Selasa, 24 Januari 2006

Gerakan moral terpenting abad ini *Kok gue jadi inget Ardie Dagronx ya?*

http://www.bancomicsans.com/home

dikopi dari halaman depan:

"In 1995 Microsoft released the font Comic Sans originally designed for comic book style talk bubbles containing informational help text. Since that time the typeface has been used in countless contexts from restaurant signage to college exams to medical information. These widespread abuses of printed type threaten to erode the very foundations upon which centuries of typographic history are built.

While we recognize the font may be appropriate in a few specific instances, our position is that the only effective means of ending this epidemic of abuse is to completely ban Comic Sans."

Kalo sependapat, bisa isi petisinya, beli merchandise kaos dan topinya, atau ngeprint sendiri DIY stickers-nya buat ditempel di tempat2 dimana ditemui anomali desain bernama Comic Sans. Ada juga foto2 tempat stiker2 itu ditempel.. Selain itu mereka punya flyer propaganda anti Comic Sans yang bisa diprint dan disebarkan di tempat2 fotokopi, cafe, pusat2 kegiatan, dsb. Selain itu website ini juga menyediakan font2 yang bisa digunakan untuk mengsubstitusi Comic Sans...

Hahahahahahahahah! KILL COMIC SANS!!

......

KISAH SEORANG PENDO'A

Ketika aku mohon kepada Allah kekuatan
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat

Ketika aku mohon kepada Allah kebijaksanaan
Allah memberiku masalah agar kupecahkan

Ketika aku mohon kepada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal untuk berfikir

Ketika aku mohon kepada Allah keberanian
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi

Ketika aku mohon kepada Allah sebuah cinta
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong

Dan ketika aku mohon kepada Allah bantuan
Allah memberiku kesempatan

Aku tidak pernah menerima apa yang aku minta
tapi aku menerima apa yang aku butuhkan

-------------------------------------------------

"...Boleh jadi kamu membenci segala sesuatu padahal ia baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah 2:216)

Kenape seh Multiply ini?

Sekarang setiap gue browsing dengan agak tergesa-gesa, pasti langsung quit dengan sendirinya... Donlotan gue keputus semua, huh!

Senin, 23 Januari 2006

Gambar-gambar lama


coret-coretan iseng selagi bete di kantor, diwarnai dengan apik oleh Roel

daripada berserakan dan hilang terselip, lebih baik dikumpulkan di sini, biar kapan-kapan bisa dilihat-lihat sambil ditertawakan...

Minggu, 22 Januari 2006

Eeh, apa kabar? Kemane aje lu?

Tujuh hari dari masa muda gue kemarin dihabisin lebih banyak di kantor. Ngerjain layout poster yang beranak POS lain berhamburan.. Hari Kamis pulang jam setengah sepuluh pagi. Langsung pengsan sampe rumah.. tedur sampe sore. Tapi di mobil dalam perjalanan malah gak ngantuk soalnya dengar kabar bahwasanya sepeninggal gue...

...motor gue sampe di rumah! Yipeee!

Meskipun baru dua minggu lagi nomornya datang (dan dua taun lagi cicilannya lunas :p), gue udah cukup bahagia melihat motor ganteng itu. Ini pertama kalinya gue punya motor, jadi harap maklum. Dewi aja gak percaya kalo gue bisa naek motor. Akhirnya gue paksa dia membonceng meskipun sambil zikir sepanjang perjalanan. Akhirnya dia mengakui kalo gue 'lumayan' bisa naik motor. Untung bukan motor cowok berkopling... Itu mah gue juga masi gagap, heheheheheh...

Dan herannya, semua orang, yaitu bapak gue, adik ipar gue, adik gue, dan kakak ipar gue protes liat gue mesan motor warna merah.. Ada apa sih dengan motor warna merah? Perasaan gue dah kebanyakan motor hitam, bosen gue... Gue pengen berwarna lain. Dan lagi merah membuat motor gue keliatan motor sembalap, padahal larinya pelan, hueheheheh

Kamis, 12 Januari 2006

Berpikir seberapa besar diri kita - an almost audio visual experience


..dapet dari email. Menurut gue agak kurang kerjaan, tapi cukup bermakna. Cara penyajian: nikmati gambarnya, dengarkan lagu 'It's a big universe' (dapat didonlot di My Music beserta liriknya) Nyanyikan dengan gembira... Lalu pikirkan lagi apa masih pantas kita merasa sombong...



You might think that you're essential
Try inconsequential
It's a small world after all!

Selasa, 10 Januari 2006

random thoughts... must...get...out....

