Kamis, 29 Juni 2006

..demikian kata bapak pimpinan yang kebakaran jenggot padahal gak punya jenggot...

"All,
Ini kelihatannya agak serius menanggapi hasil kita nih. Bisa-bisa kita akan di pitch dari pack design seperti halnya [brand X]. Siapa bisa dia dapet ATLnya. Cari waktu yuk supaya lebih serius nanganinya kalo nggak mau keilangan account ini. Ngak ada alasan ada kerjaan lain. Semua ada kerjaan lain.
Txs."

Email ini disebarkan kepada semua anggota tim yang menangani account yang dimaksud. Ini setelah si klien memberi tanggapan atas desain yang kita ajukan. Bukan gue yang buat karena pada waktu itu gue sedang mengerjakan pekerjaan lain yang sama urgentnya. Yang bikin desain seorang freelance yang sampe sekarang gue belum pernah lihat batang hidungnya. Dan ternyata klien tidak puas.

Gue paham bahwa ini salah satu account yang penting. Tapi begitu bapak pimpinan sampai pada:

"Ngak ada alasan ada kerjaan lain. Semua ada kerjaan lain."

Gue naik darah. Pada saat gue membaca imel, jam menunjukkan waktu 9 malam dan gue lagi mengerjakan pekerjaan klien lain yang akhirnya membuat gue baru bisa pulang jam setengah lima pagi. Dan gue tau pekerjaan yang dimaksud. Gue dulu pernah menanganinya, berbulan-bulan hanya untuk desain packaging karena klien selalu berubah pikiran. Apa bapak pimpinan segitu menutup mata terhadap load pekerjaan kita di belakang? Apa memang bapak pimpinan menganggap kita suka mencari-cari alasan untuk menghindari pekerjaan? Apa bapak pimpinan pernah meluangkan waktu untuk melihat bagaimana kita selalu kurang koordinasi dalam banyak hal dan pernah mencari solusinya? Apa bapak pimpinan pernah merasa cukup punya wibawa di hadapan klien untuk mencari solusi rasional dan efektif untuk kebutuhan klien daripada harus mengerjakan semua permintaan klien, seabsurd apapun itu? Apa bapak pimpinan menyadari bahwa morale karyawan sudah begitu rendah dan ngin segera hengkang dari perusahaan?

Mungkin tidak. Bisa jadi karena bapak tidak ada waktu untuk itu karena banyak pekerjaan.

Ngak ada alasan ada kerjaan lain, pak. Semua ada kerjaan lain.


Selasa, 27 Juni 2006

Suatu sore di depan kotak...

Si laki-laki tampak sedang mencari sesuatu sambil berdiri di depan mejanya.
Si perempuan berdiri di sampingnya.
Apa yang mereka bicarakan tak terdengar dari tempat gue berdiri.
Sesekali mereka tertawa.
Si laki-laki masih mencari sesuatu yang tak kunjung ketemu.
Tiba-tiba...hap!
Si perempuan mencium pipi si laki-laki.
Dan mereka berdua tersenyum.
Gue secara reflek memalingkan muka gue, mencoba melihat ke arah lain.
Lho, kok gue yang ngerasa jengah ya?
Kok gue yang merasa gak enak ya?
Kan yang lagi bermesraan tanpa diketahui pasangan sahnya bukan gue?
...


Senin, 26 Juni 2006

Seorang ayah dan seonggok eek berwarna kuning...


Berhubung lahir lewat persalinan normal, dua hari setelah kelahirannya Alif dan ibunya sudah diperbolehkan pulang. Jadilah hari Kamis minggu lalu kita lalui dengan suka cita. Anak gue pulang! Setelah melewati prosesi yang diikuti oleh kedua orang tua dan kedua pasang kakek dan nenek, akhirnya Alif selamat tiba di tempat.

Siangnya gue memutuskan buat masuk kantor berhubung gue udah kabur selama dua hari. Setelah memastikan keadaan di rumah aman dan terkendali, gue cabut. Di kantor sesekali gue menelpon rumah buat memastikan keadaan Alif. Ternyata dia seharian rewel dan gak mau minum. Dia juga gak bisa ditaruh dan suhu badannya tinggi. Akhirnya gue memutuskan malamnya kita balik ke dokter.

Malam itu setelah diperiksa, ternyata ketahuan kalo kadar bilirubinnya mencapai 16,10. Dan dokter menyuruh kita untuk memasukkan Alif ke terapi bluelight. Dengan berat hati dan derai air mata, kita melihat Alif ditutup matanya dan diinfus cairan (karena dia sudah dehidrasi sedang). Malam itu gue dan Dewi pulang dengan perasaan sedih.

