Selasa, 03 Juli 2007

Kalau gede mau jadi apa?

"Si Alif nanti kalo udah gede mau jadi apa, Mas?" Tanya seorang kerabat pada suatu waktu.

Gue bengong sebentar, trus menjawab secara diplomatis, "Ya, liat aja nanti anaknya minatnya apa."

"Jangan gitu dong Mas. Mestinya dari sekarang diset mau jadi apa. Jadi pembalap, atau astronot misalnya." tambah si kerabat, yang belum menikah karena masih menyelesaikan studi S2-nya (atau sebaliknya ya :D)

Gue hanya nyengir saja sambil berpikir. Sebagai orangtua yang masih pakai plang 'belajar' di atas kap, gue jadi berpikir apa iya mesti begitu? Atau mungkin cara berpikir S2 memang jauh ke depan, berbeda dengan saya yang berpikir biasa-biasa saja dan cenderung sesaat ini :D.

Dalam bayangan gue yang sok tau ini, orang tua berkewajiban membimbing anaknya mengembangkan kemampuan dirinya dan berbekal sebaik-baiknya hingga saatnya nanti mesti hidup mandiri. Pilihan akan cita-cita ya lihat nanti anaknya maunya apa. Cita-cita kan pilihan hidup, dan gak ada yang lebih menyenangkan dari mengambil pilihan hidup yang disenangi. Maunya sih, gue membebaskan anak gue untuk menjadi apa asalkan memenuhi dua syarat:

1. Halal dan tidak menjauhkan dirinya dari agama.
2. Dia selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik di bidang itu.

Kalau masalah rejeki dan pendapatan, mestinya sih berbanding lurus dengan poin kedua di atas. Kalau misalnya Alif lebih pingin jadi seniman misalnya dibandingkan dokter, ya mestinya sih gue bisa membolehkan asal dia jadi seniman yang total dan punya rencana untuk terus maju. Misalnya dia pingin jadi pelawak misalnya, ya mestinya sih gue bisa membolehkan asal dia menjadi pelawak yang cerdas dan berhasil. Intinya, always strive for perfection in whatever you do.

Tapi,

Kalo misalnya Alif kepengen jadi polisi atau tentara gimana? Gue masih harus konsisten sama poin di atas gak ya? huhuhuhuhuhu...

*kalo kata ibunya, "Pokoknya aku mau kasih 'pengertian'" *perhatikan penekanan pada kata 'pengertian'* :D

25 komentar:

  1. hmmm...musti banyak belajar dari bapak Haris

    BalasHapus
  2. kalo gak salah, kata kahlil gibran, anakmu itu bukan milikmu.. orangtua bagai busur, anak itu anak panahnya.. kita cuman bisa ngarahin supaya nancep cep cep ke sasaran.. susahnya, melenceng sedikit busurnya, sudut melencengnya makin jauh makin gedwe.. uuhhh..

    BalasHapus
  3. Roel, belajar sama Aa Ogie aja, gue aja kayanya mau belajar sama dia nih :D

    BalasHapus
  4. GAK MAU GAK MAU GAK MAUUUU.....

    BalasHapus
  5. Ah, Aa Ogie masih non practisioning ...beda dengan pak Haris udah general practisioner

    BalasHapus
  6. asal jgn jd kayak bapaknya aja :p

    BalasHapus
  7. oh.. betapa Pak Haris MEMANG bijaksana...

    master.. master... jadikan aku muridmu master....

    BalasHapus
  8. Bu Lia:
    Wah, gak salah tu bu Lia? Suaminya guru besar mata kuliah kebijaksanaan kok... :P

    Rosi:
    Ya, itu sebenernya poin nomer tiga :D

    Roel:
    Aa Ogie belum praktek aja sudah piawai, apalagi kalau sudah, ckckck.. SUNGGUH bukan?

    Ardie:
    Lu akhir2 ini lagi gemar jadi kompor ya :D

    BalasHapus
  9. kompor gas! gas biru!... huehehehehehehe... :)

    BalasHapus
  10. :) salut pak, semoga alif jd anak sholeh sesuai harapan ortunya, amiin...

