun akhirnya ditugaskan ke dalam satuan khusus yang menyelidiki kasus-kasus yang berkaitan dengan The Pattern ini. Keterlibatan Dr. Walter Bishop pun dilanjutkan dengan terus diawasi oleh Peter Bishop yang sepertinya mewarisi otak jenius bapaknya, karena Walter ternyata beneran menjadi gila setelah disekap 17 tahun di rumah sakit jiwa.
Btw, kenapa berjudul Fringe? Ini karena tema film ini adalah Fringe Sciences, cabang ilmu pengetahuan yang berada di luar teori-teori science ortodoks karena tidak mempunyai dasar keilmiahan yang kuat. Dengan begini, semua fenomena yang terjadi di film ini selalu dipandang dengan kacamata ilmiah, betapapun absurdnya itu. Teleportasi, pyrokinesis, dunia paralel, kemampuan psikis, dan sebagainya dijelaskan sebagai hal-hal yang sudah ada dan memang sedang dalam penelitian. Sebagian malah adalah hasil karya Dr. Walter Bishop sendiri yang sudah ia lupakan :D.
Film ini gue rekomendasikan banget buat siapa saja yang patah hati karena ditinggal habis The X-Files. Para pemainnya, meskipun menurut gue beberapa masih terlihat kaku, buat gue cukup berhasil membikin film ini jadi menarik. Hubungan bapak dan anak Bishop menjadi hal yang membuat film ini tidak kering dengan hal-hal ilmiah. Juga karakter Olivia Dunham sepertinya disiapkan untuk menjalin hubungan romantis gantung dengan Peter Bishop seperti halnya dulu Mulder dan Scully. Untung saja, terlepas dari gosip bahwa film ini akan dihentikan karena krisis yang melanda studionya, Fringe akhirnya diumumkan akan diteruskan dengan season 2...
Shark vs Octopus, and whatever happen to that electric girl?
Haris dan Aswin soal film penting:
Gue : Win, kok Angels & Demons cuma dapet C+ dari kritikus di yahoo! movies yak? Biasanya film-film lumayan minimal B lah...
Aswin : Tauk. Katanya sih bagus. Lebih bagus dari Da Vinci Code lah.
Gue : Nah itu dia, film Da Vinci Code aja menurut gue gak bagus. Kalo kaya Star Trek nih, kan dapet nilai B+...
Aswin : Idih *dengan muka jijik*, gue mah gak demen Star Trek. Film apaan tuh.. PALING GAK PENTING. Mana gue gak nonton serialnya lagi..
*beberapa halaman internet kemudian*
Gue : Nah ini Win, gue nemu film yang kayanya PENTING ABIS. Judulnya aja keren:
MEGA SHARK vs. GIANT OCTOPUS.
Dan yang maen doong..
Aswin : siapa?
Gue : Lorenzo Lamas dan Deborah Gibson. Iya, Debbie Gibson yang itu:
Akhirnya salah satu misteri dalam hidup gue terjawab sudah. Debbie Gibson masih main film tokh.. B-movie banget sih. Sekarang gue tinggal bertanya-tanya kemana Jason Donovan dan para anggota BVSMP*. Dan meskipun selera film gue kacrut, senggaknya gue gak pernah percaya dengan film yang judulnya adalah nama binatang. Atau di posternya ada nama Lorenzo Lemas....
*dulu gue pernah dikasih tau BVSMP bubar karena anggota-anggotanya ada yang ke SMA, STM, ato langsung bantu orang tua... *duh maap*
Gue : Win, kok Angels & Demons cuma dapet C+ dari kritikus di yahoo! movies yak? Biasanya film-film lumayan minimal B lah...
Aswin : Tauk. Katanya sih bagus. Lebih bagus dari Da Vinci Code lah.
Gue : Nah itu dia, film Da Vinci Code aja menurut gue gak bagus. Kalo kaya Star Trek nih, kan dapet nilai B+...
Aswin : Idih *dengan muka jijik*, gue mah gak demen Star Trek. Film apaan tuh.. PALING GAK PENTING. Mana gue gak nonton serialnya lagi..
*beberapa halaman internet kemudian*
Gue : Nah ini Win, gue nemu film yang kayanya PENTING ABIS. Judulnya aja keren:
MEGA SHARK vs. GIANT OCTOPUS.
Dan yang maen doong..
Aswin : siapa?
Gue : Lorenzo Lamas dan Deborah Gibson. Iya, Debbie Gibson yang itu:
Akhirnya salah satu misteri dalam hidup gue terjawab sudah. Debbie Gibson masih main film tokh.. B-movie banget sih. Sekarang gue tinggal bertanya-tanya kemana Jason Donovan dan para anggota BVSMP*. Dan meskipun selera film gue kacrut, senggaknya gue gak pernah percaya dengan film yang judulnya adalah nama binatang. Atau di posternya ada nama Lorenzo Lemas....
