Jumat, 29 September 2006
Kantor macam apa ini? *puih!*
Sabar bang... sabaaarrrr...
Lagi enak-enak kerja, tiba-tiba.. pett! listrik mati.
Terdengar teriakan histeris dimana-mana. Orang-orang menendang partisi yang berada di dekatnya. Sebagian lagi menendang siapa saja yang lewat di dekatnya.
Tak lama kemudian listrik menyala lagi. Gue yang sedang mencoba mengingat-ingat apa file yang tadi lagi dikerjain udah disave apa belon, buka lagi aplikasinya.
Sip, kebuka!
pett!! listrik mati lagi.
Terdengar lagi gerutuan dimana-mana. Sebagian yang belum sempat menyalakan komputer sibuk mentertawakan temannya yang udah terlanjur menyalakan komputer. Tapi apa daya, pekerjaan mesti tetap diselesaikan.
Akhir-akhir ini emang lagi sering mati listrik di kantor ini. Heran, apa gak ada genset ya? Mana kantor gak mau invest beli UPS biar komputer2 datanya gak ilang lagi. Biasanya kalo mati emang mesti dua kali. Gak tau kenapa.
Gue nyalain komputer lagi sambil bercandain manajemen kantor (*ih, puasa-puasa ngomongin orang*). Begitu mau buka aplikasi,... pett!! listrik mati lagi.
Oke deh, sholat aja dulu deh. Begitu listrik nyala, gue nyalain komputer. Trus gue tinggal sholat. Jangan lupa berdoa supaya listriknya gak mati lagi (do'a yang aneh..)
Selesai sholat listrik masih menyala. Alhamdulillah, bisa nerusin kerja deh, lagi tanggung juga, mau cabut juga abis maghrib soalnya.
Pett!! listrik mati lagi....
Sabang bar... sabaaannggg...
*abis ini kita mau mendaftarkan kantor kita ke MURI sebagai kantor yang paling sering mati listrik dalam sehari*
Kamis, 28 September 2006
Semua karna deterjen!
Hari ini kantor gue diundang acara pagelaran musik jazz oleh salah sebuah televisi swasta. Performernya sih gue gak kenal, tapi karena diadakan deket rumah gue jadi agak tertarik untuk datang. Ada Door prizenya lagi.
"Emang elu penggemar jazz, Ris?"
Eng... yang jelas gue penggemar door prize.. ^_^
Dress code sudah ditentukan. Tadi pagi udah disiapkan kemeja putih yang disetrika baik-baik dan dilipat oleh istriku tercinta (gue dari dulu gak bisa melipat baju dan bungkus kado, aneh deh..). Dibawa dengan rapih, sengaja gak dipake dulu takut lecek gue pake tidur siang di kantor.
Eh, tak diduga tak dinyana, ada pekerjaan datang. Briefing tadi pagi, deadline hari senin. Dan sepertinya gue mesti lembur malam ini kalau mau selesai karena besok ada acara lebih penting yang bikin gue gak bisa lembur.
Dan pekerjaan itu adalah melayout pack deterjen.. Oh MY GAAWD!! NOOOOoooooo.....!!! *efek jatuh dalam lubang tak berdasar*
"Emang elu penggemar jazz, Ris?"
Eng... yang jelas gue penggemar door prize.. ^_^
Dress code sudah ditentukan. Tadi pagi udah disiapkan kemeja putih yang disetrika baik-baik dan dilipat oleh istriku tercinta (gue dari dulu gak bisa melipat baju dan bungkus kado, aneh deh..). Dibawa dengan rapih, sengaja gak dipake dulu takut lecek gue pake tidur siang di kantor.
Eh, tak diduga tak dinyana, ada pekerjaan datang. Briefing tadi pagi, deadline hari senin. Dan sepertinya gue mesti lembur malam ini kalau mau selesai karena besok ada acara lebih penting yang bikin gue gak bisa lembur.
Dan pekerjaan itu adalah melayout pack deterjen.. Oh MY GAAWD!! NOOOOoooooo.....!!! *efek jatuh dalam lubang tak berdasar*
Senin, 25 September 2006
Puasa, tapi kok...?
Semalam, di televisi tertayang sebuah berita. Di kota Padang, satpol pp merazia warung-warung makan yang masih buka di siang hari. Ibuku, yang juga menonton berita itu bilang, "Nah ini dia yang aku gak setuju. Orang puasa kok minta dihormati."
Trus gue pikir-pikir lagi, perkataan ibu ada benarnya juga ya. Lha puasa kan ibadah. Ibadah yang personal sebenarnya, yang mana kualitasnya bergantung pada pribadi masing-masing orang yang menjalankannya. Dan puasa juga bukan sekedar menahan lapar dan haus, tapi juga hawa nafsu lainnya. Jadi kalau misalnya ada orang makan di depan kita, apakah kita harus menghukum kita karena 'tidak menghormati' kita yang sedang beribadah, atau kita malah harus memperkuat iman kita dan menganggap itu sebagai cobaan dan bagian dari ibadah?
Gue percaya bahwa rasa hormat itu semestinya didapat, bukan dipaksakan. Seorang boss gak bakal dihormati karyawan semata-mata karena dia berjabatan tinggi, tapi mestinya karena dia mengayomi dan memberi contoh dan teladan yang baik. Bukankah akhlak yang baik itu salah satu tujuan kita berpuasa juga? Makan dan minum, termasuk melakukannya di muka umum, adalah hak setiap orang, terutama orang yang tidak berpuasa. Jika mereka memutuskan untuk tidak melakukannya di depan kita demi menghormati, itu baik. Itu toleransi, karena didasarkan pada kesadaran. Tapi pada saat toleransi itu dipaksakan, jadi apa namanya?