    BalasHapus
  11. setiap anak punya ukuran kebahagiaan dan kesuksesannya masing-masing, tinggal orang tuanya aja untuk membimbing, mengarahkan, memberi pengertian dan kebebasan seluas-luasnya... :)
    contoh aja nobita, waktu lahir khan ekspektasi ortunya nggak macem-macem... mau jadi apa nobita nanti, mereka janji mau mendukung... klo tiba-tiba nobita jadi pemalas gitu... itukhan namanya kurang kontrol dan review aja... (huahahahahaha... sotoy abis ya gue...)

    BalasHapus
  12. lengkapnya sbb:

    Anakmu bukan milikmu
    Mereka putra putri yang rindu pada diri sendiri
    Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
    Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
    Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan Bentuk pikiranmu,
    Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
    Patut kau berikan rumah untuk raganya,
    Tapi tidak untuk jiwanya,
    Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
    yang tiada dapat boleh kau kunjungi sekalipun dalam impian.
    Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
    Namun jangan membuat mereka mnyerupaimu
    Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
    Pun tidak tenggelam dimasa lampau.
    Kaulah busur, dan anak-anakmulah
    Anak panah yang meluncur.
    Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
    Dia menentangmu dengan kekuasaan-Nya,
    Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
    Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
    Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
    Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap


    BalasHapus
  13. Eh... gw mau dong ikutan belajar sama Aa Ogie Memang! Daftar di mana?

    BalasHapus
  14. Guru... mohon terima aku jadi muridmu!


    BalasHapus
  15. Kayaknya si Haris dulu kuliah bareng gw deh... kok tau2 dia jadi dokter ya?




    mama tolonglah aku sedang bingung
    pusing kepalaku memikirkan dia
    aku yang selalu terus disakitinya

    dia tak tampan, tak juga rupawan
    dia tak juga bergelimang harta
    oh tapi mengapa gayanya seperti superstar

    mama, mama, mama
    tolonglah aku yg sedang bingung
    kurasakan virus-virus cinta
    kubutuh dokter cinta

    papa, papa, papa
    inikah yg dinamakan cinta
    mengapa sakit yg kurasakan
    kubutuh dokter cinta

    oh mengapa ini harus terjadi
    kepada aku yg mencintaimu
    oh celaka jika lelaki
    seperti kamu sudah tak setia

    oh mengapa ini harus terjadi
    kepada aku yg mencintaimu
    oh celaka jika lelaki
    seperti kamu sudah tak setia

    mama, mama, mama
    tolonglah aku yg sedang bingung
    kurasakan virus-virus cinta
    kubutuh dokter cinta

    oh papa tolonglah aku
    laki-laki yg seperti apa lagi
    yg begini saja sudah menyakitkan hati

    oh mama tolonglah aku
    perempuan mana yg tak sakit hati
    biar sang kekasih tak jadi kekasih hati

    mama, mama, mama
    tolonglah aku yg sedang bingung
    kurasakan virus-virus cinta
    kubutuh dokter cinta



    BalasHapus
  16. Suaminya Bu Lia = gw?
    Buset... lha wong gw kurus gini, Ris!

    Elu dan Roel tu emang cock jadi guru BESAR...


    BalasHapus
  17. Heran gue kalo ngobrol sama pakranger sekarang ujung-ujungnya pasti ngebahas lingkar perut... Sungguh skill berkelit yang canggih!

    BalasHapus
  18. Practices makes perfect, grasshopper... henshin!


    BalasHapus
  19. Bapak Roel memang SUNGGUH MEMANG!


    BalasHapus
  20. deuuu yang lagi seneng nge link emoticon bininya udah diajarin belum ngambek tuh

    BalasHapus
  21. Jadi sudah tidak bertanggung jawab lagi gue

    BalasHapus
  22. mungkin alif akan seperti tantenya ini, secara kami dilahirkan dalam naunga waktu bulan dan bintang yang sama..... :D
    btw, bener, lu semakin bijak akhir2 ini....

    BalasHapus