Rabu, 28 Januari 2009

"Oh how am I suppose to survive parenthood.." :D

Kemarin sore, saat sedang sibuk-sibuknya mengantuk, iburanger menyapa lewat YM

iburanger: ris.. sebutkan akibat jika tidak melaksanakan kewajiban!
                   (pe-er ardi mode: on)

Iburanger ini memang semenjak pindah ke Bandung memang lebih sering mengalami kesulitan membantu Ardi mengerjakan pe-ernya. Biasanya dia menanyakan pe-er bahasa Sunda (salah banget nanya ke gue! :D), tapi kali ini sepertinya ini pe-er enta apa...

gue:            akibatnya?
                    masuk neraka?

iburanger:  kejauhan ga? ^^;

gue:            kewajiban apa dulu nih

iburanger:  itu dia yang ga jelas... ^_^;
                    pertanyaannya gitu doang,

gue:            yang jelas mendapat hukuman dari yang memberi kewajiban

iburanger:  hm.. mendapat hukuman, dan merugi kali ye?

gue:            belum tentu merugi, karna sering kali meninggalkan kewajiban justru  
                    mendapatkan keuntungan
                    btw, pelajaran apa nih?

iburanger:  itu dia yang gw ga tau. Si ardi soalnya pake buku tematik,
                    (hampir) semua mata pelajaran pake buku itu.
                    Tapi mustinya sih PKN. Alias PMP jaman kita dulu..
        
gue:             kalo gitu jawabannya: "masuk penjara"
                    Tapi bilang ardi, kalo yang nanya guru agama, jawabannya jadi "masuk neraka"
                    kalo yang nanya temannya, jawabannya "masuk penjara dan mesti bayar 500
                    ke bank dan dilewatin gilirannya satu kali."

iburanger:     

gue:             kalo yang nanya guru olahraga, jawabannya "mendapat kartu merah"
                    kalo yang nanya guru IPA, jawabannya "tidak dapat melangsungkan keturunan" (?)
                    kalo yang nanya guru bahasa Indonesia, jawabannya, "kewajibannya jadi tidak terlaksana"
                    kalo yang nanya guru bahasa Inggris, jawabannya "In English please"

iburanger:
   (setelah lama kemudian) .. ternyata Oom Isman begitu bijak
        
gue:             katanya apa?
                     Btw, udah dimemangin belum?

iburanger:   terima kasih sudah diingatkan  *lalu sibuk mememangkan Oom Isman*
                    jadi kata Oom Isman:
                    "Akibat bila tidak melaksanakan kewajiban: intinya sih merugikan orang lain.
                    Dan itu panjang akibatnya. Bisa hubungan kita sama orang lain jadi buruk,
                    bisa kepercayaan orang lain ke kita hilang. Dan jadinya merugikan diri sendiri juga.
                    Kalau kewajibannya melibatkan hukum, malah sampai bisa dapat hukuman parah."

gue:             ......
                     Sepertinya gue berpikir terlalu cetek ya

Hmmm, sepertinya gue mesti banyak berlatih menjawab serius, bersiap-siap untuk menjawab beginian kalau nanti si Alif udah bersekolah dan mulai dikasih pe-er. Berhubung di dalam otak gue sekarang yang namanya pelajaran sekolah itu hampir semua sudah gue kubur dalam-dalam bersama pengalaman pahit yang gak ingin gue ingat *cailah*, jadinya dalam bayangan gue, gue bakalan harus ikut belajar pelajaran yang dipelajari si Alif nanti di sekolah. Tapi kalo begini caranya, kayanya gue bakal mesti mulai dari pelajaran kelas satu esde nih :D

Oh ya, dan tak lupa:

Oom Isman MEMANG!! :D

Rabu, 14 Januari 2009

Meeejiiiikkkk....

Semalam sepulangnya gue dari kantor, gue kembali dihadapkan pada hal mejik yang tampaknya memang akan jadi kebiasaan musiman. Jalanan yang gue lewati tiba-tiba kembali berlubang menganga setelah sempat ditambal selama beberapa bulan. Padahal beberapa hari lalu gue lewat jalan itu, tambalannya masih utuh. Mejik! Belum lagi lubang itu terletak di ruas jalan yang mati lampu penerangannya, dan sisa tambalan yang menggelombang, membuat perjalanan semalam agak-agak menuntuk konsentrasi. Apakah ini upaya pemerintah agak kita tidak mengantuk selama perjalanan? Atau merupakan bentuk kerjasama dengan produsen minuman penambah stamina? Atau program untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk di ibukota?