Ini termasuk juga razia terhadap tempat hiburan selama bulan puasa. Menurut gue ini aneh. Kenapa kok cuma pada bulan puasa? Kalo memang peraturannya jelas, dan tempat hiburan itu melanggar peraturan, ya mestinya gak bulan puasa pun bisa ditindak. Apa karena buka terlalu malam saja bisa mengakibatkan sebuah tempat hiburan dirusak massa? Apa Islam pernah mengajarkan itu ya?
Semestinya toleransi yang didasarkan kesadaran bisa timbul kalau itu berlaku dua arah. Apakah misalnya, kita bertoleransi dengan menghentikan semua kegiatan, termasuk kegiatan perekonomian pada saat umat Hindu merayakan Nyepi? Hindu termasuk agama yang diakui di negara kita lho... Nggak kan? Apa karena umat Islam adalah mayoritas (dibandingkan umat Hindu, misalnya) di negeri ini sehingga berhak memaksakan toleransi itu? Kok jadi masalah lebih banyak ummat siapa ya? Kirain tadi puasa itu ibadah, yang mestinya dilakukan dengan tawadlu...
Hmm...
Trus gue pikir-pikir lagi, perkataan ibu ada benarnya juga ya. Lha puasa kan ibadah. Ibadah yang personal sebenarnya, yang mana kualitasnya bergantung pada pribadi masing-masing orang yang menjalankannya. Dan puasa juga bukan sekedar menahan lapar dan haus, tapi juga hawa nafsu lainnya. Jadi kalau misalnya ada orang makan di depan kita, apakah kita harus menghukum kita karena 'tidak menghormati' kita yang sedang beribadah, atau kita malah harus memperkuat iman kita dan menganggap itu sebagai cobaan dan bagian dari ibadah?
Gue percaya bahwa rasa hormat itu semestinya didapat, bukan dipaksakan. Seorang boss gak bakal dihormati karyawan semata-mata karena dia berjabatan tinggi, tapi mestinya karena dia mengayomi dan memberi contoh dan teladan yang baik. Bukankah akhlak yang baik itu salah satu tujuan kita berpuasa juga? Makan dan minum, termasuk melakukannya di muka umum, adalah hak setiap orang, terutama orang yang tidak berpuasa. Jika mereka memutuskan untuk tidak melakukannya di depan kita demi menghormati, itu baik. Itu toleransi, karena didasarkan pada kesadaran. Tapi pada saat toleransi itu dipaksakan, jadi apa namanya?
Ini termasuk juga razia terhadap tempat hiburan selama bulan puasa. Menurut gue ini aneh. Kenapa kok cuma pada bulan puasa? Kalo memang peraturannya jelas, dan tempat hiburan itu melanggar peraturan, ya mestinya gak bulan puasa pun bisa ditindak. Apa karena buka terlalu malam saja bisa mengakibatkan sebuah tempat hiburan dirusak massa? Apa Islam pernah mengajarkan itu ya?
Semestinya toleransi yang didasarkan kesadaran bisa timbul kalau itu berlaku dua arah. Apakah misalnya, kita bertoleransi dengan menghentikan semua kegiatan, termasuk kegiatan perekonomian pada saat umat Hindu merayakan Nyepi? Hindu termasuk agama yang diakui di negara kita lho... Nggak kan? Apa karena umat Islam adalah mayoritas (dibandingkan umat Hindu, misalnya) di negeri ini sehingga berhak memaksakan toleransi itu? Kok jadi masalah lebih banyak ummat siapa ya? Kirain tadi puasa itu ibadah, yang mestinya dilakukan dengan tawadlu...
Hmm...
Aneh? Gak juga ah...
Gara-gara ngeliat blognya Mari, gue jadi ditodong cerita keanehan2 gue. Keanehan? Susah euy... Gue berpikir keras dan gak bisa nemu, karena gue orangnya normal banget. Terlalu normal malah. Gue coba aja ya, tapi suwer... gak ada aneh-anehnya!
1. Gue suka banget ngupil. Biasa kan? Apalagi cuma ngupil di tengah mal yang ramai dan masih berpikir gak bakal ada yang liat. Biasaaa...
2. Gue gak suka sama tauge bukan karena rasanya, tapi karena bentuknya yang ngeselin. Iya lah, siapa yang gak kesel liat bentuk toge yang aneh gitu. Biasa kaann?
3. Gue selalu dengan refleks mengosongkan 'Recycle Bin' di komputer manapun yang gue temui. Komputer gue, komputer temen gue yang lagi gue pinjem, komputer bos gue, komputer warnet, komputer liat di pameran, komputer tukang software di mangga dua, komputer mana aja lah. Lha wong gue cinta kebersihan, wajar tokh?
4. Katanya ukuran kaki gue gak normal. Padahal terakhir gue beli sepatu gue beli nomer 47,5. Wajar aja kan? *meskipun gue selalu sebel karena Bata gak pernah punya ukuran sepatu buat gue, huh... Bata sucks!*
5. Masih tentang kaki gue, katanya kalo gue jalan, jempol kiri dan kanan gue musuhan. Jadi gak bisa jalan sambil kaki madep depan. Ah, itu masih wajar kaaannnn?