..kenapa kalo lagi browsing foto di multiply, browser gue suka quit dengan sendirinya... kenapa gue akhir-akhir ini jadi sering tidur siang di kantor... udah liat anak haram pertama apple dan intel? liat powerbook pro dan imac baru di http://www.apple.com, gitu dong yang rukun... darimana gue bisa dapet sejuta dalam waktu cepat tanpa harus menghilangkan nyawa... deg-degan mau interviu padahal daridulu kepengen pindah kerjaan, gimana sih... deg-degan mau interviu padahal portfolio belum kekumpul... tumben makan siang cuma sepuluh ribu pas, padahal pake nasi, tumis kangkung, ikan cakalang suwir, teh botol, dan sup kacang merah... harus mengurangi minum kopi... harus mengurangi berat badan... udah empat bulan masih keliatan lebih hamil gue daripada dewi... rekues hari ini, minta selesai besok siang, klien yang aneh... kepengen ngomik lagi, tapi semakin hari otak semakin ditumpulkan dari segala bentuk kreativitas spontan yang menggelitik... kapan motor gue dateng ya... nama anak laki-laki dengan huruf depan L yang bagus... software converter video yang dapat dipercaya cari di mana neh, kalo ntar ke ambassador kagak bakal nyempet kayanya...

Minggu, 08 Januari 2006

Ikan sepat ikan teri, Kami percepat Anda mengerti...

...itu kata-kata yang diucapkan oleh instruktur ujian praktek SIM kepada kita para 'pemohon SIM' (semua orang dipandang sederajat dimata penguji SIM, yang membedakan hanya berapa uang yang ia keluarkan :P). Yak, hari Sabtu kemarin gue dan adik ipar gue berbondong-bondong mengambil SIM C sebagai syarat kelayakan mengendarai kendaraan bermotor roda 2.

Oh, betapa udah lama banget gue gak ke Daan Mogot. Terakhir gue ngambil SIM A itu taun 1998 apa ya... pada saat situasi makin aman dan terkendali. Kini, pada saat pemerintah sedang gencar-gencarnya membenahi institusi kepolisian dari segala praktek korupsi dan percaloan, terlihat gerak gerik 'orang dalam' menjadi semakin berhati-hati. Tapi keberadaan orang dalam itu sendiri membuktikan kalo sebenarnya percaloan itu masih aja gak bisa dihilangkan. Cuman sekarang lebih ngumpet gitcu...

Pertama-tama, emang salah gue juga sih yang dengan sadar mau membayar orang untuk 'melancarkan' pengambilan SIM gue. Terus terang gue agak malas membayangkan kalau nanti harus bolak balik ke Daan Mogot. Jauh, bok! Kalau ternyata benar prosesnya seperti yang dibilang pak pulisi sih gapapa, cuman ya itu... gue dah tau pasti banyak manipulasinya daripada benernya (su'udzon banget ya gue? :P)

Anyway, meskipun gue dah bayar lebih, tetep aja gue mesti mengikuti ujian teori dan praktek. Dan gue herman banget melihat soal-soalnya... 30 soal pilihan ganda dengan tingkat kesulitan mirip ujian PMP jaman SMP. Pilih jawaban yang paling klise, hampir dijamin itu yang benar. Belum ulah orang2 yang sudah mencoret-coret lembar soal jadi kita bisa menebak mana jawabannya. Gue heran banget kalo sampe ada orang yang gak lulus ujian ini. Tapi kenyataannya, banyak tuh... Mungkin mereka orang2 lurus yang ingin ikut prosedur resmi tanpa memberi lebih... Kesian banget, orang mau bener malah dipersulit. Udah gitu hasilnya gue cuma 20 soal benar. Ngaco ah, gue yakin gue paling gak 25 bener... Kalo gini caranya kan gue bisa gak dapet universitas favorit...

Pas ujian praktek lebih parah lagi. Pak Ikan sepat dan asistennya Pak Ikan teri memberi kita pilihan untuk mengikuti salah satu saja dari tiga mata ujian yang diwajibkan. Kami percepat anda mengerti katanya, dan tentu saja bentuk pengertiannya berupa lembaran rupiah yang diselipkan di formulir ujian. Katanya lagi, ia gak mewajibkan, tidak memaksa, hanya berharap.. Gue dan adik ipar gue mikir sebentar sebelum akhirnya ikut menyelipkan uang limaribuan ke dalam formulir :P. Lha wong dari awal udah salah, sekalian aja, heheheheheh...