Apapun itu, sepertinya memang masih jauh buat mengharapkan sarana dan prasarana jalan kita ditingkatkan, wong sepertinya mempertahankan yang sudah ada pun pemerintah kewalahan. Entah apakah nanti setelah semua wajib pajak punya NPWP masalah ini akan serta merta terpecahkan, sepertinya gue agak sangsi. Padahal tanpa kualitas jalan yang mencelakakan seperti ini pun, jalanan kita sudah merupakan tempat yang membahayakan. Lihat saja di sinetron-sinetron kita, setiap hari pasti ada yang tertabrak mobil sehingga mengakibatkan koma maupun amnesia. Bahkan pernah ada yang sampai operasi wajah sehingga sangat berbeda dari sebelumnya! Memprihatinkan...

Kamis, 08 Januari 2009

bukan curcol, tapi ah sudahlah... :D

Para pelintas jalan raya M40 yang ramai di London Inggris (Roel tau gak ya? :D), selama beberapa waktu disapa oleh tulisan di dinding yang dibuat entah oleh siapa. Tulisan tersebut dibuat di tembok yang membentang bermeter-meter, dan bisa dibaca jelas oleh pengemudi yang biasanya terkena macet di jalan itu;

WHY DO I DO THIS EVERYDAY?*

Bayangkan betapa jengkelnya kita pada saat sedang terjebak macet karena harus melewati jalan yang sama setiap hari, dan selalu diingatkan, "Why do I do this everyday?" Ide yang sungguh brilian, siapapun yang menulis itu :D

Tapi ini mengingatkan gue akan sesuatu. Ternyata kita memang seringkali terjebak terlalu dalam dengan rutinitas, sehingga ketika diingatkan kenapa kita melakukan itu, seringkali yang timbul adalah kejengkelan.

Kalo pernah juara kelas atau juara-juara lainnya, pasti pernah dengar, "menjadi juara lebih gampang daripada mempertahankannya" atau semacam itu lah. Memulai sesuatu ternyata lebih mudah. Kita bisa melakukan sesuatu karena terpaksa, karena cinta, karena merasa itu kewajiban, atau karena memang pingin melakukannya. Tapi selama apakah alasan itu bisa terasa masuk akal?

Cinta pun harus diperbarui, kata pakar percintaan. Kewajiban bisa terus dilakukan asal keyakinan kita terus kuat. Tapi karena terpaksa? Orang dulu banyak yang bisa menikah tanpa perlu cinta, karena ternyata (akhirnya) cinta bisa datang belakangan. Yang akhirnya gak cinta juga ada juga sih :D.

Bagaimana menimbulkan cinta kembali terhadap rutinitas kita? Atau bagaimana menumbuhkan cinta terhadap keterpaksaan kita? Gak semua orang punya kenyamanan untuk bisa berganti jalan hidup setiap kali merasa bosan. Cepat atau lambat kita akan dihadapkan pada situasi mengkonfrontasikan rasa bosan itu. Entah bersahabat dengan rutinitas, syukur-syukur bisa membakar lagi api asmara kepadanya.

Kenapa kita masih bertahan di tempat kerja sekarang? Kenapa kita masih bertahan sama pasangan kita sekarang? Kenapa kita masih betah kena macet setiap hari di jalan yang sama? Kenapa kita ada di tempat kita sekarang? Kenapa kita masih menghadapi orang yang masih menjengkelkan?

Kenapa enggak?

Mungkin memang tujuan kita melakukan sesuatu itu lebih penting, melebihi rasa bosan kita. Kalau bosan, biasanya cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengingat-ingat lagi komitmen kita, alasan kenapa kita melakukan itu pertama kali.  Atau jangan-jangan sadar atau enggak, kita sudah menemukan kenyamanan di rutinitas itu, jadi bagian dari hidup yang kalau tidak dilakukan rasanya ada yang kurang. Kalau sudah begitu, mungkin bersahabat dengan rutinitas itu tidak sesulit yang dibayangkan. Atau memang jika alasannya ternyata cinta itu terbukti mengalahkan segalanya, selamat yaaa.. Sepertinya anda sudah menemukan alasan dari semua alasan.