6. Gue hobi joged-joged mengikuti irama lagu, tapi gue anti sama yang namanya clubbing. Aneh? Gak juga ah, kalo di rumah ato di kantor gue dah gak perlu jaim sih ^_^
7. Oh, cuma ini deng yang gue anggep aneh. Gue gak bisa berenang. Padahal gue merasa udah melakukan tekniknya dengan benar. Tapi bagaimanapun gue mengayuh tangan dan kaki gue, selalu gue tenggelam makin dalam semakin jauh gue berenang.. Kenapa ya?
8. Eh, nambah satu lagi. Ini baru akhir-akhir ini gue perhatikan kalo gue lagi ngomong, perhatian gue gampang banget teralih. Akibatnya kalimat yang gue udah susun di otak gue buyar semua. Tapi, bukannya berhenti buat mikir, mulut gue suka terus nyerocos kata-kata random yang saat itu terlintas. Dan biasanya itu angka. Jadi misalnya, gini:
"Eh, tau gak, menurut gue teori fisika kuantum itu.."
*tukang mie tek-tek lewat, dan menurut gue kok suara tek-teknya lebih merdu dari biasanya*
"eng... menurut gue dua puluh enam."
Ternyata gue sering gitu. Ini baru beneran aneh...
Udah ah..
Minggu, 24 September 2006
Astaghfirullah...
Kaya begini ni, yang kalo puasa gak ada bekasnya begitu lewat Lebaran. Udah lama gak puasa, lupa deh caranya nahan hawa nafsu.
Hari pertama puasa diisi dengan banyak, ya sodara-sodara, banyak sekali letupan emosi. Mulai dari menghardik anak-anak yang main petasan selepas tarawih dan lanjut setelah subuh sampai anak gue terkaget-kaget, sampe 'ngrasani' orang sejalan Buncit Raya karena saling bahu membahu memperparah kemacetan.
Sedih ingetnya, Ya Allah... jadikan hambaMu ini orang yang sabar...
Hari pertama puasa diisi dengan banyak, ya sodara-sodara, banyak sekali letupan emosi. Mulai dari menghardik anak-anak yang main petasan selepas tarawih dan lanjut setelah subuh sampai anak gue terkaget-kaget, sampe 'ngrasani' orang sejalan Buncit Raya karena saling bahu membahu memperparah kemacetan.
Sedih ingetnya, Ya Allah... jadikan hambaMu ini orang yang sabar...
Jumat, 22 September 2006
Apa emang gue aja yang kaya pantat bayi ya?
Sensitip, maksutnya.
Gue punya teman, teman sepermainan (plis jangan dinyanyiin...). Gue udah kenal dia kira2 empat belas tahun deh. Meskipun terhitung awet, sebenernya hubungan gue dan dia menurut gue agak aneh.
Anehnya, kita bisa dibilang hampir gak pernah bercerita soal hal-hal pribadi. Gak tau kenapa, rasanya canggung aja gitu. Padahal temen lama. Padahal sering maen bareng. Tapi kalo ketemu hal yang diobrolin ya hal senang2 aja. Gak pernah yang dalem apa gimana gitu.
Pertama gue pikir karena dia emang orangnya gak terbuka. Gak ding. Dia terbuka, tapi milih-milih. Ada hal2 yang dia gak pernah mau share sama orang lain. Soal percintaan misalnya. Sebagai sesama cowok yang bersahabat empat belas tahun, hampir gak pernah kita bicara soal perempuan. Pada waktu dia menikah pun gue dikasih tau seminggu sebelumnya. Itu dari gue gak tau kalo dia punya punya hubungan dengan siapa-siapa.
Ternyata setelah gue perhatikan ada hal lain. Cara dia berbicara membuat gue gak nyaman. Aneh ya? Gue tau dia sering menyimpan banyak hal buat dirinya sendiri. Dan itu sering membuat gue jadi takut sharing ke dia. Karena gue jadi merasa dia suatu saat bakal menggunakan itu buat mencela gue. Mencela? Iya, sebenernya namanya temen kan sering cela-celaan. Tapi berhubung teman gue yang satu ini sering mengingat hal-hal yang kita katakan dan menggunakannya sebagai senjata pamungkas celaan, seringkali becandaannya jadi gak lucu lagi.
Gue jadi cenderung gampang naik darah kalo denger dia mulai 'becanda'. Gue jadi sering merasa diserang dengan omongannya dia. Gue sering merasa digurui. Salah seorang teman gue yang lain menyebut dia 'suka memanipulasi orang'. Dan gue ngerti kenapa. Tau kan, kaya orang yang pengen sesuatu, dan dia tau caranya gimana supaya orang lain menuruti kemauannya? Dulu gue agak gak perduli. Tapi sekarang gue udah gak bisa cuek lagi. Masa baru sekarang gue gak paham sama tabiat dia secara udah kenal lama? Nah, apa emang gue lagi sensitip ya? Gak ngerti ah... Kalopun dia sampe baca postingan ini, mudah2an dia ngarti sendiri yak. Meskipun gue gak yakin bakal ngubah apa-apa sih...
Pusing.. mau ramadhan bukannya maap2an malah ngomongin orang...
Gue punya teman, teman sepermainan (plis jangan dinyanyiin...). Gue udah kenal dia kira2 empat belas tahun deh. Meskipun terhitung awet, sebenernya hubungan gue dan dia menurut gue agak aneh.
