Senin, 28 Desember 2009

James May's Toy Stories

Rating:★★★★
Category:Other
Biasanya, gue membuat review sebuah serial tivi hanya jika minimal gue sudah selesai menonton satu season. Tapi kali ini, sepertinya gue membuat pengecualian karena gue gak sabar mau berbagi tentang acara yang baru gue tonton satu episode ini :P

James May adalah seorang jurnalis Inggris yang lebih dikenal orang karena membawakan acara otomotif Top Gear bersama Jeremy Clarkson dan Richard Hammond. Tapi di luar itu, kecintaannya pada teknologi membawanya menjadi presenter acara James May's 20th Century dan James May's Big Ideas. James May's Toy Stories adalah acara yang membahas mengenai mainan, lebih khusus lagi mainan yang ia kenal semasa ia kecil.

Di sini ia menyadari bahwa ada semacam gap antara generasinya dengan generasi sekarang, yang lebih menyukai video games dan besar dengan bermain permainan komputer. James May percaya bahwa ada banyak hal yang mendidik yang ia dapatkan dari memainkan permainan jaman dahulu, dan ia ingin anak-anak masa kini juga merasakan hal yang sama. Misinya dalam acara ini adalah mengenalkan masing-masing mainan, yang mulai ditinggalkan karena biasanya dianggap ketinggalan jaman, kepada generasi muda, membuat mereka menyukainya, dan sukur-sukur, meneruskan tradisi yang sudah lama hilang tersebut.

Episode pertama membahas tentang model kit Airfix. Airfix adalah merk model kit yang sejak tahun 1939 sudah membuat model kit pesawat tempur dengan bahan plastik. Sampai saat ini, Airfix sudah membuat berbagai macam model kit dari kapal laut, traktor, mobil, dan peralatan perang lainnya. Toko-toko di Inggris sendiri masih banyak yang menjual mainan ini. Tapi sayangnya pembelinya kebanyakan hanya orang-orang dewasa yang memang besar dengan membangun model kit.

Jadi, yang dilakukan May adalah mendatangi sebuah sekolah dan memperkenalkan mainan ini. Ia membagi-bagikan sebuah model kit sederhana dan meminta para murid membangunnya. Dari situ dia mendapati bahwa banyak murid menganggap membangun model kit itu sulit dan lebih cocok buat orang-orang tua karena membutuhkan kesabaran. Sadar bahwa tugasnya tidak mudah, May merencanakan kegiatan yang ia harapkan akan menarik minat mereka, yaitu membangun model kit favoritnya, sebuah pesawat Spitfire.

Sebelumnya Ia meminta para murid membangun model kit tank sederhana, lalu membawa mereka melihat benda yang sebenarnya di sebuah tempat latihan perang milik tentara Inggris. Mereka dipersilahkan menaiki tank tersebut, lalu membawa model kit yang sudah mereka bangun masing-masing untuk membuat film pendek tentang peperangan menggunakan kamera digital biasa dan teknik stop motion.

Setelah itu May membawa mereka ke sebuah pabrik mobil yang dulunya adalah pabrik pesawat terbang terbesar se Inggris. Sambil melihat proses perakitan mobil, para murid diminta membuat beberapa pesawat tapi menggunakan proses ban berjalan, jadi satu murid mengerjakan satu tugas spesifik, sehingga mereka terbiasa bekerja dalam tim. Tugas itu ternyata membuat para murid menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan pesawat model kit ini.

Lalu tugas terakhir mereka, May membawa para murid ke sebuah hangar dimana ia sudah menyiapkan model kit pesawat Spitfire dalam bentuk terurai dan masih terhubung pada runners-nya, tapi kali ini dalam skala 1:1 alias sesuai ukuran sesungguhnya. Para murid bekerja bersama-sama membangun pesawat yang terbuat dari fiberglass tersebut, hingga mendesain catnya sendiri. Saat selesai, pesawat tersebut dipertunjukkan kepada para veteran perang yang berpengalaman menerbangkan Spitfire yang sesungguhnya, hingga akhirnya pesawat bikinan anak-anak tersebut dipertunjukkan di museum Angkatan Udara Inggris. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi anak-anak yang sebelumnya tidak pernah tertarik membangun model kitnya sendiri. Kini, mereka mengakui mungkin akan mencoba membangun model kit di masa depan. James May berhasil.

Acara ini begitu menarik buat gue di banyak sisi. Bagaimana May membuat generasi sekarang menyukai hal-hal yang terkesan kuno saja sudah sesuatu yang sulit. Tapi ia juga membuat hal ini lebih sulit dengan tetap memasukkan unsur edukasi bagi anak-anak itu. Anak-anak itu tidak hanya suka, mereka benar-benar belajar sesuatu dari mainan-mainan tersebut. Meskipun James May bukan seorang yang 'cool' bahkan cenderung tua, ia tak terlihat canggung berusaha berbaur dengan pikiran generasi sekarang.

Di acara yang berlangsung selama enam episod ini, James May dan para subyeknya berhasil membuat taman bunga lengkap yang semua tanamannya terbuat dari plasticine (sejenis malam/play doh), trek slot car sepanjang 3 mil, rumah lego dua lantai berukuran rumah aseli, sampai trek kereta api model sepanjang 16 kilometer.

Satu-satunya kekurangan acara ini adalah James May bukan bencong, dan tidak adanya segmen penyanyi berwajah trendi yang bernyanyi lagu cinta secara lipsync. Jadi kemungkinan acara ini diputar di Indonesia sangat tipis. Untungnya hampir semua (apa semua) episodnya tersedia di Youtube. Mengingat BBC sering membredel video-video youtube yang menampilkan acara-acaranya tidak lewat channel resminya, jadi sebaiknya buat yang tertarik silakan ditonton (atau diunduh) sekarang :D Highly recommended...