Dan hari-hari besoknya diisi dengan bolak balik ke rumah sakit. Terutama untuk Dewi menyusui Alif atau membawakan ASInya. Juga untuk memantau hasil tes tiap harinya. Dewi yang seharusnya beristirahat memulihkan diri gak bisa ditahan untuk tidak menengok Alif setiap hari. Dan gue berada dalam posisi serba salah karena kalo gue melarang Dewi, dia pasti stress, sementara gak dilarang dianya bisa kecapekan... haaahhhhh...

Alhamdulillah setelah dua hari disinar, Alif sudah diperbolehkan pulang. Meskipun masih terlihat kurang aktif, dia sudah terlihat lebih segar. Hanya saja kakak gue mengingatkan untuk terus memantau kondisinya. Bisa dilihat dari berapa banyak dia minum dalam sehari. Aktif tidaknya, dan apa warna urine dan fesesnya. Dua hari pulang di rumah, fesesnya masih berwarna hijau tua, dan gue sudah berpikir untuk kembali memeriksakan Alif, kini dengan dokter yang berbeda, untuk memastikan kesehatannya.

Tadi malam, seperti biasa dia pup setelah minum. Dan pada saat gue membersihkannya, gue melihat kalau fesesnya sudah berwarna kuning. Gue girang banget. Bayangin jam satu malam gue girang ngeliat eek warna kuning. Mudah-mudahan ini tanda Alif kondisinya semakin membaik. Amin...

PS.
Setelah kejadian ini, gue jadi sadar kalo rumah sakit tempat Dewi lahir dan dokter-dokternya itu memang agak o'on... Sebagai orang tua baru yang masih lugu, gue tidak merasa dilibatkan untuk tau kondisi anak gue. Gue mau protes. Kemaren sih lupa protes karena gue dan Dewi panik :D Untung banyak yang ngingetin. Kalo mau melahirkan, atau istrinya yang mau melahirkan, diinget2 buat jangan pulang dari RS sebelum dapet laporan kondisi anak lu ya....



Minggu, 25 Juni 2006

A.L.I.F


Fadhilah besar dengan Fadhilah kecil

Akhirnya anggota ketiga band keluarga The Fadhilahs datang juga. Perkenalkan Aidan Lazuardi Ilham Fadhilah (Alif) pada terompet *posisi sementara karena saat ini daya sedotnya yang mengagumkan dan pipi tembemnya yang meyakinkan*. Berikut foto-foto pertamanya saat dan sepulang dari rumah sakit.

Kamis, 22 Juni 2006

20.06.2006.. Tanggal paling ajaib dalam kehidupan gue...



Hari Senin kemarin, selepas dzuhur, gue dan Dewi berangkat ke rumah sakit dengan harap-harap cemas. Gue dan Dewi udah pasrah, bagaimanapun caranya nanti, mudah-mudahan anak kita bisa lahir dengan sehat.

Setelah direkam jantungnya, Dewi mulai diinfus jam setengah tiga sore. Reaksinya langsung terasa, meskipun hanya kontraksi ringan. Ringan dalam arti Dewi masih bisa ngobrol santai dan ketawa-ketawa, sambil ngitung jarak kontraksinya yang per satu jam, kemudian per setengah jam. Sampai malam dan semua tamu pulang, masih aja begitu. Padahal cerita-cerita seputar persalinan pertama yang katanya kontraksi hebatnya bisa terasa 10 sampai 24 jam gak bisa lepas dari ingatan. Kalo jam segini aja belon terasa apa2, mau lahir kapan neh?

Jam setengah sebelas malam, Oom dokter datang berkunjung untuk memonitor perkembangan. Setelah memeriksa, Oom dokter berkomentar, "Wah, ini sih kalo gak besok malem, ya hari rabu lusa." Gue dan Dewi bengong, "Lama amat dok?", dan Oom dokter cuma ketawa sambil menyuruh kita buat bersabar.

Berhubung katanya masih lama, akhirnya gue dan Dewi memutuskan buat tidur aja.