Anehnya, kita bisa dibilang hampir gak pernah bercerita soal hal-hal pribadi. Gak tau kenapa, rasanya canggung aja gitu. Padahal temen lama. Padahal sering maen bareng. Tapi kalo ketemu hal yang diobrolin ya hal senang2 aja. Gak pernah yang dalem apa gimana gitu.
Pertama gue pikir karena dia emang orangnya gak terbuka. Gak ding. Dia terbuka, tapi milih-milih. Ada hal2 yang dia gak pernah mau share sama orang lain. Soal percintaan misalnya. Sebagai sesama cowok yang bersahabat empat belas tahun, hampir gak pernah kita bicara soal perempuan. Pada waktu dia menikah pun gue dikasih tau seminggu sebelumnya. Itu dari gue gak tau kalo dia punya punya hubungan dengan siapa-siapa.
Ternyata setelah gue perhatikan ada hal lain. Cara dia berbicara membuat gue gak nyaman. Aneh ya? Gue tau dia sering menyimpan banyak hal buat dirinya sendiri. Dan itu sering membuat gue jadi takut sharing ke dia. Karena gue jadi merasa dia suatu saat bakal menggunakan itu buat mencela gue. Mencela? Iya, sebenernya namanya temen kan sering cela-celaan. Tapi berhubung teman gue yang satu ini sering mengingat hal-hal yang kita katakan dan menggunakannya sebagai senjata pamungkas celaan, seringkali becandaannya jadi gak lucu lagi.
Gue jadi cenderung gampang naik darah kalo denger dia mulai 'becanda'. Gue jadi sering merasa diserang dengan omongannya dia. Gue sering merasa digurui. Salah seorang teman gue yang lain menyebut dia 'suka memanipulasi orang'. Dan gue ngerti kenapa. Tau kan, kaya orang yang pengen sesuatu, dan dia tau caranya gimana supaya orang lain menuruti kemauannya? Dulu gue agak gak perduli. Tapi sekarang gue udah gak bisa cuek lagi. Masa baru sekarang gue gak paham sama tabiat dia secara udah kenal lama? Nah, apa emang gue lagi sensitip ya? Gak ngerti ah... Kalopun dia sampe baca postingan ini, mudah2an dia ngarti sendiri yak. Meskipun gue gak yakin bakal ngubah apa-apa sih...
Pusing.. mau ramadhan bukannya maap2an malah ngomongin orang...
Senin, 18 September 2006
Ada apa sih dengan orang Indonesa?
Buat gue agak ironis, sebagai orang yang kerjaannya salah satunya membuat iklan tivi, gue jarang banget nonton tivi. Selama ini sih alasannya (sok) gak ada waktu. Padahal kan perlu juga biar tau perkembangan gitu.. Dan akhirnya wiken kemarin gue lumayan meniatkan diri buat nonton tivi...
Dan gue jadi inget kenapa gue jarang nonton tivi. Bukan karena gue gak ada waktu. Karena gue males banget liat acaranya. Buset dah, gosip, sinetron, berita kriminal, itu aja muter-muter. Kalo kita beruntung ada acara musik (yang manggung itu-itu lagi sih...), dan siaran langsung sepakbola. Tapi kan gue gak suka espakboal, jadi ya, huh....
Gue sempet membahas sama Dewi, apa sih artinya 'infotainment'? Menurut dia, infotainment itu 'informasi tentang dunia entertainment'. Kalo menurut gue kayanya lebih ke 'tayangan yang berisi informasi yang (seharusnya) menghibur'. Soalnya kalo 'edutainment' itu kayanya 'acara pendidikan yang (seharusnya) menghibur'. Btw, siapa sih yang bikin istilah ini? Bikin pusing aja. Namun demikian kayanya kita dua-duanya salah deh, soalnya infotainment yang gue liat di tivi itu tayangan yang berisi kabar mengenai artis (artis di sini apa sih?) yang biasanya mengenai kasus perceraian, kasus diambang cerai, dugaan pacaran, dugaan hamil, dst. Kenapa dugaan? Karena dalam pemberitaan, sering sekali kedengaran kata-kata 'kabarnya', 'disinyalir', 'katanya nih..". Lha wong gak jelas gitu kok ditayangkan di media. Apa itu gak menyebarkan isu namanya? Provokatif? Dan karena tayang di tivi, mestinya sih si stasiun memaksutkan hal itu menghibur... Berarti mereka berniat membuat kita terhibur dengan berita tak jelas kebenarannya yang sebagian besar merupakan aib pribadi orang lain? Astaghfirullah... Mana tayangnya pagi-pagi, siang, sore, dan malem sebelum tidur lagi...
Terus sinetron. Oh my gaawwddd!!! Waktu cuti hamil kemarin, Dewi sempat mengikuti sinetron 'Cincin' yang tayang di salah satu tivi swasta. Katanya sinetron itu agak beda dari sinetron kebanyakan. Cuman belakangan dia mulai kapok karena ternyata dugaannya salah. Ceritanya mulai dipanjang2in gak karuan dan akhirnya Dewi insyaf dan bertobat kembali ke jalan yang benar. Sebelumnya gue sempat menebak, apa tokoh utamanya ada yang ketabrak mobil lalu amnesia? tokoh utamanya ada yang disiram air keras lalu operasi plastik dan ganti pemeran? ada tokoh tante jahat buanget yang rambutnya warna-warni? ada tokoh anak kecil yang sering beradegan berdoa sambil menangis? ada tokoh yang gendut yang sering melakukan hal bodoh? ternyata tokoh utamanya kembar dan terpisah sejak lahir? ternyata tokoh utamanya anak orang kaya yang terpisah sejak lahir? tokoh utama laki-lakinya setidaknya sekali berperan menyamar sebagai bencong? udah ada lanjutan sinetron itu dengan judul yang sama tapi ditambah angka 2, 3, dst? Nah, tebakan2 gue tadi, tinggal diganti nama tokoh dan pemerannya dengan artis sinetron masa kini (bisa mix n match lho!), jadilah acara yang katanya paling digemari penonton Indonesa saat ini...
