Kamis, 08 Januari 2009

bukan curcol, tapi ah sudahlah... :D

Para pelintas jalan raya M40 yang ramai di London Inggris (Roel tau gak ya? :D), selama beberapa waktu disapa oleh tulisan di dinding yang dibuat entah oleh siapa. Tulisan tersebut dibuat di tembok yang membentang bermeter-meter, dan bisa dibaca jelas oleh pengemudi yang biasanya terkena macet di jalan itu;

WHY DO I DO THIS EVERYDAY?*

Bayangkan betapa jengkelnya kita pada saat sedang terjebak macet karena harus melewati jalan yang sama setiap hari, dan selalu diingatkan, "Why do I do this everyday?" Ide yang sungguh brilian, siapapun yang menulis itu :D

Tapi ini mengingatkan gue akan sesuatu. Ternyata kita memang seringkali terjebak terlalu dalam dengan rutinitas, sehingga ketika diingatkan kenapa kita melakukan itu, seringkali yang timbul adalah kejengkelan.

Kalo pernah juara kelas atau juara-juara lainnya, pasti pernah dengar, "menjadi juara lebih gampang daripada mempertahankannya" atau semacam itu lah. Memulai sesuatu ternyata lebih mudah. Kita bisa melakukan sesuatu karena terpaksa, karena cinta, karena merasa itu kewajiban, atau karena memang pingin melakukannya. Tapi selama apakah alasan itu bisa terasa masuk akal?

Cinta pun harus diperbarui, kata pakar percintaan. Kewajiban bisa terus dilakukan asal keyakinan kita terus kuat. Tapi karena terpaksa? Orang dulu banyak yang bisa menikah tanpa perlu cinta, karena ternyata (akhirnya) cinta bisa datang belakangan. Yang akhirnya gak cinta juga ada juga sih :D.

Bagaimana menimbulkan cinta kembali terhadap rutinitas kita? Atau bagaimana menumbuhkan cinta terhadap keterpaksaan kita? Gak semua orang punya kenyamanan untuk bisa berganti jalan hidup setiap kali merasa bosan. Cepat atau lambat kita akan dihadapkan pada situasi mengkonfrontasikan rasa bosan itu. Entah bersahabat dengan rutinitas, syukur-syukur bisa membakar lagi api asmara kepadanya.

Kenapa kita masih bertahan di tempat kerja sekarang? Kenapa kita masih bertahan sama pasangan kita sekarang? Kenapa kita masih betah kena macet setiap hari di jalan yang sama? Kenapa kita ada di tempat kita sekarang? Kenapa kita masih menghadapi orang yang masih menjengkelkan?

Kenapa enggak?

Mungkin memang tujuan kita melakukan sesuatu itu lebih penting, melebihi rasa bosan kita. Kalau bosan, biasanya cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengingat-ingat lagi komitmen kita, alasan kenapa kita melakukan itu pertama kali.  Atau jangan-jangan sadar atau enggak, kita sudah menemukan kenyamanan di rutinitas itu, jadi bagian dari hidup yang kalau tidak dilakukan rasanya ada yang kurang. Kalau sudah begitu, mungkin bersahabat dengan rutinitas itu tidak sesulit yang dibayangkan. Atau memang jika alasannya ternyata cinta itu terbukti mengalahkan segalanya, selamat yaaa.. Sepertinya anda sudah menemukan alasan dari semua alasan.

Pernah dengar istilah 'bored to death'? Sepertinya yang cocok menjawab itu adalah 'what doesn't kill you, makes you strong' :D

** belakangan katanya tulisan itu diganti dengan:

"WHY DO I STILL DO THIS EVERYDAY?" :))


 

11 komentar:

  1. apalah gue dibandingkan aa Ogie yang SUNGGUH SANGAT MEMANG SELALU ALWAYS... :D

    BalasHapus
  2. jawabnya ya itu dia..KOMITMEN...rasanya kalo ga inget2 dah teken kontrak pertama dulu yg bunyinya kira2: siap ditempatkan kapanpun dan dimanapun, dan klo ga inget2 ini adalah salah satu mimpi gue dan betapa cinta Alloh sama gue dengan memberi kesempatan utk menjalani mimpi gue...
    pasti gue dah packing dan pulang ris...
    instead of that, gue lagi belajar utk lebih bersyukur...dukung gue ya! as always..hehe

    BalasHapus
  3. ah elo emang jadi membosankan ris :P kemana perginya pemuda dengan mobil datsun biru yang setiap 1 km harus dikasih minum tapi dia masih nyanyi2??

    pisss :D

    BalasHapus
  4. tentu saja pergi bersama pemudi yang sering nyanyi lagu2 menye sambil bermuka memelas dan cerita soal percintaan yang tanpa harapan..

    BalasHapus
  5. Ris.. gw kuatir nih..
    semakin lama kok loe semakin mirip Ogie ya?

    ngg.. bukan...
    gw gak ngomongin soal fisik..

    (Ogie kan ga bisa bawa meriam.. wekekekek.. )

    BalasHapus
  6. kok kuatir? mestinya bersyukur dong gue bisa makin menyerupai Aa Ogie yang ganteng, sholeh, sakses, dan bijaksana tiada terkira itu...

    BalasHapus
  7. kuatir gw akan kebingungan musti milih mana.. pasangan pidi-oyas atau ogie-haris
    gimana dong nih?!?!

    BalasHapus