Jam setengah satu, Dewi terbangun karena kebelet pipis. Dia kaget ngeliat tempat tidurnya udah basah. Curiga itu air ketuban, mbak suster dipanggil buat meriksa. Ternyata benar sudah bukaan tiga. Selesai diperiksa, barulah kontraksi yang dinanti-nanti itu datang. Dari yang terakhir ingetnya setengah jam sekali langsung jadi lima menit sekali. Gue berkali-kali mengingatkan Dewi untuk mengatur nafas untuk menyimpan tenaga, sementara orang tua dan sodara-sodaranya Dewi langsung datang menengok.

Jam tiga, kontraksinya udah makin dekat. Dewi dipindahkan ke kamar bersalin. Setelah diperiksa ternyata udah bukaan tujuh. Sejam kemudian, sekitar jam empat, bukaan delapan. Dokter sudah mulai masuk ke ruangan, dan tinggal gue yang menemani Dewi, bersama Oom Dokter, dan dua orang suster.

Akhirnya dimulailah drama penuh aksi tersebut. Agak panik gue melihat Dewi mulai kehilangan kesadaran dan mengejan dengan salah. Akibatnya anak gue keluarnya pelan sekali, sedangkan Dewi mulai keliatan lemas. Suster yang berjaga di sebelah kiri menumpukan sebelah kakinya di dinding sambil kedua tangannya mendorong perut Dewi persis kaya orang dorong truk mogok. Sampe tempat tidurnya bergeser saking kuatnya si suster ngedorong. Setelah ketegangan semakin memuncak, akhirnya anak gue mulai terdorong sedikit demi sedikit. Mulai dari ujung rambutnya, telinganya, lalu bahunya yang kemudian ditarik oleh dokter. Kemudian anak gue dipompa keluar cairan dari hidung dan mulutnya, dan pertama kalinya itulah gue mendengar suaranya menangis. Dan tanpa sadar mata gue dah bocor gak bisa berhenti, dan gue akhirnya meluk Dewi supaya gak ketahuan nangis sama suster-susternya :D. Gue gak bisa menggambarkannya dengan kata-kata, cuman kalo ada yang nanya rasanya bagaimana, gua cuma bisa bilang ,"Mejik... ajaib banget. Bener-bener life-changing experience." Dan kata-kata pertama yang gue dengar dari Dewi setelah itu adalah, "Nanti lagi kapan-kapan aja yaaaa....." :))

Akhirnya, pada jam 4.53 menurut suster, pada tanggal cantik yang dipilih dengan cerdas oleh anak gue, 20 Juni 2006, anak gue lahir ke dunia lewat persalinan normal. Kami namakan dia Aidan Lazuardi Ilham Fadhilah (dipanggilnya terserah sih, tapi kita manggilnya Alif). Aidan berarti 'bersemangat' karena waktu hamil dia aktif banget, dan kita berharap dia tidak jadi pemalas seperti ayah ibunya :D, Lazuardi bisa berarti warna biru seperti langit, warna kesukaan ibunya, atau langit pagi hari, seperti saat lahirnya. Ilham karena kita ingin dia menjadi orang yang inspiring dan mau terus belajar, dan Fadhilah dari nama gue yang artinya kebaikan, karena gue pingin memulai klan Fadhilah :D

Satu-satunya kekhawatiran gue sekarang adalah kalo anak gue ini ikut SPMB, pasti banyak ngabisin waktu buat ngisi buletan2 kolom nama aja...

Welcome aboard son, tolong bersabar menghadapi ayahmu ini ya...






Minggu, 18 Juni 2006

Mohon do'anya ya...

Alkisah hari Jum'at kemarin kita memeriksakan kehamilan Dewi yang sudah meleset empat hari dari perkiraan kelahiran versi dokter. Selagi di USG, kok ya tumben-tumbennya anak gue bisa kelihatan mukanya dari yang biasanya gak keliatan apa-apa (kata Dewi anaknya ganteng berhidung mancung, kata gue mah, gambarnya agak-agak kabur...:D). Apa artinya? Artinya anak gue, yang ternyata posisinya belum benar-benar turun, masih dengan semangatnya berjumpalitan di dalam sana dan mengakibatkan posisinya kembali berputar 180 derajad dari posisinya yang sudah benar minggu lalu.

Lalu, pak dokter bertanya kepada Dewi, apakah sudah siap melahirkan?

Do'i memberi dua opsi. Satu: tunggu seminggu lagi, jika tidak ada kemajuan juga ya dicesar. Cuman pak dokter gak suggest pilihan ini karena dia tidak suka menunggu hingga bayi kehabisan air ketuban atau kualitasnya memburuk. Atau dua: diinduksi dan dimonitor perkembangannya. Jika dalam dua hari tidak ada kemajuan ya dicesar.