Haaahh, kalo mau diterusin, bisa gak abis abis gue ngomel. Jadi sampe sini aja. Eh, ada yang kelupaan deng..
Gue gak ngerti kenapa penonton tivi Indonesia seneng sekali dengan bencong. Entah itu bencong beneran, laki-laki yang berpura-pura jadi cewe, ato laki-laki yang berpura-pura jadi bencong. Di sinetron, di acara lawak, di iklan. Apa iya kita segitu menggemari bencong? Coba sekali-kali perhatiin nonton tivi dalam sehari trus liat ada berapa bencong yang tampil. Lu gak bakal percaya. Kalo begini terus gue gak heran kalo suatu saat yang bawa berita juga bencong. Buset dah! Dah pada gila apa ya?
Dah ah, mau minum dulu....
PS.
Kalo ada yang mau nerusin uneg-uneg gue, silakan di reply aja yah.. seru nih kayanya :P
Dan gue jadi inget kenapa gue jarang nonton tivi. Bukan karena gue gak ada waktu. Karena gue males banget liat acaranya. Buset dah, gosip, sinetron, berita kriminal, itu aja muter-muter. Kalo kita beruntung ada acara musik (yang manggung itu-itu lagi sih...), dan siaran langsung sepakbola. Tapi kan gue gak suka espakboal, jadi ya, huh....
Gue sempet membahas sama Dewi, apa sih artinya 'infotainment'? Menurut dia, infotainment itu 'informasi tentang dunia entertainment'. Kalo menurut gue kayanya lebih ke 'tayangan yang berisi informasi yang (seharusnya) menghibur'. Soalnya kalo 'edutainment' itu kayanya 'acara pendidikan yang (seharusnya) menghibur'. Btw, siapa sih yang bikin istilah ini? Bikin pusing aja. Namun demikian kayanya kita dua-duanya salah deh, soalnya infotainment yang gue liat di tivi itu tayangan yang berisi kabar mengenai artis (artis di sini apa sih?) yang biasanya mengenai kasus perceraian, kasus diambang cerai, dugaan pacaran, dugaan hamil, dst. Kenapa dugaan? Karena dalam pemberitaan, sering sekali kedengaran kata-kata 'kabarnya', 'disinyalir', 'katanya nih..". Lha wong gak jelas gitu kok ditayangkan di media. Apa itu gak menyebarkan isu namanya? Provokatif? Dan karena tayang di tivi, mestinya sih si stasiun memaksutkan hal itu menghibur... Berarti mereka berniat membuat kita terhibur dengan berita tak jelas kebenarannya yang sebagian besar merupakan aib pribadi orang lain? Astaghfirullah... Mana tayangnya pagi-pagi, siang, sore, dan malem sebelum tidur lagi...
Terus sinetron. Oh my gaawwddd!!! Waktu cuti hamil kemarin, Dewi sempat mengikuti sinetron 'Cincin' yang tayang di salah satu tivi swasta. Katanya sinetron itu agak beda dari sinetron kebanyakan. Cuman belakangan dia mulai kapok karena ternyata dugaannya salah. Ceritanya mulai dipanjang2in gak karuan dan akhirnya Dewi insyaf dan bertobat kembali ke jalan yang benar. Sebelumnya gue sempat menebak, apa tokoh utamanya ada yang ketabrak mobil lalu amnesia? tokoh utamanya ada yang disiram air keras lalu operasi plastik dan ganti pemeran? ada tokoh tante jahat buanget yang rambutnya warna-warni? ada tokoh anak kecil yang sering beradegan berdoa sambil menangis? ada tokoh yang gendut yang sering melakukan hal bodoh? ternyata tokoh utamanya kembar dan terpisah sejak lahir? ternyata tokoh utamanya anak orang kaya yang terpisah sejak lahir? tokoh utama laki-lakinya setidaknya sekali berperan menyamar sebagai bencong? udah ada lanjutan sinetron itu dengan judul yang sama tapi ditambah angka 2, 3, dst? Nah, tebakan2 gue tadi, tinggal diganti nama tokoh dan pemerannya dengan artis sinetron masa kini (bisa mix n match lho!), jadilah acara yang katanya paling digemari penonton Indonesa saat ini...
Haaahh, kalo mau diterusin, bisa gak abis abis gue ngomel. Jadi sampe sini aja. Eh, ada yang kelupaan deng..
Gue gak ngerti kenapa penonton tivi Indonesia seneng sekali dengan bencong. Entah itu bencong beneran, laki-laki yang berpura-pura jadi cewe, ato laki-laki yang berpura-pura jadi bencong. Di sinetron, di acara lawak, di iklan. Apa iya kita segitu menggemari bencong? Coba sekali-kali perhatiin nonton tivi dalam sehari trus liat ada berapa bencong yang tampil. Lu gak bakal percaya. Kalo begini terus gue gak heran kalo suatu saat yang bawa berita juga bencong. Buset dah! Dah pada gila apa ya?