Pernah dengar istilah 'bored to death'? Sepertinya yang cocok menjawab itu adalah 'what doesn't kill you, makes you strong' :D

** belakangan katanya tulisan itu diganti dengan:

"WHY DO I STILL DO THIS EVERYDAY?" :))


 

Selasa, 06 Januari 2009

Hobi lain para pemimpin dunia...




Iklan Amnesty International yang menarik karna sepertinya gak mungkin dibuat di Indonesia yang sopan santun ini :D

Yang ketinggalan dari tahun 2008




Akhir tahun kemarin, di kantor diadakan syukuran tutup tahun. Dan mengingat kesuksesan perayaan imlek tempo hari, tentu saja acara ini tidak akan dibikin menjadi acara makan-makan biasa. Tema acara adalah Mexican Night tapi tema kostumnya adalah kostum koboi. Dengan kerancuan ini, plus kebokekan sebagian dari kita, kali ini kostumnya beragam dari yang gak niat, sampai niat, sampai salah kostum juga. Makanan yang yummy, door prize asoy, sungguh acara tutup tahun yang menyenangkan!

Mario Kart cosplay




Ya, gue menggemari game Mario Kart. Menurut gue game itu adalah game balap yang basic tapi sungguh menyenangkan. Gak ada repot2 mengubah tampilan dan memodifikasi tunggangan, cukup tancap gas dan hajar lawan-lawan dengan senjata-senjata aneh, Mario Kart membuktikan bahwa gak perlu realisme buat bikin game balap yang asyik. Tapi sepertinya si Remi satu ini agak mencampuradukkan realisme dan hobinya bermain Mario Kart. Tidak cukup berpakaian seperti Mario, ia mengemudikan kart-nya di jalan raya sambil melemparkan 'power up' pada 'lawan-lawannya' sampe dikejar polisi.. :D

Minggu, 04 Januari 2009

Mari berbahasa enggris...

Gue dan Dewi sebenernya tidak pernah berniat mengajarkan bahasa Inggris ke Alif. Setelah melihat banyak anak-anak jaman sekarang yang berbahasa kacaw balau, campur antara Inggris dan Indonesia dengan kalimat aneh, kita berpikir bahwa bahasa Inggris bisa diajarkan belakangan, yang penting logika berbahasa si Alif bagus dulu, dan yang penting dalam berbahasa Indonesia.

Dan Alhamdulillah, untuk ukuran anak seumuran dia, bicaranya Alif udah lumayan lancar. Tapi memang ternyata bahasa Inggris datang dengan sendirinya mendekati dia :D

Jadi sejak awal, untuk mengurangi porsi si Alif menonton acara tivi indonesa yang makin lama makin tolol, kita membelikan macam-macam film anak-anak, terutama film belajar ini itu macam Brainy Babies dan sebangsanya. Nah, film-film ini kebanyakan berbahasa Inggris, jadi kita sering menemani dia menonton buat menjelaskan apa yang ada di layar, dengan bahasa Indonesia. Ternyata si kecil sok tau itu mengingat sebagian besar penjelasan kita, dan untuk setiap kata baru yang dia pelajari, dia ikut mengingat bahasa Inggrisnya juga.

Dan yang agak surprising, si Alif suka berinisiatif menggunakan kata-kata bahasa Inggris itu di percakapan. Misalnya waktu kita minta tolong ambilin remote tv, dia balik bertanya, "Yang warna black ya?" atau tiba-tiba suatu pagi dia memanggil Dewi, "Mom? ini apa mom?". Dewi yang geli nunjuk gue sambil nanya, "Ini mom ya? Kalo itu siapa?"

"Daddy.." kata si Alif sambil nyengir.

Huhuhuhuhuhuhuh, dari kecil diajarin buat manggil kita ayah dan ibu, kok tau-tau manggil Mom dan Daddy... getek ngedengernya.

Tapi akhirnya kita biarkan saja, toh bagus kalo emang dia pengen tau. Yang penting kita gak maksa dia buat ngajarin. Jadi setelah itu setiap dia bertanya bahasa inggrisnya ini dan itu, kita selalu menjawab sebisanya. Untung belum sampe kita mesti ngebet kamus :P

Dan kemarin sore, waktu gue sedang memandikan si Alif, sok taunya mulai kumat

"Ayah, pantat bahasa inggrisnya apa?" tanyanya,

"Euh, buttocks." jawab gue.

