Minggu, 31 Oktober 2010

Kokabi berserikat dan berkumpul...




Dalam rangka menyambut kedatangan pemimpin besar kami Yang Dipertuan Agung Bapak M. Nurul Islam, maka Kokabi regional Jakarta mengadakan pertemuan tertutup (maksudnya di dalam ruangan) di Bakoel Koffie Cikini. Adapun pertemuan seyogyanya diisi dengan temu kangen dan mendengar tausiyah dari Aa Ogie juga perkenalan dengan seorang tamu misterius. Apa daya sang tamu misterius urung hadir karena takut diseksa oleh pak Nurul dan bu Harley, jadi acara diganti dengan prosesi mengagumi iPad yang berisi penuh materi pendidikan dan dakwah milik Aa Ogie. Sungguh luar biasa MEMANG Ogie itu, ckckck...


Sayang sekali acara ini tidak dihadiri oleh Pak Ranger, Oom Epiet, dan Bu Uchin. Sepertinya perjumpaan ini baru bisa diulangi nanti di acara resepsi pernikahan Aa Ogie dengan Teteh ... (disensor karena kita orangnya gak ember)

Kamis, 28 Oktober 2010

D.I.C.A.R.I

Siapa saja yang mau mempekerjakan saya, art director berpengalaman enam tahun, belum pernah menang award, tapi suka bekerja keras. Menguasai program pengolah gambar, dan sedikit gambar tangan. Tidak bermasalah dengan lembur asal jangan sering-sering karena meskipun cinta dengan pekerjaan, masih lebih cinta dengan keluarga. Tidak suka bikin masalah asal tidak ditindas. Berijasah perguruan tinggi negeri jurusan komunikasi, tapi kalau saya soal pelajaran kuliah mesti buka buku lagi karena sudah banyak lupanya. Lokasi lebih disukai di Jakarta Selatan/Pusat. Is a morning person dan suka datang pagi asal kantornya di Jakarta Selatan/Pusat. Tidak bermasalah dengan melakukan hal lain selain keartdirectoran asalkan tidak mengharuskan berenang, membungkus dan melipat, menggambar binatang berkaki empat, atau berhubungan dengan binatang melata.

Senin, 25 Oktober 2010

the cur and the hat...

Gue bingung..

Tiba-tiba gue menyadari bahwa beberapa hari ini gue mandek di kantor. Disuruh apa-apa berat banget. Gue berusaha mikir, tapi gak keluar-keluar. Rasanya badan dan otak muter-muter terus gak nemu solusi. Trus gue mikir, mungkin ini karena gue capek, tapi perasaan dah nyoba tidur cukup (kalo ada waktu :D), tetep gak nolong. Makin ke sini, kerjaan yang rasanya gampang jadi lama banget gue ngerjainnya. Gawat nih, gak bisa begini terus kan..

Rasanya mesti berlibur. Tapi mau ngapain? Gue baru aja cuti dua hari kemaren, tapi gak ngaruh juga sih, karena gak kemana-mana juga (dan agak-agak kerja juga :D). Rasanya gue pengen punya hobi lagi. Tapi hobi gue apa ya? Baca komik? Dah banyak komik yang gue lewatin karena belum sempet ke toko buku. Baca comicscan? Boro-boro. Koneksinya broadband dengan kecepatan siput lagi sembelit begini mana bisa donlod apa-apa. Walhasil gue dah lupa semua komik yang lagi gue ikutin.

Nonton film? Ke bioskop udah lama enggak juga, bingung cari waktunya yang gampang ninggalin anak-anak (dan gak lagi ngantuk berat :P). DVD pun banyak yang numpuk belum ketonton, apalagi film-film baru. Menggambar? ah, sudahlah kalo yang satu itu (sambil inget lagi utang meme :)))

Ya seperti sekarang ini. Mau beristirahat, berlibur atau ngapain aja gue gak bisa mikir mesti gimana. Padahal kalo begini terus gue bisa-bisa gak produktif nih. Ada yang pernah mengalami kaya begini? Bisa memberi tips dan trik mengatasi badan dan pikiran yang menolak diajak kerja dan lebih suka mengajak tidur terus?