Dah ah, mau minum dulu....
PS.
Kalo ada yang mau nerusin uneg-uneg gue, silakan di reply aja yah.. seru nih kayanya :P
Buset, kaya rumah di Cibubur aja mandi jam setengah enam...
Setelah menikmati tiga bulan berangkat kantor agak santai, mandi jam delapan pagi, sarapan, main-main sama anak gue baru berangkat, akhirnya hari ini datang juga. Hari dimana impian tak lagi seindah kenyataan. Hari dimana istri gue udah mulai masuk kerja. Istri gue yang kalo telat satu menit aja dipanggil HRD itu tuh... Ya, yang itu...
Seperti dalam simulasi sebelumnya (ta'elah..), kita bangun agak panik karena udah hampir setengah enam. Sholat subuh, trus kita berpencar. Dewi memproduksi asinya sementara Alif belum bangun, gue menyetrika baju. Habis itu Dewi mandi, disusul gue di tempat kedua. Setelah itu mencuci pompa asi, dan masak air buat Alif mandi. Trus setelah gue menyiapkan air, Alif dimandikan ibunya, sementara gue membersihkan sepatu gue dan ganti baju. Selesai mandi Alif langsung menyusu sama Dewi sementara gue mengassemble pompa asi yang tadi dicuci. Selesai menyusu, Alif gue serahterimakan sama nenek kakeknya sementara Dewi ganti baju dan gue memanaskan motor. Jam tujuh kurang sepuluh semuanya siap dan kita berpamitan. Air mata tak sempat tumpah karena kita sudah terlambat lima menit dari waktu deadline. Dan gue mengebut sejadi-jadinya untuk menghindari ada yang telat di hari pertama masuk.
"Enak ya mboncengin ibu-ibu yang udah gak hamil lagi, bisa ugal-ugalan...", Gitu kata Dewi di jalan.
Alhamdulillah meskipun jalan Kuningan lagi lebih macet dari biasanya, kita bisa sampai lebih cepat. Cuman ya itu, ternyata banyak yang kelupaan dibawa. Besok lebih baik lagi ya...
Seperti dalam simulasi sebelumnya (ta'elah..), kita bangun agak panik karena udah hampir setengah enam. Sholat subuh, trus kita berpencar. Dewi memproduksi asinya sementara Alif belum bangun, gue menyetrika baju. Habis itu Dewi mandi, disusul gue di tempat kedua. Setelah itu mencuci pompa asi, dan masak air buat Alif mandi. Trus setelah gue menyiapkan air, Alif dimandikan ibunya, sementara gue membersihkan sepatu gue dan ganti baju. Selesai mandi Alif langsung menyusu sama Dewi sementara gue mengassemble pompa asi yang tadi dicuci. Selesai menyusu, Alif gue serahterimakan sama nenek kakeknya sementara Dewi ganti baju dan gue memanaskan motor. Jam tujuh kurang sepuluh semuanya siap dan kita berpamitan. Air mata tak sempat tumpah karena kita sudah terlambat lima menit dari waktu deadline. Dan gue mengebut sejadi-jadinya untuk menghindari ada yang telat di hari pertama masuk.
"Enak ya mboncengin ibu-ibu yang udah gak hamil lagi, bisa ugal-ugalan...", Gitu kata Dewi di jalan.
Alhamdulillah meskipun jalan Kuningan lagi lebih macet dari biasanya, kita bisa sampai lebih cepat. Cuman ya itu, ternyata banyak yang kelupaan dibawa. Besok lebih baik lagi ya...
Kamis, 14 September 2006
What a nice surprise...
Barusan Dewi dan Alif mampir ke kantor. Senangnya bisa memamerkan 'hasil karya' ke teman-teman sekaligus membuktikan bahwa cerita-cerita gue soal bayi akhir-akhir ini adalah nyata dan bukan ilusi belaka ^_^. Tapi terutama, gue ternyata kangen banget sama Alif. Mencium baunya menghilangkan kepenatan dan kejenuhan yang tadinya gue rasain. Setelah mereka pulang, gue jadi pengen ikutan pulang.... (hmm, maunya...)
Rockstar Wannabe(s)...
Semalam, gue bertemu lagi dengen beberapa teman lama. Gue hampir gak jadi pergi karena hari itu tiba-tiba pekerjaan datang bertumpuk. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya gue putuskan. Gue memang peduli dengan deadline gue. Tapi peduli setan. Jadi gue tetap pergi.
Teman-teman lama ini bukan teman biasa. Namun teman ngeband gue. Dulu jaman kuliah gue sempat 'menemukan' beberapa teman dengan masalah sama, skill musik pas-pasan, kesenangan dengan musik rock, dan tidak ada teman seide buat bermusik. Akhirnya kita memutuskan buat ngeband iseng-iseng, sekedar mengisi waktu luang dan bergembira bersama.
Sebagai band yang lebih banyak bercanda, kita sama sekali tidak produktif. Selama dua tahun waktu kita bersama, praktis lagu yang sempat kita hapal diluar kepala cuma delapan lagu. Pas buat manggung di acara kampus dua kali. Emang cuma sempat manggung segitu. Mungkin kalo dikasi manggung sekali lagi, kita bisa apal 12 lagu. Benar-benar pas-pasan. Lagu yang kita bawakan juga agak ngacak, berhubung selera kita berempat emang beda-beda. Dari Led Zeppelin, Pearl Jam, Mr. Big, The Wonders, REO Speedwagon, Jimi Hendrix, sampai The Beatles. Lho kok lawas semua gini? Iya lah, yang penting kan maeninnya tetep cadas! *ngacung tiga jari*. Meskipun skillnya ngepas, untuk ukuran Jatinangor yang saat itu sangat kekurangan hiburan bermutu, kita sempat digila-gilai penonton panggung kampus (maksutnya ditunjuk-tunjuk sambil diteriakin, "Gila...gila.."). Aliran musik kita adalah aliran gembira. Maeninnya gembira, yang nonton (kalo ada) juga gembira.