Total pengeluaran gue untuk mengurus SIM C jadi empat ratus ribu rupiah, udah termasuk biaya nyogok pak ikan sepat, menyewa motor buat ujian (tau gitu bawa motor sendiri :P), dan membeli pensil 2B dan pulpen (lain kali bawaaaa...). Gue dan adik ipar gue berhitung2, kalau misalnya tiap hari ada seratus atau dua ratus orang yang membuat SIM aja (gue yakin lebih sih...), berapa pendapatan tidak resmi yang bapak2 oknum itu dapatkan setiap harinya? Setiap bulannya?

Ckckck, terang aja gak bisa ditertibkan...

PS. Gue tau kenapa foto SIM gak pernah bagus. Mereka motret pake kamera digital abal-abal merk Creative yang paling gak sampe 1 MP... Blah, tau gitu bawa kamera sendiri... (kalo semua2 bawa sendiri bisa menghemat berapa ya...)

Kamis, 05 Januari 2006

Buku yang satu itu...

*posting sambil ditemani 'the anchor song' dari chasing dorothea dan awan gelap menggantung di atas kepala mamakota*

Tadi pas jumatan, pak khotib yang sedang berkhotbah mengucapkan sebuah kalimat yang menusuk cukup dalam ke relung hati gue yang lagi tidur-tidur ayam....

"Memang sulit menerjemahkan Al Quran ke dalam berbagai bahasa, tapi yang lebih sulit adalah menerjemahkan Al Quran ke dalam tindakan"

Kenapa sulit sekali buat gue memulai kebiasaan itu lagi ya? Kalo lagi mikir-mikir gini, gue suka sedih mengingat betapa setan bernama pekerjaan dan hura-hura menjauhkan diri gue dari segala ibadah yang bermanpaat. Boro-boro bersikap mengacu Al-Qur'an, membaca saja masih terpatah-patah. Padahal kalau mau bersikap lebih dari itu gak cukup dengan lafal bagus dan lagu merdu semata....

Seorang guru ngaji gue pernah bilang, Al Quran itu mengandung jawaban dari pertanyaan kehidupan manusia muslim. Cuman yang sulit, Al Quran tidak selalu bercerita dengan gamblang. Terutama surat-surat yang turun di Mekkah, banyak menggunakan bahasa kiasan. Kalau gak pintar-pintar, bisa salah menafsirkannya. Itu makanya waktu ngaji dulu kita peserta pengajian dibekali Al Quran dari berbagai tafsir, biar bisa mengamati perbedaan tafsir tiap orang (di Indonesia ini ada kurang lebih tujuh gitu), dan berusaha menggali makna yang sebenarnya. Bingung? Penjelasan dari ayat2 Al Quran ada di dalam Al Quran itu sendiri. Cuman letaknya gak mesti bersebelahan.. Sering kali di beberapa surat sebelumnya atau di sesudahnya. Trus taunya gimana dong? Ya itu lah makanya kita perlu guru ngaji yang gak cuma ngajari cara baca saja... (kemana ya ibu guru ngaji yang sering gue kabur darinya waktu kecil dulu...)

Al Quran emang cuma buat orang yang berakal... Dan gue belum seberakal itu, ternyata huhuhuhuh...

Rabu, 04 Januari 2006

Enak dilihat

Semalam iseng-iseng gue dan Dewi menonton video rekaman waktu kita haminun ke Bandung (ceile haminun, cuma tiga hari juga...). Semenjak rekaman dibuat, baru kali ini kita inget buat nonton. Dan betapa tercengangnya kita setelah menemui di video tersebut bahwa...

...kita tidak fotojenik, huhuhuhuhuhuh...

Sumpe deh, muka gue kalo di kamera, baik foto maupun video, itu beda banget! Maksutnya beda, perasaan cakep, kok keliatannya enggak, heheheheh... Gue jadi kebayang itu yang orang-orang liat dari gue tiap hari, dan gue jadi takjub sama istri gue, kok mau-maunya ya sama gue :P...

Padahal tiap hari ngaca sebelum keluar rumah, gue cukup percaya diri dengan penampilan gue. Well, senggaknya dari dada ke atas gue cukup menjanjikan lah... Tapi kenapa kalo difoto ato divideo gue gak pernah keliatan bagus yak? Gue jadi punya teori bahwa kalo orang ada yang bilang kalo TV membuat orang kelihatan lebih gemuk dari yang sesungguhnya, kamera juga membuat orang kelihatan lebih jelek dari yang sesungguhnya. Gue jadi bener-bener pengen ketemu Mariana dan Dian Sastro, jangan2 dia lebih cakep dari di film ato majalah....

