
Gue bengong sebentar, trus menjawab secara diplomatis, "Ya, liat aja nanti anaknya minatnya apa."
"Jangan gitu dong Mas. Mestinya dari sekarang diset mau jadi apa. Jadi pembalap, atau astronot misalnya." tambah si kerabat, yang belum menikah karena masih menyelesaikan studi S2-nya (atau sebaliknya ya :D)
Gue hanya nyengir saja sambil berpikir. Sebagai orangtua yang masih pakai plang 'belajar' di atas kap, gue jadi berpikir apa iya mesti begitu? Atau mungkin cara berpikir S2 memang jauh ke depan, berbeda dengan saya yang berpikir biasa-biasa saja dan cenderung sesaat ini :D.
Dalam bayangan gue yang sok tau ini, orang tua berkewajiban membimbing anaknya mengembangkan kemampuan dirinya dan berbekal sebaik-baiknya hingga saatnya nanti mesti hidup mandiri. Pilihan akan cita-cita ya lihat nanti anaknya maunya apa. Cita-cita kan pilihan hidup, dan gak ada yang lebih menyenangkan dari mengambil pilihan hidup yang disenangi. Maunya sih, gue membebaskan anak gue untuk menjadi apa asalkan memenuhi dua syarat:
1. Halal dan tidak menjauhkan dirinya dari agama.
2. Dia selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik di bidang itu.
Kalau masalah rejeki dan pendapatan, mestinya sih berbanding lurus dengan poin kedua di atas. Kalau misalnya Alif lebih pingin jadi seniman misalnya dibandingkan dokter, ya mestinya sih gue bisa membolehkan asal dia jadi seniman yang total dan punya rencana untuk terus maju. Misalnya dia pingin jadi pelawak misalnya, ya mestinya sih gue bisa membolehkan asal dia menjadi pelawak yang cerdas dan berhasil. Intinya, always strive for perfection in whatever you do.
Tapi,
Kalo misalnya Alif kepengen jadi polisi atau tentara gimana? Gue masih harus konsisten sama poin di atas gak ya? huhuhuhuhuhu...
*kalo kata ibunya, "Pokoknya aku mau kasih 'pengertian'" *perhatikan penekanan pada kata 'pengertian'* :D
hmmm...musti banyak belajar dari bapak Haris
BalasHapuskalo gak salah, kata kahlil gibran, anakmu itu bukan milikmu.. orangtua bagai busur, anak itu anak panahnya.. kita cuman bisa ngarahin supaya nancep cep cep ke sasaran.. susahnya, melenceng sedikit busurnya, sudut melencengnya makin jauh makin gedwe.. uuhhh..
BalasHapusRoel, belajar sama Aa Ogie aja, gue aja kayanya mau belajar sama dia nih :D
BalasHapusGAK MAU GAK MAU GAK MAUUUU.....
BalasHapusaa ogie MEMANG! (mulaiiii)
BalasHapusAh, Aa Ogie masih non practisioning ...beda dengan pak Haris udah general practisioner
BalasHapusasal jgn jd kayak bapaknya aja :p
BalasHapusoh.. betapa Pak Haris MEMANG bijaksana...
BalasHapusmaster.. master... jadikan aku muridmu master....
Bu Lia:
BalasHapusWah, gak salah tu bu Lia? Suaminya guru besar mata kuliah kebijaksanaan kok... :P
Rosi:
Ya, itu sebenernya poin nomer tiga :D
Roel:
Aa Ogie belum praktek aja sudah piawai, apalagi kalau sudah, ckckck.. SUNGGUH bukan?
Ardie:
Lu akhir2 ini lagi gemar jadi kompor ya :D
kompor gas! gas biru!... huehehehehehehe... :)
BalasHapus:) salut pak, semoga alif jd anak sholeh sesuai harapan ortunya, amiin...
BalasHapussetiap anak punya ukuran kebahagiaan dan kesuksesannya masing-masing, tinggal orang tuanya aja untuk membimbing, mengarahkan, memberi pengertian dan kebebasan seluas-luasnya... :)
BalasHapuscontoh aja nobita, waktu lahir khan ekspektasi ortunya nggak macem-macem... mau jadi apa nobita nanti, mereka janji mau mendukung... klo tiba-tiba nobita jadi pemalas gitu... itukhan namanya kurang kontrol dan review aja... (huahahahahaha... sotoy abis ya gue...)
lengkapnya sbb:
BalasHapusAnakmu bukan milikmu
Mereka putra putri yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan Bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat boleh kau kunjungi sekalipun dalam impian.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka mnyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam dimasa lampau.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah
Anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap
Eh... gw mau dong ikutan belajar sama Aa Ogie Memang! Daftar di mana?
BalasHapusGuru... mohon terima aku jadi muridmu!
BalasHapusKayaknya si Haris dulu kuliah bareng gw deh... kok tau2 dia jadi dokter ya?
BalasHapusmama tolonglah aku sedang bingung
pusing kepalaku memikirkan dia
aku yang selalu terus disakitinya
dia tak tampan, tak juga rupawan
dia tak juga bergelimang harta
oh tapi mengapa gayanya seperti superstar
mama, mama, mama
tolonglah aku yg sedang bingung
kurasakan virus-virus cinta
kubutuh dokter cinta
papa, papa, papa
inikah yg dinamakan cinta
mengapa sakit yg kurasakan
kubutuh dokter cinta
oh mengapa ini harus terjadi
kepada aku yg mencintaimu
oh celaka jika lelaki
seperti kamu sudah tak setia
oh mengapa ini harus terjadi
kepada aku yg mencintaimu
oh celaka jika lelaki
seperti kamu sudah tak setia
mama, mama, mama
tolonglah aku yg sedang bingung
kurasakan virus-virus cinta
kubutuh dokter cinta
oh papa tolonglah aku
laki-laki yg seperti apa lagi
yg begini saja sudah menyakitkan hati
oh mama tolonglah aku
perempuan mana yg tak sakit hati
biar sang kekasih tak jadi kekasih hati
mama, mama, mama
tolonglah aku yg sedang bingung
kurasakan virus-virus cinta
kubutuh dokter cinta
Suaminya Bu Lia = gw?
BalasHapusBuset... lha wong gw kurus gini, Ris!
Elu dan Roel tu emang cock jadi guru BESAR...
Heran gue kalo ngobrol sama pakranger sekarang ujung-ujungnya pasti ngebahas lingkar perut... Sungguh skill berkelit yang canggih!
BalasHapusBapakranger MEMANG!
BalasHapusPractices makes perfect, grasshopper... henshin!
BalasHapusBapak Roel memang SUNGGUH MEMANG!
BalasHapusdeuuu yang lagi seneng nge link emoticon bininya udah diajarin belum ngambek tuh
BalasHapusudah... tapi males ngaplod2 ^^;;
BalasHapusJadi sudah tidak bertanggung jawab lagi gue
BalasHapusmungkin alif akan seperti tantenya ini, secara kami dilahirkan dalam naunga waktu bulan dan bintang yang sama..... :D
BalasHapusbtw, bener, lu semakin bijak akhir2 ini....