Sayangnya band kita akhirnya vakum akibat kesibukan masing-masing. Karena cuma dua tahun dan delapan lagu itu juga kita belum sempat punya groupies, apalagi fanbase. Mimpi menjadi rockstar masa depan yang akan menyelamatkan umat manusia dengan musik kita pupus sudah.
Semalam, setelah hampir delapan tahun dan beberapa senti kemajuan di perut masing-masing kemudian, kita bertemu lagi. Meskipun dari berempat hanya gue yang masih cocok berpenampilan sebagai anak band, kita memutuskan buat main lagi. Dan kali ini lagi-lagi buat iseng-iseng (meskipun kabarnya skill bermainnya ada peningkatan, bukan gue tentunya :D). Karena kalo dipikir-pikir mau manggung di mana? Mungkin di pesta ulang tahun Warakawuri atau tujuh belasan RT mana gitu.. Tapi yang penting kita berkumpul lagi. Lagu-lagu baru (tapi lawas. teuteup :D) dipertukarkan, dan dua minggu lagi kita berkumpul buat mencoba ingatan kita membawakan alat musik. Kalo ada yang bisa bawain alat musik dan kira-kira senasib dan mau bergabung buat bergembira bersama, boleh lho... Syaratnya, jangan bercita-cita ngetop (kecuali efek samping aja), dan kalo bisa maennya jangan jago-jago amat, kesian ntar kita minder :P
Ahh, those heartwarming memories...
PS.
Nama band kita dulu adalah Frost Kibatodos. Ada yang tau darimana kita dapet nama itu? :D
Rabu, 06 September 2006
malam pertamaku... *blush*
Tadi malam aku mengalami suatu kejadian yang tak akan kulupakan seumur hidupku. Aku pun tak tahu mengapa ini bisa terjadi, karena baru pertama kalinya aku mengalami ini. Setelah semua itu selesai, masih dengan tubuh yang bermandikan peluh... aku berpikir dan aku merasa... menyesal. Aku merasa karena kebodohanku ini terjadi. Namun semuanya sudah terlambat. Semalam aku pulang dengan gundah bagaimana menceritakan kepada istriku aib yang terjadi... Aku tak ingin ia menyesal punya suami sebodoh aku... Maafkan aku, istriku... Aku menyesal, dan tak akan mengulanginya lagi...
Semalam, aku kehabisan bensin di jalan dan harus mendorong motorku hingga pom bensin terdekat...
Semalam, aku kehabisan bensin di jalan dan harus mendorong motorku hingga pom bensin terdekat...
Selasa, 05 September 2006
*garuk-garuk*
Sebagai seorang laki-laki, kadang gue merasa diri gue kurang komplit. Dan gue menyalahkan masa kecil gue yang sepertinya selalu menaruh gue di tengah-tengah pergaulan yang kurang bisa mengajarkan hal-hal penting sebagai seorang laki-laki...
Misalnya, gue gak bisa main kelereng. Herannya dari dulu gue gak pernah punya teman yang ngajak gue main kelereng. Paling main bulutangkis, robot-robotan, main sepeda, tapi gak pernah main kelereng. Dan layangan. Jadinya gue juga gak bisa main layangan. Gue pernah cari ikan di kali, tapi gak bisa main layangan.
Selain itu gue juga gak bisa bersiul. Gak pernah gue berada di tengah teman-teman yang menganggap bersiul itu suatu tanda pergaulan, atau kata sandi buat masuk markas rahasia. Gak ada juga yang bisa gue minta ajarkan karena bokap pun gak pernah gue liat bersiul. Nah karena ini juga gue jadi berkesimpulan makanya gue gak bisa main gitar sampe sekarang (meskipun sebenernya gue ikut les gitar aja kali ya? Ato les bersiul? Farabi atau Yamaha Music School buka kelas siul? Kenapa gak ya? Padahal kan itu bermusik juga...)
Gue juga gak bisa berenang. Padahal sepanjang sekolah selalu ada pelajaran renang. Dan gue berusaha menyerap semua elmu yang diajarkan bapak guru yang biasanya mesum dan lebih suka mengajarkan anak perempuan itu, tapi tetap sia-sia. Gue cuma bisa gaya bebas dan gaya katak. Itu pun mesti berhenti tiap berapa meter untuk ambil nafas. Gue juga mesti berenang pakai kaca mata, soalnya kalo gak bisa dipastikan gue berbelok dan nyasar karena gue gak tahan mata gue kena air. Gue juga udah berusaha belajar tiap ada kesempatan. Hasilnya, udah dua kali hampir hanyut ke laut lepas, dan gak terhitung berapa kali hampir tenggelam di kolam lima meter... Gimana nanti gue ngajarin anak gue ya?