Dulu Dewi pernah protes kenapa kalo difoto gue gak pernah berpose normal (as in duduk manis, senyum, gak membuat ekspresi aneh). Dulu gue jawab soalnya bosen banget kalo di tiap foto gue senyum terus. Dulu udah pernah. Foto kan gak mungkin diulang momennya, makanya mending nyoba pose baru setiap kali (kalo inget). Sekarang gue jadi yakin bahwa itu juga mekanisme pertahanan diri gue dari kelihatan ca'ur di kamera. Daripada berusaha normal jadinya ca'ur, mending berpose ca'ur tapi kelihatan normal bukan?

Senin, 02 Januari 2006

Game dan anak(-anak)....

Konon kabarnya, meskipun video game pertama dibuat untuk konsumsi keluarga, pada akhirnya lebih sering diidentikkan dengan mainan anak-anak (well, di Indonesia sih...). Dah gak terhitung seberapa sering orang ngeliat gue lagi main game dengan serius (lebih serius daripada ngaji sih, huhuhuhuh...) dan berkomentar, "Kok masih suka main begituan sih?"

Weks... gak tau apa ya kalo gue main mainan khusus dewasa... terbukti keponakan2 gue yang kecil2 gak betah kalo gue suruh main game yang agak mikir sedikit.. (meskipun kalo akhirnya mereka tertarik, biasanya jadi lebih jago daripada gue, huhuhuh..). Video game adalah cinta pertama gue... dari dulu jamannya Lode Runner dan Buck Rogers di komputer Apple 64 yang meninggal dikencingi tikus, sampai Warcraft III dan Need For Speed Underground 2 yang sekarang lagi sering gue kencani akhir-akhir ini (iya, gamenya dah agak basi, PC gue gak canggih2 amat ni ye...). Video games have became my escape. Tempat gue tenggelam melupakan segala masalah (lebih ke melarikan diri dari masalah sih..), sampai tempat gue belajar tentang kehidupan ("I solved all my problems with violence", hihihih). Kadang-kadang gue suka mencampuradukkan game dengan kenyataan (kalo balapan di Underground, gue selalu ambil jalur kiri, dan selalu ketabrak mobil2 dari arah berlawanan :D). Sampe kapanpun video game ada dan tetap bakal ada di hati gue, ce'ile...

Tapi gue cuma ngerasa sebagai 'casual gamer', meskipun kalo tiba2 gue punya uang banyak banget, pasti langsung pindah agama ke 'hardoce gamer' :P. Gue main game gak sering2 amat, tapi gue pasti main setiap ada kesempatan. Gue selalu tertarik mengikuti perkembangan konsol game meskipun belum mampu beli, huhuhuhu.. Bahkan gue secara rutin main ke www.ctrlaltdel-online.com, www.penny-arcade.com, dan www.pvponline.com buat liat comic strip yang ceritanya banyak berkisar seputar game. Bagaimana dengan Dewi? Untung istriku itu seperti spons. Maksudnya selain cepat menyerap 'ajaran-ajaran' gue, profil tubuhnya juga tipis mengotak :P. Semenjak diperkenalkan dengan Zuma (productivity killer of the year 2005, kapan2 deh gue review, kalo inget..), doi jadi sering rebutan komputer sama gue buat maen game.. Biasanya dia main sambil nyuci, ato menyalip komputer kalo gue lagi tinggal pipis misalnya... Senangnya punya istri yang memahami hobi suaminya.. Jadi dia tidak serta merta mencap gue sebagai suami pemalas waktu kemarin (2/1/06) gue dapat libur kantor dan gue menghabiskan waktu dengan main game seharian :D

Tapi beberapa hari lalu kakak gue melihat gue sedang rebutan komputer dengan Dewi dan dia berujar, "Siap-siap aja lho.. Nanti dah gak bisa maen begitu lagi begitu punya anak." Dan kata-kata itu gak bisa lepas dari pikiran gue sampai sekarang. Gue gak menganggap punya anak sebagai beban, pasti akan mendatangkan kesenangan (dan kesusahan) yang lain, tapi kalo mesti meninggalkan benar-benar pacar pertamaku itu, kok gue agak sedih ya... Gimana kalo hardcore gamer dah berkeluarga ya?

Kemarin bertemu kawan-kawan dan sempat menyelinap sebentar bermain dingdong sama Masbobianakmesjid. Initial D, Percussion Master (tangan gue sampe berdarah), dan Ghost Squad... Menyenangkan! Nanti anak gue akan gue ajarkan biar bisa nemanin bapaknya main ah...