Twitter mesti diakui merupakan salah satu media sosial paling berpengaruh saat ini (selain Facebook tentunya). Beberapa teman bahkan mulai meninggalkan facebook yang dianggap sudah lebih sesak oleh anak-anak 'alay' dan memilih Twitter yang menurut mereka isinya lebih 'bermutu'. Sebagai orang yang mencoba untuk selalu g4WuL, gue pun mencoba twitteran. Dari buka pake browser kantor, sampe lewat henpon (sebelum henpon gue ilang kemaren, huhuhuhu *curcol*)
Tapi entah kenapa, gue gak pernah terlalu sreg dengan Twitter.
Setelah kehilangan henpon gue kemarin, gue yang makan tak nyenyak tidur tak nikmat sibuk berpikir tentang apa yang gue rindukan dari benda tersebut. Dan tentu saja, twitteran tidak termasuk di dalamnya. Lalu gue pun berpikir, kenapa setelah berusaha buat serius twitteran, semangat gue selalu kendor, kalah dengan fesbuk atau multiply yang meskipun udah sepi begini tapi selalu gue buka setiap hari.
Dan sepertinya kesimpulan gue adalah:
1. Desain. Twitter didesain untuk membatasi posting hanya 140 karakter. Gue tipikal orang yang suka berpanjang lebar bertele-tele dan baru masuk ke maksud gue yang tidak penting itu di akhir kalimat. Ini tidak mungkin di Twitter. 140 karakter itu harus berarti. Emang ada twitlonger atau sebangsanya, tapi kecuali gue menulis yang benar-benar penting (dan bisa dipastikan itu jarang sekali :D), gue merasa masuk ke link twitlonger itu proses yang menjengkelkan.
2. Hakikat. Sejatinya (ta'elah..) Twitter dibuat untuk orang sharing apa yang mereka anggap menarik bagi followernya. Ini mengapa menarik mengikuti tweet beberapa selebriti, sementara sebagian besar gue lihat hanya menggunakan twitter sebagai ajang ngobrol pengganti IM :(. Gue mencoba menjadi tukang ngobrol di twitter, tapi lama-lama gerah juga. It's pointless. Kecuali gue berusaha buat 'ngobrol' dengan artis idola yang kebetulan gue follow. Itu juga gue merasa pointless :P Dan lagi gue selalu bingung mau posting apa di Twitter, apalagi kalau mengingat harus membawa faedah buat follower gue :D. Sempet gue biasain double posting, apa status gue di fesbuk gue tulis juga jadi tweet gue. Yang penting ngisi. Tapi karena status fesbuk gue sering panjang-panjang (lihat alasan 1 di atas), akhirnya ya gagal juga..
3. Keterapdetan (bahasa Indonesianya yang bener apa sih? :P). Dulu gue merasa buat apdet dengan twitter, gue mesti seperti teman-teman pengguna Bebe yang tangannya gak pernah lepas dari handset itu. Setelah gue punya henpon pinter (yang ilang kemaren itu, huhuhuhuhu...), ternyata gue gak segitunya juga pengen sering-sering nengok timeline. Padahal di Twitter lengah sedikit fatal akibatnya. Kita akan ketinggalan 'obrolan' antara rekan-rekan kita, kuis-kuis gak penting, atau apalah. Sementara gue rasanya gatal melihat timeline penuh dengan hal-hal yang gak gue mengerti.
Jadinya gara-gara itulah, gue lagi-lagi agak meninggalkan Twitter. Gue belum menemukan lagi alasan yang membuat gue buat rajin kembali. Mungkin nanti. Tapi sebelum itu terjadi kayanya mendingan gue ngisi MP ini aja kali ya :P