Nah satu lagi masalah gue adalah gue gak bisa memberi kado. Ngasihnya bisa, belinya juga kadang-kadang bisa. Tapi menebak dan memilih kado apa yang tepat buat seseorang itu gue paling gawat. Kalo belanja buat sendiri gue bisa cepet, tapi gue bisa berjam2 di mall karena bingung mau beli kado apa buat orang. Gue gak masalah beli kado yang agak mahal, misalnya (itu juga kalo uangnya ada ^_^), tapi itu malah seringkali bikin gue beban. Kalo udah beli mahal ternyata yang dikasih gak suka gimana? Meskipun itu buat orang yang gue udah kenal lama, ternyata tetep aja gue gak bisa. Tandanya gue kurang perhatian? Mungkin juga ya... Tapi gue seringkali berusaha menyelidik dari jauh2 hari dan tetep aja clueles.... huhuhuhuhuh...
Hari ini istri gue berulang tahun, dan gue bingung mau kasih apa.....
Misalnya, gue gak bisa main kelereng. Herannya dari dulu gue gak pernah punya teman yang ngajak gue main kelereng. Paling main bulutangkis, robot-robotan, main sepeda, tapi gak pernah main kelereng. Dan layangan. Jadinya gue juga gak bisa main layangan. Gue pernah cari ikan di kali, tapi gak bisa main layangan.
Selain itu gue juga gak bisa bersiul. Gak pernah gue berada di tengah teman-teman yang menganggap bersiul itu suatu tanda pergaulan, atau kata sandi buat masuk markas rahasia. Gak ada juga yang bisa gue minta ajarkan karena bokap pun gak pernah gue liat bersiul. Nah karena ini juga gue jadi berkesimpulan makanya gue gak bisa main gitar sampe sekarang (meskipun sebenernya gue ikut les gitar aja kali ya? Ato les bersiul? Farabi atau Yamaha Music School buka kelas siul? Kenapa gak ya? Padahal kan itu bermusik juga...)
Gue juga gak bisa berenang. Padahal sepanjang sekolah selalu ada pelajaran renang. Dan gue berusaha menyerap semua elmu yang diajarkan bapak guru yang biasanya mesum dan lebih suka mengajarkan anak perempuan itu, tapi tetap sia-sia. Gue cuma bisa gaya bebas dan gaya katak. Itu pun mesti berhenti tiap berapa meter untuk ambil nafas. Gue juga mesti berenang pakai kaca mata, soalnya kalo gak bisa dipastikan gue berbelok dan nyasar karena gue gak tahan mata gue kena air. Gue juga udah berusaha belajar tiap ada kesempatan. Hasilnya, udah dua kali hampir hanyut ke laut lepas, dan gak terhitung berapa kali hampir tenggelam di kolam lima meter... Gimana nanti gue ngajarin anak gue ya?
Nah satu lagi masalah gue adalah gue gak bisa memberi kado. Ngasihnya bisa, belinya juga kadang-kadang bisa. Tapi menebak dan memilih kado apa yang tepat buat seseorang itu gue paling gawat. Kalo belanja buat sendiri gue bisa cepet, tapi gue bisa berjam2 di mall karena bingung mau beli kado apa buat orang. Gue gak masalah beli kado yang agak mahal, misalnya (itu juga kalo uangnya ada ^_^), tapi itu malah seringkali bikin gue beban. Kalo udah beli mahal ternyata yang dikasih gak suka gimana? Meskipun itu buat orang yang gue udah kenal lama, ternyata tetep aja gue gak bisa. Tandanya gue kurang perhatian? Mungkin juga ya... Tapi gue seringkali berusaha menyelidik dari jauh2 hari dan tetep aja clueles.... huhuhuhuhuh...
Hari ini istri gue berulang tahun, dan gue bingung mau kasih apa.....
Jumat, 01 September 2006
coba jelaskan!
Ada yang tau penjelasan ilmiahnya dari mata kedutan? Apa penyebabnya? Mengapa bisa terjadi? Bagaimana menanggulanginya?
Udah dua hari ini mata gue kedutan. Rasanya ganggu banget. Kata bos gue itu akibat kelelahan syaraf. Masa sih? Iya sih gue lagi ngerasa lumayan cape. Wiken kemaren dihiasi dengan mengerjakan pekerjaan kantor. Sampe hari ini rasanya kalo bangun pagi berat banget. Rasanya sampe pengen bolos kantor gitu istirahat di rumah. Tapi masa bolos kantor dengan alasan, "Maaf bos, kemaren mata saya kedutan.." Gak mungkin lah yaw...
Untungnya ini udah hari terakhir kerja minggu ini. Meskipun tidak menjadi mudah juga gara-gara listriknya mati dua kali pagi ini. Tepat di saat gue baru mau ngesave pekerjaan gue. Selamat ya!..
Udah dua hari ini mata gue kedutan. Rasanya ganggu banget. Kata bos gue itu akibat kelelahan syaraf. Masa sih? Iya sih gue lagi ngerasa lumayan cape. Wiken kemaren dihiasi dengan mengerjakan pekerjaan kantor. Sampe hari ini rasanya kalo bangun pagi berat banget. Rasanya sampe pengen bolos kantor gitu istirahat di rumah. Tapi masa bolos kantor dengan alasan, "Maaf bos, kemaren mata saya kedutan.." Gak mungkin lah yaw...
Untungnya ini udah hari terakhir kerja minggu ini. Meskipun tidak menjadi mudah juga gara-gara listriknya mati dua kali pagi ini. Tepat di saat gue baru mau ngesave pekerjaan gue. Selamat ya!..
Langganan:
Postingan (Atom)