Help... *sambil di kantor berusaha mengerjakan satu pekerjaan yang dari tadi gak kelar-kelar*

Senin, 18 Oktober 2010

30 Day Drawing Challenge: Day 08 - Draw a picture of your favorit animated character

Uh, sulit banget gue menentukan karakter animasi favorit gue. Banyak banget! Tapi kalo mau dibilang yang paling berkesan akhir-akhir ini ya:

Spongebob Squarepants
Lupa sejak kapan nonton Spongebob. Sejak punya rutinitas pagi, gue menemukan bahwa nonton Spongebob sambil bersalin *bukan melahirkan* lebih menyenangkan daripada nonton berita :D. Sebagai karakter, Spongebob memang terkesan bodoh, tapi dia juga pribadi yang percaya diri, selalu berprasangka positif terhadap orang lain, menjunjung tinggi persahabatan, dan tidak pernah membiarkan apapun membuatnya bersedih. Belum lagi ia tidak bisa mati, mau potong kecil-kecil, dihaluskan, dihapus pakai penghapus, ataupun dibelah dua oleh gorila.

Batman
Ya, gue memang demen Batman gara-gara baca komiknya, tapi buat gue, sebagai karakter animasi-lah Batman seperti mendapatkan kekuatan baru. Digambarkan silly dan kekakak-kanakan? Dewasa dan gelap? Bergaya Amerika? Bergaya Jepang? Entah bagaimana, latar belakang karakter Batman yang gelap tetap bisa masuk ke itu semua. Gue jarang menemukan karakter yang begitu luwes, bisa dibentuk sedemikian rupa dan tetap keren dan wajar. Termasuk saat gue menggambarnya seperti ini :D

30 Day Drawing Challenge: Day 07 - Draw a picture of your favorit movie

Sebagai penggemar film aksi dan science fiction, film bertema dokumenter hadir belakangan dalam daftar favorit gue. Baru setelah gue menonton Bowling for Columbine, mata gue terbuka akan adanya film-film dokumenter yang menghibur, dan bukan sekedar film tentang hewan dengan dubbing berganda seperti yang sering diputar di TVRI saat gue kecil.Selain Bowling.. , tentu saja gue tidak melewatkan Fahrenheit 9/11, Sicko, Capitalism: A Love Story, Who Killed The Electric Car?, Just For Kicks, Supersize Me, Earth yang indah, hingga Inconvenient Truth yang fenomenal itu.

Namun yang paling nancep di otak gue mungkin yang satu ini: Collapse. Film ini adalah wawancara si pembuat film, Chris Smith dengan Michael Ruppert, seorang penulis/jurnalis independen tentang satu hal yang mungkin pernah mampir di pikiran semua orang, tapi rasanya enggan untuk dibicarakan.Yaitu bagaimana dunia umat manusia ini akan mengalami kehancuran.Michael Ruppert adalah seorang mantan polisi yang pernah terlibat dalam skandal penjualan narkoba oleh CIA untuk membiayai perang dingin. Ruppert yang menolak bekerjasama dengan CIA tersebut akhirnya sempat mengalami kehidupan yang terancam, dan cara dia untuk melindungi dirinya adalah mencoba selalu up to date dengan memetakan bagaimana dunia ini berjalan. Dengan analisis berita, dan data-data pemerintah, ia juga meramalkan hal-hal politik, ekonomi, dan sosial budaya. Namanya terangkat begitu ia memeberikan peringatan pada tahun 2005-2006 bahwa akan terjadi krisis ekonomi akibat sistem hutang perbankan di Amerika saat itu. Namun saat itu tak ada yang mempercayainya. Dan yang seperti kita ketahui, tahun 2008 krisis benar-benar terjadi.

Kini, dengan metode yang sama, Ruppert mengungkapkan hal yang lebih mencekam dari krisis ekonomi. Yang menyedihkan, apa yang ia ungkapkan adalah potret kehidupan kita yang dengan mudah kita temui sehari-hari. Pergerakan politik, ekonomi, kebiasan konsumsi umat manusia, budaya, keabaian kita terhadap 'tanda-tanda', semua sudah mengarah ke sana. Terlepas dari kontroversi tentang apa yang dikatakannya (atau bagaimana Ruppert lebih terlihat sebagai orang tua kesepian yang paranoid daripada narasumber yang kredibel), akan sulit untuk tidak mendengar apa yang dia katakan. Ruppert mengatakan, dia bukanlah nabi dan dia hanya menyampaikan fakta. Fakta lain adalah dia tidak tahu adakah cara lain untuk mencegah itu kecuali jika umat manusia mencapai kesadaran yang sama dan bahu membahu mengubah cara hidupnya. Pada akhirnya, Ruppert mengungkapkan sebuah analogi:

"When you were in a camp that was attacked by a bear, you don't have to be the fastest guy running. You just have to run faster than the slowest guy"

Akankah saat manusia kembali ke hukum rimba segera tiba? *sesuatu yang gue sering pikirkan akhir-akhir ini melihat trend kekerasan yang semakin meningkat.

