Setelah lama tidak menikmati acara-acara di televisi, akhirnya gue menemukan lagi kesenangan itu dalam bentuk dua acara: Junior Masterchef, dan American Idol. Junior Masterchef adalah acara kompetisi masak Australia yang diikuti oleh anak-anak usia 8-12 tahun. Yang mencengangkan adalah betapa anak-anak tersebut di usianya yang sangat muda memiliki skill dan kreativitas memasak yang sangat canggih. Kalau melihat hasil masakannya, dari kueh-kuehan sampai makanan utama, sering gue gak percaya kalau itu dibuat oleh anak-anak. Penampakannya sangat profesional, terlebih lagi dikerjakan dalam waktu yang terbatas, dan banyak dari masakan itu merupakan resep yang diciptakan di tempat. Sayang peserta favorit gue gagal jadi juara.
Yang kedua, American Idol. Siapa yang gak tau acara yang pernah dibikin tiruannya secara gagal oleh Indonesia ini. Setelah akhirnya lanjut untuk season ke sepuluh, acara ini mengalami perubahan yang cukup banyak. Apalagi kalau bukan tim jurinya yang terkenal, dua anggotanya yaitu Simon Cowell dan Paula Abdul mengundurkan diri, dan digantikan oleh Steven Tyler (Aerosmith) dan Jennifer Lopez. Mundurnya Simon Cowell sangat disayangkan, karena dialah yang selama ini memberi warna pada penjurian American Idol dengan komentar-komentarnya yang sadis. Posisi itu tampaknya kini diserahkan ke Randy Jackson, satu-satunya anggota dewan juri orisinil yang tersisa, dan sepertinya tidak begitu sukses. Namun tambahan Tyler dan J-Lo ternyata cukup menghibur. Tingkah Tyler yang tengil kadang memberikan selingan komedi karena ternyata dia lumayan lucu. J-Lo, yah… J-Lo. Yang jelas dia lebih menggemaskan daripada Paula Abdul :D
Eniwei, bukan itu yang membuat AI musim ini menyenangkan buat ditonton. Tapi kontestan-kontestan musim ini terlihat memang sangat berkualitas. Dan karakternya pun cukup beragam. Favorit gue dari awal audisi adalah Casey Abrams yang audisi di Texas. Ia hadir dengan penampilan biasa-biasa saja, karakter yang agak kocak, tapi di luar dugaan bisa tampil bernyanyi dengan sangat menghibur. Waktu audisi ia datang membawa melodica (seperti harmonica gitu deh), dan pada saat final audisi Hollywood yang menentukan kepulangan kontestan, di saat masing-masing kontestan berusaha tampil maksimal dengan menunjukkan vokal, skill bermain gitar, maupun piano, Casey pun tampil membawa…
..stand-up bass. Bas betot.
Dan ternyata penampilannya pun sukses menghibur para juri. Randy Jackson pun tak bisa berhenti tertawa.
Eniwei, dua acara tadi membangkitkan lagi kesenangan menunggu-nunggu jam tayang di televisi. Untungnya tayang di Star World yang kalo kelewat (atau nagih pengen nonton ulang) masih bisa liat rerunnya. Dan beruntunglah jaman sekarang ada youtube jadi kita bisa nonton lagi, lagi, dan lagi. Mengingat apapun bisa terjadi, kita gak bisa meramal sampe kapan masih bisa menonton kontestan favorit kita. Dan dari kemaren, gue pun gak berhenti memutar ulang penampilan audisi hollywood dari Casey Abrams, Jacob Lusk yang spektakuler, dan si koboy John Wayne Schulz yang adem itu..
Senin, 21 Februari 2011
American Idol 2011 Hollywood Solo - Jacob Lusk
Hijau-hijau di sekitar rumah...

Udah lama gak main-main sama kamera, Sabtu kemarin habis hujan paginya, gue pun berkeliling rumah dan berlatih mengambil gambar di sana-sini. Fujifilm Finepix HS10 gue emang gak bisa memotret secanggih DSLR, tapi kamera ini sangat menyenangkan, terutama kalau cahayanya cukup. Hampir semua difoto dengan P (mode) dengan setting ISO 200/Auto (400), DR 200%/400%, warna Chrome, dan exposure compensation mengikuti kata hati saja :P Kecuali yang terakhir difoto dengan mode manual tapi lupa settingannya.
Semua kripik dan salam diterima dengan lapang dada (uh, mentang-mentang yang dadanya lapang sampai ke perut :P)
Senin, 07 Februari 2011
Tujuh bulan kemudian...
Setelah lama mencueki requests, tadi tiba-tiba kepikiran buat buka, dan tampaklah friend request terakhir dari seseorang, sebutlah mbak M (usia dirahasiakan, maksudnya dirahasiakan dari gue :D). Di request tersebut tersebut bahwa mbak M ingin menjalin pertemanan (ta'elah) setelah membaca blog gue yang ini. Tulisan yang gue buat sesaat setelah Dafi lahir itu membuat gue senyum-senyum sendiri setelah gue baca ulang. Tentu saja bukan karena betapa indahnya tulisan tersebut karena sesungguhnya ia teramat bodoh. Tapi juga karena gue jadi teringat masa kita baru mengalami kelahiran anak kedua.
Tujuh bulan kemudian..
Abang Aidan yang tadinya cemburu sekarang malah jadi sayang sekali sama adiknya. Ia agak tidak rela jika harus bermalam di tempat terpisah. Belum lagi dek Dafi yang dengan sukarela tertawa terhadap bercandaan ajaib abangnya. Duh, mudah-mudahan awet begini yak..

Abang Aidan sekarang sudah bersekolah di TK, dan meskipun kita sempat kuatir dia cepat bosan karena jamnya yang lumayan (8 pagi sampai satu siang), ternyata (sampe sekarang) dia tidak juga bosan. Alhamdulillah dia banyak belajar hal-hal yang baik, sehingga seimbang karena di rumah banyak belajar hal yang tidak patut dari Ayahnya :D. Hanya yang masih kurang adalah keseimbangan emosinya. Ini agak sulit karena ayah ibunya agak labil :D Mari belajar bersama, anak-anakku...
Tujuh bulan kemudian..
Abang Aidan yang tadinya cemburu sekarang malah jadi sayang sekali sama adiknya. Ia agak tidak rela jika harus bermalam di tempat terpisah. Belum lagi dek Dafi yang dengan sukarela tertawa terhadap bercandaan ajaib abangnya. Duh, mudah-mudahan awet begini yak..

Abang Aidan sekarang sudah bersekolah di TK, dan meskipun kita sempat kuatir dia cepat bosan karena jamnya yang lumayan (8 pagi sampai satu siang), ternyata (sampe sekarang) dia tidak juga bosan. Alhamdulillah dia banyak belajar hal-hal yang baik, sehingga seimbang karena di rumah banyak belajar hal yang tidak patut dari Ayahnya :D. Hanya yang masih kurang adalah keseimbangan emosinya. Ini agak sulit karena ayah ibunya agak labil :D Mari belajar bersama, anak-anakku...
Langganan:
Postingan (Atom)