Lagi hari pertama nih..

Dari semalam yang gue liat dan dengar adalah berita soal gempa. Ternyata besar juga gempa di Bengkulu itu. Katanya sampai kerasa di Jakarta. Waktu itu gue sedang di jalan, jadi gak ngerasa apa-apa... Ternyata Bapak yang di rumah juga gak ngerasa apa-apa. Sepertinya secara genetis gue memang tidak peka terhadap bencana alam. Dari jamannya sempet ngetren gempa dulu (emang ada ya?) gue juga selalu ngeh kalo ada gempa. Dulu waktu  bom kuningan pun, begitu dengar ledakan gue bukannya langsung berlindung atau apa (temen gue ada yang sempet kabur), malah tanya temen sebelah gue, "Eh, itu barusan apa ya?" Baru setelah kantor gue runtuh dan atap menimpa kepala gue, gue nyadar :D

Tapi sepertinya semalam gue gak ngeh ada apa-apa karena gue terlalu sibuk melihat jalan yang muacret cret cret... Gue jadi sadar bahwa menjelang puasa Ramadhan ini akan ada satu godaan berat yang akan menantang puasa gue. Dan godaan itu berbentuk para pengendara motor. Setan-setan roda dua itu sepertinya akan lebih mudah meruntuhkan kesabaran gue dibanding warung warung makan yang gak pasang korden (lagian dari dulu gue juga gak peduli mereka pasang korden ato gak).

Dulu waktu kejadian bom kuningan itu (kenapa lagi keingetan itu ya?), gue dan roelworks sering chatting pagi-pagi, ngomongin kelakuan pengendara motor ibukota. Sampe kepikiran bikin komik tentang itu, cuman aja gue males mulainya sampe sekarang :D. Sekarang setelah gue juga menjadi pengendara motor, kebencian gue mereka gak juga berkurang. Gue gak bisa bilang bahwa yang brengsek itu oknum, karena jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang baik budinya. Kalo gini, rasanya pengendara baik budi itu yang bisa disebut oknum, dan gue bangga kalo bisa menjadi bagian dari oknum tersebut :D.

Jadi menurut kesimpulan gue, inilah golongan pengendara motor yang Insya Allah masuk neraka:
1. Pengendara motor yang hobi berkendara malam hari tanpa lampu penerang.
2. Pengendara motor yang kurang paham bahwa ada teknologi yang bernama lampu sein yang dapat dipakai untuk memberitahu orang kalau dia mau berbelok/memotong jalur
3. Pengendara motor yang hobi berkendara dengan kecepatan rendah di tengah jalan.
4. Pengendara motor yang kurang paham dengan prinsip menjaga jarak aman, dan berpendapat bahwa jarak satu senti pun adalah kesempatan buat menyalip.
5. Pengendara motor yang naik trotoar, dan berjalan berlawanan arah.
6. Pengendara motor yang ngotot berhenti paling depan di lampu merah, saking depannya sampai dia gak liat kalo lampunya udah ijo dan malah menghambat kendaraan di belakangnya.
7. Pengendara motor yang berisik, memakai knalpot bersuara pekak, dan klakson truk yang bikin orang jantungan bisa tewas di tempat.
Saran gue buat yang merasa masuk golongan di atas, bertobatlah, banyak-banyak beribadah, dan bersedekah. Juga belajar berempati terhadap orang lain dong ah... Jangan salah sangka gue juga selalu sopan santun sikap sempurna di jalan ya, gue juga kadang kadang jadi esmosi dan kebawa ugal-ugalan, apalagi kalo lagi pengen jalan santai santai saja dan tiba-tiba dibrengseki oleh setan macam ini.

Kenapa gue hanya sebal sama pengendara motor saja? Padahal yang banyak menyumbang terhadap keruwetan jalan juga dari pengendara mobil dan kendaraan umum? Mungkin pertanyaan ini sama jawabannya dengan kenapa Islam dulu diturunkan di tanah Arab? Karena pada saat itu keadaan Arab paling jahiliyah :P

Nanti lagi deh mikirnya, pengen bobok sebentar, mumpung kantor masih sepi... Ato ada yang mau nambahin?