Pilihan yang berat karena dari awal kita kepingin Dewi bisa lahir normal. Dan gue tau ini membuat dia senewen banget karena sudah mendengar berbagai cerita mengenai induksi. Tapi eniwei, saat ini prioritas kita adalah anak kita bisa lahir dengan sehat. Jadi siang ini Dewi akan mulai masuk rumah sakit buat diinduksi. Mudah-mudahan dalam dua hari ini perkembangannya bagus sehingga dia bisa lahir normal. Mohon do'anya ya...



Jumat, 16 Juni 2006

zombie mode: ON


Dah lumayan lama gue gak lembur gila seperti semalam. Baru sampai rumah pas adzan subuh. Jam sembilan sudah diharapkan kedatangannya di tempat klien untuk presentasi. Kesadaran gue rasanya cuma setengah bar, bawaannya pengen tidur. Gue salut banget sama teman-teman gue yang tetap bisa kreatif dan penuh vitalitas meskipun dengan jam tidur lebih sedikit daripada gue... Ternyata memang akhirnya yang berbicara adalah usia gue yang sudah mendekati uzur ini, uhukk, uhukkk *efek batuk darah*

Tapi herannya pas Jum'atan yang biasanya ngantuk malah segar bugar. Jadi bisa dengerin khutbah dengan lengkap. Mesti introspeksi sholat gue nih...

Dan mengenai presentasinya... Klien bilang dia inspired sama ide-ide kita. Namun dia bilang itu dengan muka lempang. Kalo kata temen gue itu tanda2 klien mulai bosan dengan kita. Apa benar? Meskipun klien yang satu ini seringkali menyusahkan daripada menyenangkan, tetep aja gue agak sedih kalo mereka memutuskan buat hengkang. Terutama mengingat akibatnya pada kesehatan perusahaan....

Hari ini Bapak ulang tahun. Untung tadi presentasi deket rumah, jadi pulangnya bisa kabur sebentar numpang cium tangan dan makan siang. Nanti sore kabur cepat-cepat ah...



Kamis, 15 Juni 2006

Ternyata...

...kalau terlibat dalam pembicaraan berbahasa Inggris, lewat dari sepuluh menit gue akan mengalami kesulitan mengkonstruksi kalimat yang mudah dimengerti. Kemampuan menemukan kata-kata yang tepat menjadi menurun, dan makin lama kalimat gue akan makin sulit dipahami.

...kalau menggambar manusia, apakah itu anak-anak ataupun dewasa, terutama wanita. Gue selalu kesulitan menggambar kaki. Biasanya pasti betis terlalu besar dan panjang kakinya aneh.

Huhuhuhuhuh! Ayo berlatih!


Rabu, 14 Juni 2006

Selamat!


Selamat hari ulang tahun buat Ibu Ranger, semoga dimurahkan rejekinya dan sehat selalu hingga ranger2 berikutnya.

Pagi ini juga sepupu gue Nadia dan Ariel berhasil melaunching putra pertamanya dengan selamat dan sehat. Berarti sudah empat dari enam anggota kloter pertengahan 2006 yang sudah lahiran, membuat Dewi istri gue makin senewen sahaja dan langsung mengajak gue untuk menemaninya jalan2 pagi yang juwawuuuhhh :P
 

Selasa, 13 Juni 2006

Ah, the pressuuuurrrrreeeee.......

Anak gue akan lahir kapan saja...

Klien gue bilang kita tidak smart, tidak inspired, dan tidak committed...

Klien gue sudah diambang menyerahkan account kepada agency lain...

Rekan-rekan kerja banyak yang sudah cabud...

Gue butuh penghasilan tambahan...

Sayangnya gue gak bisa punya waktu tambahan...

Aaarrrggghhhhh!!!


Pemanasan sebelum 30 Juni (part 2)




Mr. Luthor memegang kristal? Apakah itu Kryptonite? Superman bertekuk lutut! Ledakan! Kehancuran! Kolor merah! Nantikan akhir bulan ini...

Senin, 12 Juni 2006

Pemanasan sebelum 30 Juni (part 1)




Mr. Luthor menemukan Fortress of Solitude? Ia berencana membunuh jutaan orang? Superman baru kembali? Dari mana? Lois Lane punya anak?

Minggu, 11 Juni 2006

Nguung...