Kamis, 07 Oktober 2010

Iseng-iseng...




tes bermain-main dengan kamera baru (cie! :P). Bukan DSLR sih, jadi hasilnya tidak terlihat profesional seperti punya Aa Ogie atau dwikamadibrata, but still leaves me a lot to learn. Fun..fun..

30 Day Drawing Challenge: Day 06 - Draw a picture of your favorit book

Tiger Wong, Gold Dragon, dan eh.. Baldie? Bukan ah.. siapa namanya ya? Kenapa gue gambar dia? @_@

kalo ngomong soal buku favorit, pastinya komik.. Tapi susah nentuin mana yang terbaik, karena gue cenderung baca semua. Tapi mungkin salah satu yang paling berkesan adalah ini, Oriental Heroes, atau yang dulu terbit di sini dengan judul Tiger Wong. Bisa dibilang judul inilah yang menumbuhkan kecintaan gue terhadap manhua.

Penuh aksi khas komik laki-laki. Ceritanya pun cenderung mengalir asyik karena kalo gak salah tidak ditulis oleh Tony Wong sendiri. Terusan cerita ini, Long Hu Men yang masih terbit sampe sekarang cenderung mirip telenovela dan koreografi jurusnya pun sudah tidak sedap dilihat, dan sukses membuat gue pusing kepala beberapa edisi saja.

Tiger Wong dibunuh paksa oleh Gramedia di buku ke 97 tepat sebelum pertempurannya dengan Kakek Tua, musuhnya yang saking saktinya bisa jadi kembali muda :P.

Rabu, 06 Oktober 2010

30 Day Drawing Challenge: Day 05 - Draw a picture of your best friend

Sebelumnya gue mau minta maap karena baru sekarang nerusin meme. Pekerjaan sudah mengambil alih sebagian besar hidup gue akhir-akhir ini. Makanya juga gambar ini cuma gue bikin hitam putih. Gak sempat :P

Cerita soal teman yang debes, Alhamdulillah gue merasa diri gue mempunyai banyak teman-teman baik. Cukup banyak sampe rasanya kalo mau digambar semua, meme ini bakal molor sebulan lagi :P, jadi gue akan cerita tentang satu teman paling baik, yang paling memahami gue, paling memaklumi gue, dan lebih dari itu, dia mau-maunya menikahi gue.

Ya, dialah istri gue, Dewi Fitriasari.

Kita kenal sejak SMA, meskipun saat itu tidak terlalu dekat, apalagi naksir, karena gue sedang sibuk pacaran dengan perempuan lain :P. Ketemu lagi setelah lulus kuliah, saat kita teman-teman SMA memutuskan buat ngumpul lagi dan reuni. Saat itu baru sadar kalo hobinya sama, yaitu komik. Jadilah gue putuskan untuk gue jadikan istri. Supaya nanti setelah menikah tidak protes kalo gue banyak ngabisin duit buat beli komik. Ternyata setelah menikah tetap protes sih :)) Dewi itu orang yang sabar sekali, cinta damai dan hampir gak pernah marah. Makanya banyak yang heran waktu akhirnya dia menikah sama gue. Soalnya banyak yang menganggap gue aneh dan sering memancing emosi. Sepertinya memang akhirnya Dewi yang bisa memahami betapa gue sesungguhnya orang yang sangat normal. Sungguh pasangan yang klop :P

Sekarang sudah lima tahun menikah, dan dikaruniai dua orang anak. Ngakunya sih masih betah menikah padahal rasanya untuk ukuran suami dan bapak dua anak, gue masih banyak kekurangan, terutama kurang ajar. Mungkin karena gue orangnya begitu ngangenin*...



*kalo ada yang protes, mohon dimaklumi, gue bikin ini lagi agak pengen curcol :))