Kamis, 28 Agustus 2008

Berpikir yang terburuk..

Dragon Ball adalah salah satu manga kesukaan gue. Gue dulu sangat suka bagaimana Akira Toriyama sang pengarang membuat cerita yang fun, penuh aksi, juga kocak dalam waktu bersamaan. Dalam visinya, dunia adalah tempat di mana manusia dan monster bisa hidup berdampingan.

Salah satu bagian cerita yang gue ingat adalah pada saat cyborg jahat bernama Cell muncul ke dunia. Alih-alih langsung membinasakan manusia dan menguasai bumi, ia menerima tantangan Songoku yang sebenernya saat itu sudah tewas. Jadi hantu Songoku ini meminta Cell menunggu seminggu lagi. Dalam waktu tersebut, para pembela bumi akan menantangnya dalam pertarungan satu lawan satu, dan Songoku berjanji akan ada yang cukup kuat untuk mengalahkan Cell.

Cell yang saat itu memang sangat kuat, bahkan jauh lebih kuat dari Songoku sendiri, tertarik karena penasaran. Dan ia pun menyetujui tantangan itu.

Masalahnya sekarang, siapa yang cukup kuat menghadapi Cell? Songoku sebagai yang terkuat saat itu yakin bahwa anaknya, Songohan, punya potensi untuk menjadi lebih kuat darinya. Hanya saja ia tidak mengetahui itu. Saat itu, para bangsa Saiya seperti Songoku baru saja menemukan cara untuk mengubah diri mereka menjadi kuat, yaitu dengan berubah menjadi Super Saiya berambut emas seperti pisang. Hanya orang Saiya terlatih yang bisa mengeluarkan kekuatan terpendamnya untuk berubah menjadi Super Saiya, karena itu jurus tersebut tidak bisa digunakan sembarangan. Saingan Songoku, Bejita, langsung mengambil kesempatan waktu seminggu itu untuk berlatih sekeras-kerasnya. Ia ingin menjadi orang Saiya terkuat di bumi dan mengalahkan Cell sebagai pembuktian superioritasnya dari Songoku.

Lalu apa yang dilakukan Songoku? Ia pergi berpiknik bersama keluarganya.

Semua orang heran melihat kelakuan Songoku yang begitu santai ini. Hanya saja, Songoku bukannya tidak memiliki rencana. Selama seminggu itu ia melakukan kegiatan sehari-hari, bahkan bersenang-senang bersama keluarganya dalam bentuk Super Saiya. Ia menyuruh Songohan melakukan hal serupa. Tujuannya satu, ia ingin Songohan terbiasa dalam bentuk Super Saiya yang sebenarnya melelahkan itu. Dengan begitu, jika saatnya tiba, ia tidak perlu lagi berpikir bagaimana mengeluarkan kekuatannya menjadi Super Saiya, tapi bagaimana berbuat lebih dari itu.

Kenapa tiba-tiba gue teringat cerita ini?

Adalah beberapa teman gue yang sedang merasa hidupnya rumit, yang menjadi penyebabnya. Gue merasa kurang bisa berempati karena memang tidak pernah mengalami apa yang sedang mereka alami sekarang. Hanya satu yang gue ingat pernah bilang sama mereka, jangan anggap keadaan sekarang itu akhir dari segalanya. Anggap saja besok-besok hidup akan lebih rumit lagi, karena memang kenyataannya begitu. Dengan membiasakan diri pada kerumitan hari ini, tanpa sadar kita akan lebih kuat buat menghadapi lebih banyak kerumitan di kemudian hari. Dan kalau kita bisa beradaptasi menghadapi apapun yang dilempar hidup pada kita, niscaya kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat. Naik level, seperti kata bapak dan iburanger. Seperti halnya Songohan muda yang akhirnya berhasil mengalahkan Cell dan menjadi orang Saiya terkuat, bahkan lebih kuat dari Songoku dan Bejita yang seumur hidupnya bertarung untuk memperkuat diri.

Ah, gue gak bisa menjadi sebijak Aa Ogie memang...
Ogieee,... beri pencerahaaan!



19 komentar:

  1. Agak susah gue mencari pesan moral dari film hentai :D

    BalasHapus
  2. gue sebar luasin tulisan lu Ris...nice job...

    BalasHapus
  3. Oh, ada! pesan moralnya adalah,

    "Janganlah kau memakai rok sekolah yang terlalu pendek, karena itulah yang disukai tentakel."

    BalasHapus
  4. Son Goku pak, bukan Songoku... XD

    BalasHapus
  5. Maap.. gue juga nulisnya Bejita, bukan Vegeta :D

    BalasHapus
  6. Memang hentai itu sangat bermanfaat bagi dunia ilmiah. Kalau nanti ingin mendesain senjata penakluk massal tanpa korban jiwa, desainnya pasti melibatkan tentakel berjumlah tak hingga.

    BalasHapus
  7. ambil filosofi biji kopi ajah, jangan wortel... biji kopi dipanasin makin mateng, wortel dipanasin makin lembek...

    yang gw kurang sreg cuman "anggap besok akan lebih rumit"...

    mungkin lebih baik kalo: "rumit level 9 sekarang lagi gue jalanin, besok-besok ketemu rumit level 4,5,6 bakal jadi enteng.. tinggal nunggu aja kapan Allah ngasi rumit level 10.. level 10 lewat, level 9 pasti ntar jadi enteng juga.."

    BalasHapus
  8. oh.. Haris..
    gw kuatir lama2 Ogie terpaksa harus berguru padamu...

    :P

    BalasHapus
  9. jangan pake cheat atas - atas - bawah - bawah - kiri - kanan - kiri - kanan - tombol b - tombol a - select - start ya... '^_^

    pembahasan yang agak curang karena jagoan kaporit gw, piccolo nggak dimasukin... padahal dia gurunya gohan # T_T

    BalasHapus
  10. Mungkin maksud gue adalah, jangan berpikir kesulitan sekarang itu akhir dunia. Kehilangan pekerjaan itu akhir dunia. Kehilangan pacar itu akhir dunia. Karena Allah itu senang menguji makhluk yang dicintaiNya.

    Ah, gak jadi deh... ternyata gue gak bisa sebijak elu memang. Pak Ogie SUNGGUH MEMANG! :D

    BalasHapus
  11. cheat itu kan cuma bikin 30 nyawa. Kalo semuanya habis di level itu ya gak bisa naik level juga :D

    Piccolo, nanti kalo gue ngebahas soal Fusion ya ^_^ *sambil berpikir keras apa yang mau dibahas*

    BalasHapus
  12. ah ris..gue juga suka sih nonton dragon ball, tapi yg seri dulu banget jaman dia masih baru2 muncul...dan yaa..wkt itu ga kepikir sih pesan moralnya kecuali keinginan memiliki awan terbang...:p

    **emang semakin bijak bapak ini..gue lg nyari ustad buat ceramah lebaran nih, berminat?**

    BalasHapus
  13. Asal gue dibayarin pulang pergi Marseille-Jakarta plus jemaahnya gak keberatan gue cerita tentang 'hikmah di balik hubungan orangtua dan anak Ranma dan Genma Saotome' sih boleh aja :D

    BalasHapus