*dulu gue pernah dikasih tau BVSMP bubar karena anggota-anggotanya ada yang ke SMA, STM, ato langsung bantu orang tua... *duh maap*
Jumat, 08 Mei 2009
Playing For Change: Song Around the World - "Stand By Me"

Idenya sederhana; untuk menunjukkan bahwa musik itu bahasa yang universal, Mark Johnson berkeliling ke seluruh dunia, merekam penampilan para musisi jalanan. Hasil rekamannya itu kemudian disatukan sehingga membentuk seakan-akan para musisi jalanan di seluruh dunia berkumpul di studio dan merekam lagu bersama-sama. Lagu 'Stand By Me' ini adalah lagu pertama yang melambungkan kepopuleran proyek Playing For Change ini, hingga sekarang lagu-lagu yang direkam sudah berbentuk album dan dijual dimana-mana... gak tau sih dimana-mana itu termasuk Indonesia atau enggak :D
Seperti waktu para musisi terkenal dunia merekam lagu 'We Are The World' untuk program USA For Africa di tahun 80-an, proyek Playing For Change ini dibuat dengan semangat yang sama. Kelihatannya keuntungan dari penjualan CD ini akan dipakai juga untuk kegiatan sosial. Dan meskipun sudah berjuta artis mengcover lagu Ben E King ini, ternyata mendengar musisi-musisi yang tidak terkenal main bareng tidak kalah menyenangkan dibanding acara kumpul-kumpul penyanyi ngetop...
Salah satu video yang membuat gue merasa senang tiap kali menontonnya...
Minggu, 03 Mei 2009
X-Men Origins: Wolverine

Rating: | ★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Action & Adventure |
Wolverine adalah salah satu tokoh Marvel paling populer. Dia juga salah satu tokoh komik terpopuler. Salah satu hal yang membuatnya digemari adalah karakternya yang anti-hero, yang pada saat pemunculannya itu menjadi alternatif yang menarik buat karakter superhero tipikal macam Superman atau Batman. Wolverine adalah karakter yang tidak takut membunuh. Dan apa yang membuatnya menjadi seperti itu dibungkus rapat-rapat oleh masa lalunya yang misterius. Itu sampai setelah 27 tahun kemudian Marvel memutuskan untuk menceritakan misteri di balik masa lalunya itu.
Dan cerita itu bukan yang gue tonton di bioskop saat itu.
Emang agak muluk kalo gue berharap si penulis skrip menuruti cerita yang sudah digariskan di komiknya. Tapi yang gue lihat di film ini adalah rangkuman cerita yang dibikin dengan berusaha memasukkan sebanyak mungkin aksi dan karakter baru. Akhirnya jadilah film yang penuh ledakan dan efek spesial, tapi dengan cerita yang sangat mudah ditebak dan banyak momen-momen gak pentingnya.
Konflik yang diceritakan, kisah cintanya, sampai lupa ingatannya yang seharusnya menjadi hal krusial yang membentuk pribadinya sehingga jadi seperti sekarang, kelihatannya hanya ditempel begitu saja supaya bisa diselesaikan di lima menit terakhir.
Tapu gue jadi ingat lagi, Wolverine sekarang sudah menjadi household name, dan Marvel kelihatannya memang mengharapkan film ini jadi tontonan keluarga. Dengan alasan kompromi gue jadi bisa mengerti kenapa 'sisi gelap' Wolverine digambarkan dengan ceteknya. Kehadiran Gambit, meskipun keren, sebenarnya tidak perlu ada di sini. Begitu juga Scott Summers/Cyclops dan Emma Frost/White Queen. Ah, semestinya professor X pun tidak perlu muncul di sini.. Mereka cuma mengalihkan penonton dari cerita yang seharusnya lebih bisa dieksplor. Jennifer dan James Hudson digambarkan 'cuma' sebagai petani tua di pedalaman Kanada, sementara kehadiran Victor Creed/Sabretooth dibikin membingungkan sehingga setelah nonton film ini, dua dari tiga orang yang nonton sama gue bertanya pertanyaan yang sama, "Emang Victor itu kakaknya Logan ya?"
Tapi yang paling mengganggu gue, tentu saja penggambaran Deadpool di film ini. Gue udah melihatnya di trailer, dan review yang banyak beredar, dan saat itu gue kecewa. Setelah nonton film ini, gue jadi benar-benar membenci keputusan Marvel yang rela membiarkan tokoh sekeren ini diperkosa sedemikian rupa. Menyebalkan.
Dan spesial efeknya, jujur aja buat gue gak terlalu istimewa. Tapi senggaknya di film ini Hugh Jackman menjadi Wolverine yang lebih meyakinkan setelah gagal membuat gue terkesan di tiga film X-Men sebelumnya. Aktingnya tetep gitu-gitu aja sih, tapinya :P.
Buat gue film ini nilainya 2,5 bintang lah...
Langganan:
Postingan (Atom)