"Batoks ya..." kaa si Alif sambil nyengir. "Kalo tetet bahasa inggrisnya apa?" sambungnya sambil memegang kemaluannya.

"Euh..eng... penis." jawab gue sambil terlihat tetap cool memandikan.

"Pinis yaaa...." kata Alif sambil nyengir lagi. "Kalo ini bahasa inggrisnya apa?" tanyanya lagi sambil memegang buah zakarnya.

"Engg... apa ya?" jawab gue mulai males sambil memutar otak. "Gak tau ayah,... nanti tanya ibu ya" *jurus ngeles andalan*

"Ayaaah... ini bahasa inggrisnya apaaa?" desak si Alif terus.

Berpikir sepertinya dia tidak akan berhenti sebelum gue jawab, akhirnya gue jawab juga.

"Scrotum*.."

"Stopum yaaa..." katanya sambil mengerenyitkan dahi.

"Bukan, scrotum." koreksi gue

"Sporum yaaa..." kata si Alif lagi gak yakin.

"Bukan, SCROTUM!" koreksi gue lagi.

"HARISSSS!! LU NGAJARIN APA ANAK LUUUU??" teriak kakaknya Dewi dari kamarnya yang ternyata mendengar semua percakapan kita.

Dan gue mulai berpikir sepertinya ini bukan ide yang baik.. :D






*) ya, gue ingat kata ini karena si Aswin yang duduk di sebelah gue itu selain bernyanyi hobinya adalah menggunakan kata scrotum dalam percakapan...

Jumat, 02 Januari 2009

Menye-menye...

Beberapa waktu lalu, Dewi istriku dengan penuh semangat menghadiri diskon salah satu toko buku terkemuka di indonesa. Dan sesuai cita-citanya, ia pulang membawa setumpuk novel menye-menye. Sebenarnya memang dia suka membaca yang menye-menye, tapi akhir-akhir ini hobinya itu agak dia kurangi karena menurutnya udah sulit cari waktu buat membaca.

Tapi ternyata dia sudah menemukan cara untuk menyisihkan waktu kembali menekuni novel menye-menyenya itu. Dan sesuatu yang sudah lama tidak terjadi kembali harus gue saksikan. Dewi tiba-tiba gue temukan sedang sesenggukan berlinang air mata tiap habis membaca ending novelnya. Dan itu dia lakukan setiap habis membaca novel. Kalo ada yang liat dan gak tau, pasti dikiranya dia punya suami tukang menyeksa, tiap hari kok nangis terus...

Dan puncaknya adalah hari ini, begitu dia gue temani menonton film remaja paling happening sepanjang 2008; Twilight. Begitu tersentuhnya dia saat adegan paling keren sepanjang film itu, yaitu saat Edward memainkan grand piano untuk Bella. "Keren bangeeeettt..." katanya dengan mimik gemas yang keliatan jelas di tengah gulitanya bioskop. Yang tentu saja gue jawab dengan, "Keren apanyaaaaaaaa....."

Sepertinya alien menculik istriku yang tegar dan sabar. Kembalikan istriku yang duluuu!! :D

Sepulangnya dari bioskop, gue jadi kepikiran sesuatu. Sepertinya gue jadi sadar akan harapan gue di tahun yang baru ini. Yaitu semoga dunia musik indonesa tidak lagi menelurkan band-band yang menyanyikan lagu cinta standar dan menye-menye. Beberapa hari di rumah menonton tivi sudah cukup membuat gue gatal seluruh tubuh melihat penampilan band jaman sekarang yang bernama aneh, seperti malas mencari nama yang lebih keren, dengan tatapan memelas menyanyikan lagu cinta berlirik itu-itu saja.

Dan yang lebih parah, judul lagu yang dibikin singkatan.... AARGH! KAMPUNGAN!

Hyahahahahahahahah!

Kebodohan pertama di tahun baru;

Gara-gara salah pencet, terhapus sudah theme pocoyo yang sudah berjaya menemani gue bertahun-tahun. Dan gue lupa di mana gue menyimpan backup code-nya. :((

Mungkin ini memang cara Tuhan menyuruh gue berhenti bermalas-malasan selama liburan dan mulai menggerakkan pantat gue yang besar ini untuk membuat theme baru...

Emangnya Tuhan main multiply?