Pagi ini gue sampe kantor lebih telat setengah jam dari biasanya. Namun apa yang terjadi sodara-sodara? Kantor gue masih sepi banget. Baru satu orang yang dateng dan itupun bukan OB gue. Kantor macam apa ini? Apakah semua orang masih jet-lag sepulang bersenang-senang dari Pelabuhan Ratu? Kan pulangnya udah dua hari yang lalu? Apakah ini pengaruh dari Piala Dunia? Hmmm... Hebat! Sampe ibu2 di kantor gue penggemar Piala Dunia juga dong. Berarti tinggal gue di dunia ini yang gak gemar, huhuhuhuhuh...

Dewi istri gue udah mulai mengambil cuti hamilnya. Dan sampai hari ini tidak ada tanda-tanda anak kita mau keluar. Masih betah kayanya. Dan hari-hari kemarin diisi dengan pemandangan Dewi dikeroyok sama ibu dan sodara-sodaranya, semua memencet-mencet perutnya sambil mengintimidasi anak gue supaya cepat lahir. Dah pada gak tahan, katanya..

Wiken kemarin gue mengantarkan Dewi buat senam hamil (seperti biasa..), dan berbelanja buat bulan ini. Salah satu penyakit gue dan Dewi yang sampe sekarang masih sulit sembuh adalah, kita berdua ini sering banget belanja impulsif. Kadang2 gue masih bisa ngerem, kadang2 pula Dewi masih bisa ngerem, tapi kalo dua-duanya udah blong... kacaw deh. Biasanya yang kita beli adalah makanan, dan gue gak mau ngelarang karena namanya ibu hamil pengen ngemil (eh, rhyming :D) masa dilarang. Cuman kemaren secara impulsif gue dan Dewi beli TV! Sadis! Malamnya sambil nonton TV itu gue mikir2 ngapain ya kita beli TV? Meskipun belum punya, tapi kita kan gak butuh-butuh amat. Meskipun lagi diskon harganya murah, tapi kan teuteup kita masih punya kebutuhan lain... Hadooooh!


Kamis, 08 Juni 2006

Gak jodoh apa ya?

Seminggu ini gue dan tim bekerja blindpigging (membabi buta) mengerjakan materi campaign salah satu klien gue. Pekerjaan ini begitu pentingnya sampai melibatkan bapak CD yang ekspat yang terkenal berhasil membawa agencynya memenangkan award. Enam kepala bertarung menghasilkan ide-ide yang kita presentasikan kemarin... dan ditolak mentah-mentah sama klien.

Gak mentah-mentah banget sih.. Ada beberapa poin yang klien suka. Tapi itu tidak menyentuk masalah mendasarnya. Core idea-nya. Trus sepulang presentasi gue nyoba cari tau apa yang salah ya? Gue tau kualitas tim gue. Mereka semua kapabel (kecuali gue kayanya :D). Trus salahnya di mana? Mulut gue terasa pait ngeliat klien menerima presentasi kita dengan muka kecut, tapi lebih pait lagi karena gue gak tau kenapa gue dan tim gak berhasil kali ini. Padahal klien sudah keliatan usaha ngasih brief yang beda dari biasanya. Teuteup aja gak inspiring. Apa kita emang gak jodoh? Gak berbicara dalam bahasa yang sama? Hmmm.. gaswat juga ya...

Untungnya gue masih bisa bergembira akibat gue akhirnya berjodoh dengan web browser yang menyenangkan. Setelah sering mengigit jari karena browsing multiply sering quit dengan semena-mena (gue sebelumnya make IE dan Safari), akhirnya gue menemukan si rubah api Firefox. So far gue browsing multiply dengan sadis dan tidak pernah ada masalah. Tampilannya sederhana tapi fungsional. Tab sebagai pengganti halaman bertumpuk. Jendela download yang lebih bersahabat. Ah, aku suka kamyuu rubah apikyuuu....

Besok kantor gue mau outing ke Pelabuhan Ratu. Hmmm.. Dua perjalanan ke Pelabuhan Ratu selang sebulan dimana gue seharusnya ada di sana. Bulan lalu teman2 gue, sekarang ini. Ada apa dengan Pelabuhan Ratu? Apakah Ratu Laut Selatan memanggilku? Hii.. gak ah, mending gue nungguin istri gue yang lagi siap-siap melaunching anak pertama kami (namanya siapahaaaa!!) daripada ketemu Ratu Laut Selatan. Lagian mungkin gue akan kecewa kalau dia tidak seperti Yurike Prastica...